Teringat masa lalu

28 3 4
                                    

Amira POV

Ck.. apes banget gue hari ini udah motor rusak, pelajaran guru killer semua, kena hukuman lagi, dan sekarang... gue harus pulang jalan kaki sampai rumah huhh.. yang bener aja jarak sekolah sama rumah lumayan jauh. Ini semua gara-gara kakak satu-satunya gue itu, Dion. Andaikan dia kakak yang baik kalau tau gue kesusahan gini pasti ngebantu bukannya malah ninggalin gini.. ahhh enggak-enggak secuek-cueknya dia, sejahat-jahatnya dia, dia juga tetep kakak gue gak bakal ada yang berubah. Harusnya gue sadar seburuk-buruknya kakak gue itu dia yang selalu bantuin gue ngerjain PR tambahan dari guru killer. Setidaknya gue sedikit beruntung punya kakak kayak dia, ingat! hanya S.E.D.I.K.I.T. gak niat muji dia sih tapi gue akuin itu nyata.

Author POV

Amira berjalan menuju ke rumah dengan air hujan yang turun dan membasahi diri Amira yang kurus dan tidak terlalu pendek itu. Amira sangat menikmati perjalanannya tersebut walau tadi ia sempat mengeluh karena harus pulang berjalan kaki tapi karena hadirnya hujan ia lebih menikmati jalannya. Sekarang ntah mengapa air yang turun tersebut dapat mengalihkan pikirannya. Amira jadi teringat cerita masa kecilnya dahulu saat musim penghujan di jepang ia sering berjalan-jalan menikmati setiap rintik hujan Bersama ayahnya. Dahulu keluarganya sangat begitu bahagia tepatnya keluarga yang harmonis. Ayah Amira dahulu bekerja di jepang sebagai arsitek dalam pembuatan kapal. Ibu amira pada saat itu hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Jika libur ayah Amira sering mengajak keluarganya berjalan-jalan walau hanya di sekeliling yang terpenting komunikasi keluarganya tetap terjaga. Namun sekarang telah berbeda, semuanya berakhir Amira yang sekarang bukanlah Amira yang dahulu yang selalu ceria. Semenjak ayahnya tiada sekitar 4,5 tahun yang lalu Amira menjadi wanita yang banyak berubah mulai dari sikap, penampilan, bahkan gaya bergaulnya yang sekarang lebih tertutup kepada orang umum. Ibu Amira juga menjadi sibuk, mengingat posisinya yang menggatikan ayah Amira sebagai tulang punggung keluarga.

"ck.. hujannya tambah deres mana baju gue basah banget lagi gue harus cepet-cepet pulang keburu jadi meriang nih badan." Oceh Amira yang langsung bergegas untuk mencapai rumahnya.


Wkwk ceritanya susah dimengerti + nggantung gitu kayaknya:v ahh biarin namanya juga baru awal belajar buat hehe

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang