Sorry for typo(s)...
Happy reading ^^
----------------
Langkah kakinya terhenti. Matanya terpaku pada sebuah pemandangan didepan mata yang cukup menyakitkan untuk hatinya. Sebuah kotak yang sedari tadi dia genggam terlepas dan jatuh menghantam permukaan tanah. Sedang, tangan satunya yang menggenggam payung perlahan melonggar, membiarkan payung itu tidak memiliki tumpuan untuk tetap tegak berdiri melindungi tubuhnya yang masih terpaku. Payung itu jatuh terlepas dari genggaman tangannya. Tidak dia hiraukan rintik air hujan yang mulai membasahi tubuhnya. Fokusnya tertarik pada seseorang di depan sana.Tangan kanannya terangkat perlahan, bergerak secara merambat dan berhenti di depan dadanya yang berdenyut dengan denyutan yang menyiksa. Sesak. Meremat tempat itu saat sesuatu di dalam sana terasa diremas dengan tangan penuh duri. Menyakitkan. Sangat menyakitkan.
Wajahnya menunduk perlahan, tak kuasa untuk terus memerhatikan. Kini matanya menatap kosong pada ujung sepatu hitam yang dia kenakan. Sekitaran matanya mulai terasa panas dan tenggorokannya tercekat, membuatnya tidak bisa menelan ludahnya sendiri. Rasanya seperti menelan ribuan duri.
Tak kuasa menahan sesak dan sakit yang semakin menghujani dadanya, seperti air hujan yang kini tengah mengguyur tubuhnya, tetesan air itu jatuh perlahan menghunus tanah berselimut rumput di bawah kakinya dan bercampur dengan air hujan. Tetes air yang menyeruak dari sudut matanya. Sesak. Tangannya semakin meremat dada. Bahkan kini tetesan air hujan yang mengguyur tubuhnya terasa seperti tikaman dari jutaan belatih.
•
In The Rain
•
"HARRA!!!" Velin berlari kecil sebelum melompat untuk mengalungkan tangannya pada leher Harra, saat melihat pemuda itu berjalan sendirian melewati gerbang sekolah.
"HEI! Hei! Lepasin!!" seru Harra saat tubuhnya menunduk karena tubuh Velim lebih pendek darinya. Dia mengenyahkan lengan Velin yang dengan seenak jidatnya menyampir pada lehernya.
"Hais! Kau ini!!"
Pekikan terdengar setelah Harra mengucapkan itu. Dia lalu mengambil langkah seribu setelahnya, meninggalkan Velin yang sedang mengusap keningnya—yang tadi dia sentil—dengan wajah kesal campur ringisan. Velin lalu langsung mengejar Harra yang sudah memasuki area sekolah, sambil mengumpati pemuda jangkung itu.
Anak-anak lain yang melihat aksi kucing-kucingan Harra dan Velin hanya menggelengkan kepala pelan atau mengatai kekanakan. Kegiatan pagi seperti itu merupakan hal biasa bagi mereka, melihat dua orang dengan jenis kelamin berbeda itu selalu ribut. Sudah makanan setiap hari.
Harra mengatupkan kedua tangannya didepan dada sambil memohon ampun pada Velin yang saat ini berdiri di depannya dengan wajah merah padam karena kesal. Harra sudah terpojok saat ini, berdiri di pojok belakang kelas dengan punggung lebarnya yang menempel erat pada loker.
Velin berkacak pinggang dengan seringai iblis yang berhasil membuat bulu kuduk Harra meremang. Sungguh Velin sangat menyeramkan saat sedang seperti ini bagi Harra, tapi entah kenapa dia selalu saja senang menjahili Velin. Selain tampak menyeramkan, Velin saat marah pun terlihat sangat menggemaskan di mata Harra.
"Akh!" Harra meloncat-loncat dengan satu kaki, sedangkan kaki satunya dia angkat sambil dia usap-usap, tepat di tulang keringnya yang baru saja Velin tendang dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OS] In The Rain
Storie breviIni cerita pasaran tentang seseorang yang mencintai sahabatnya.. Tapi sebisa mungkin aku kemas dalam bentuk beda agar tidak sama dengan kisah-kisah lain di luar sana... Ini kisah tentang Praharra Rahardian dan Arvelin Archie... Dan yang pasti, ini...