Karena tidak ada yang tahu cara kita akan bertemu,
Tidak ada yang tahu cara kita berpisah
Karena tidak ada alasan yang menyimpulkan tentang pertemuan kita
Dan alasan yang menyimpulkan kita harus berpisah
Semua telah tercipta
Antara waktu dan garis takdir sudah ada yang menentukan.
-Edeweiss-
***
Jam istirahat dimulai, Amira menjalankan kakinya menuju taman belakang sekolah sambil membawa buku novelnya dan sebotol minuman yang telah ia beli di kantin tadi. Amira walau sifatnya seperti itu ia sangat rajin membaca, sejujurnya bukan rajin hanya saja dunia membaca lebih asyik dan tenang dari pada harus banyak berbicara karena baginya itu sangat menyebalkan. Disaat Amira tengah fokus membaca ada sesuatu yang mengenai kepalanya. Bukkk..
"Aww..." desis Amira saat benda itu jatuh dan mengenai kepalanya. Untung hanya sebuah botol sehingga tidak terlalu sakit. Sejujurnya jika Amira tahu siapa yang melakukannya maka ia ingin balas dendam kepada pelakunya. Amira tidak rela waktu bersantainya di ganggu dengan hal yang dapat merusak moodnya itu.
"Permisi.. saya minta maaf jika mbak terluka karena lemparan botol saya" ucap laki-laki berawak tinggi yang menghampiri Amira. Setelah perkataan itu terucap yang awalnya Amira tak peduli Amira jadi menengok ke laki-laki itu. Amira menatap wajah itu namun setelah beberapa detik Amira mengalihkan pandangannya.
"Halo.. mbak..mbak enggak apa-apakan? Kok diam saja?" tanya laki-laki itu lagi
"Ahh siapa? Gue? Gue enggak apa- apa kok cuma kebentur botol aja enggak bakal mati juga"
"iya juga mbak tapi saya takut kalau kepalanya mbak sakit atau gimana gitu kan jadi masalah"
"Elah... udah enggak bakal terjadi apa-apa sama gue tenang aja, gue mau bilang lain kali kalo lo sama temen lo main jangan sembarangan ini tempat umum kasian yang keganggu aktivitasnya gara-gara masalah kayak gini"
"iya mbak saya minta maaf "
"Bagus kalau gitu, oiya satu lagi jangan panggil gue mbak berasa tua banget gue."
"Lha terus saya harus panggil apa?"
"Panggil Amira aja itu nama gue. Gue juga masih kelas 2 jadi jangan panggil pake embe-embel MBAK !"
"Iya, kalau nama saya Fahreza Ega Wijaya panggil aja Reza anak baru kelas 3 IPA 2"
"O gitu kakak kelas baru ya... mmmm bodoamat deh, gue cabut dulu"
"Kalau gitu salam kenal ya"
"Hmm" jawab ketus Amira.
Sejujurnya Amira ingin balas dendam ia ingin menghukumnya dengan cara mengerjainya namun melihat jika anak laki-laki itu kakak kelas baru hati Amira sedikit tak tega dan alhasil Amira memaafkan kesalahan tak disengaja itu.
Vote and coment masukannya ya..:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss
Teen FictionAmira Himalia Leda, seorang wanita remaja yang hidup sederhana dan hanya tinggal bersama kakaknya dan ibunya. Banyak kisah yang terukir di hidup Amira termasuk apa arti bunga Edelweiss bagi Amira sehingga bunga itu teramat penting dalam hidupnya?