Dea membuka pintu rumahnya sedikit pelan, seperti maling yang mengendap ngendap masuk ke rumah orang. Bagaimana tidak seperti ini, Dea sangat takut kalo bundanya marah sekali karena hari ini Dea sudah main seharian dan tidak meminta izin ke bundanya atau ayahnya.
Beruntung sekali Dea malam ini, ia tidak melihat sesosok bundanya berada diruang tamu. Mungkin bundanya sudah tidur. Langkah Dea menuju kamarnya seperti biasa, tidak seperti maling lagi.
Ketika sampai depan kamarnya, Dea membuka pintu.
"Habis darimana aja De?", suara Karina, bundanya yang tiba tiba sekaligus membuat Dea kaget
Dea hanya setengah membuka pintu kamarnya, kemudian ia terdiam dahulu.
"De?bunda nanya loh, kamu darimana?", tanya Karina lagi
"Mmm.. Dea... Da..ri..", kali ini Dea menjawab tapi terbata bata
"Darimana? Kasih tau bunda. Kamu engga macam macam kan?",tanya Karina penuh detail
"Enggalah bun, tadi Dea habis jalan jalan sama temen Dea, udah itu doang", jawab Dea jelas
"2 sahabat kamu itu?", tanya Karina lagi
Dea mengangguk
"Gausah bohong deh, tadi mereka ke rumah. Mau ngajak kamu main, tapi bunda bilang kamu lagi keluar", ucap bundanya terpotong, "Terus tadi ada cowok yang bilang pacar kamu, nama nya itu raf. Siapa gitu bunda lupa", lanjut nya
Dea terdiam, benar benar tidak tahu harus jawab apa. Perkataan bundanya begitu detail membuat dirinya skakmat. Dea sangat takut sekali, bundanya akan marah ketika bundanya tau Dea habis jalan dengan cowok lain, apalagi bundanya tidak tahu cowok itu.
Karina merhatikan anak gadinya itu, terdiam seperti ketakutan.
"Jujur aja, kamu habis darimana?", tanya Karina lagi
"Jalan jalan bunda, tadikan Dea udah bilang", jawab Dea
"Sama temen? Temen yang mana?", tanya Karina lagi semakin penasaran
"Temen Dea kan banyak bunda, bukan itu itu aja", jawab Dea beralasan agar bundanya tidak banyak tanya lagi
Karina mengangguk dan percaya saja apa kata anak gadisnya itu
"Terus kalo raf? Pacar ka.." , pertanyaan bundanya terpotong ketika Dea membuka pintu kamarnya lebih lebar
"Udah ya bun, Dea mau tidur, ngantuk banget. Besokan Dea harus sekolah, selamat malam bundanya Dea", ucapan Dea dengan manis kemudian masuk kekamarnya.
Karina hanya menggelengkan kepala atas tingkah laku anak gadis semata wayangnya itu seperti orang sedang mengumpati perasaan
****
Dea berbaring ditempat tidurnya setelah bersih bersih diri. Menatap langit langit kamarnya yang indah dan tersenyum sendiri membayangkan wajahnya Raga ketika seharian tadi, rasanya Dea ingin merasakan itu lagi.
Dea membuka ponselnya, membuka aplikasi line.
"250+ notification from RaflyAthallah"
Kemana aja sih?
Gak ada kabar?
Tidur seharian ya?
Dea jangan lupa makan.
padahal aku mau ngajak kamu jalan.
Rafly kangen DeaMasih ada lagi chat banyak dari pacarnya. Entah kenapa Dea tidak ingin membalas pesan dari pacarnya itu. Melainkan mencari teman di line
KAMU SEDANG MEMBACA
READY?
Ficción GeneralREADY? Cinta yang membutuhkan kesiapan, tanpa ada kata "tapi" . yang siap berkorban, yang siap menjalani bersama sama. siap merasakan sakit hati dan kegembiraan, serta siap merasakan kehilangan. *** Raga yang harus memastikan kesiapan Dea untuk m...