Semakin gue perhatiin lo, semakin lo terlihat menggemaskan
Raga berjalan jalan di hari Minggu yang ia tunggu, didalam kesunyian perumahannya serta dikelilingi pohon rindang di tepi jalan membuat dirinya terasa semakin sejuk. Memakai kaos maroon polos dan celana jeans membuat dirinya semakin terlihat tampan.
Seperti biasanya juga Raga membawa kamera kesayangan untuk mendokumentasikan moment hari Minggu ini, menjepret sana sini, iseng tapi bagus.
Ketika Raga sedang asyik menjepret pemandangan di perumahan nya, ia melihat seorang gadis familliar duduk ditepi jalan dan didepan pohon rindang dengan berpose duduk kaki di silangkan dan tangan memegang handphone. Raga tersenyum sendiri dan ia sengaja menjepret pose gadis itu.
"Lo lucu ya, De" ucap Raga sambil tersenyum melihat foto Dea hasil jepretan dia sendiri
Raga berjalan melewati gadis itu, kepalanya nunduk berusaha supaya si gadis itu tidak melihat kehadirannya didepan gadis itu. Kalo gadis itu tau, bisa perang di awal Minggu yang indah ini.
"Raga"
Langkah Raga terhenti sejenak mendengar panggilan suara gadis manis itu
Shit
Raga membalikan tubuhnya, menengok ketepi jalan lebih tepatnya melihat gadis itu.
Raga hanya menaiki alisnya aja dengan bermaksud "ada apa?""Sini! Temenin gue" , ucap gadis itu
Raga setengah kaget mendengar tawaran dari gadis itu. Bagaimana mungkin mereka disekolah sering bertengkar tetapi dirumah akur seperti mickey and minnie. Raga tidak menjawab dulu, tetapi dia melihat raut muka memalas gadis itu dengan sangat terpaksa dia menghampiri gadis itu.
"Mau ditemenin sampe kapan?", tanya Raga tanpa basa basi
"Sampai selamanya, gue mau lo disini terus. Disamping gue", Jawab Dea dengan kepala yang tiba tiba berada di pundak Raga.
Wth, Seorang gadis seperti Dea yang suka cari ribut dengan Raga dan tidak mempunyai sopan santun bisa ngegombal. Mungkin Dea lagi setres.
Tidak ada percakapan setelah Dea menggombal itu, Raga tidak menjawab tetapi dirinya tersenyum.
Saat ini Raga seperti sedang terbang jauh, lebay sih iya. Tapi ini yang dia rasakan sekarang. Semenjak kenal Dea, Raga terasa sangat senang sekali, sampai sampai Raga merasakan tidak ingin kehilangan Dea.
Dea semakin teranyuh di pundak Raga, rasanya begitu nyaman sekali. Pundak Raga yang terasa pas dikepala Dea, rasanya seperti dibantal empuk walaupun Raga badannya tulang semua.
"De," , Raga memulai percakapan, "Jalan yuk, bosen gue disini terus", sambung Raga
Memang sudah hampir 20 menit mereka duduk di tepi pohon rindang tanpa ada percakapan sekalipun.
Dea terdiam dulu, kemudian
"Ayukk!", jawab Dea semangat, mengangkat kepalanya dari pundak Raga
"Mau jalan kemana Ga?", tanya Dea kemudian
"hmm", Raga mikir dulu
Raga hm hm agak lama, Dea yang tadinya menunggu jawabannya dengan muka senang berubah menjadi cemberut
KAMU SEDANG MEMBACA
READY?
General FictionREADY? Cinta yang membutuhkan kesiapan, tanpa ada kata "tapi" . yang siap berkorban, yang siap menjalani bersama sama. siap merasakan sakit hati dan kegembiraan, serta siap merasakan kehilangan. *** Raga yang harus memastikan kesiapan Dea untuk m...