05 ㅡ Not As Usual

9.3K 705 1
                                    

Semua berjalan seperti biasa. Taehyung pergi bekerja di restoran, Vangly terkadang menunggunya di rumah atau menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di mall, lalu malam harinya mereka bercinta.

Namun pada hari itu Taehyung pulang sedikit larut lantaran beralasan menggantikan shift satu kawannya yang sedang tidak masuk kerja. Vangly saat itu sedang menunggunya pulang, duduk-duduk santai di sofa sembari menonton acara televisi ditemani satu toples keripik kentang kesayangannya.

Tiba-tiba Taehyung muncul, ia membuka pintu secara kasar, tentu membuat Vangly terlunjak kaget.

"Ya! Pelanlah, Tae."

Taehyung tak mengindahkan pekikan gadisnya seolah terkesan tak ada penghuni lain kecuali dirinya sendiri di sana. Ia lantas berjalan dengan limbung menuju kasur.

Tepat saat lampu ruangan menyorot sempurna, Taehyung yang kelihatan mabuk membuat kedua pupil si gadis membesar. Vangly terkejut bukan main, ia buru-buru bangkit menghampiri Taehyung.

"Tae, aㅡapa yang terjadi padamu? Tae, kau kenapa? Jawab aku."

Taehyung masih memasang ekpresi datar, meski keadaannya jauh dari kata baik. Kaos birunya begitu juga jaket kesayangannya tak luput dipenuhi noda darah. Wajahnya yang putih turut terkena percikan-percikan darah segar di sana. Vangly panik.

"Taehyung, jawab aku! Kau kenapa? Beritahu aku mana yang terluka." Tangis Vangly nyaris pecah karena kegugupannya. Ia mencoba selidik pada tubuh kekasihnya, namun hasilnya nihil, tak ada luka di sana.

Tiba-tiba Taehyung menggenggam kedua lengan Vangly. Sontak tatapan mereka saling beradu.

"Ayo, kita main," ucap Taehyung datar seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Tanpa diduga, bahwa kenyataan menyeramkanlah yang Vangly temui.

Taehyung menggiring tubuh Vangly dengan kasar dan membantingnya di atas kasur. Taehyung tidak pernah melakukan ini sebelumnya, percayalah. Ia lekas melucuti pakaian yang menutupi tubuhnya dengan gerakan cepat. Tanpa peduli dengan ekspresi terkejut yang terpajang pada wajah Vangly. Taehyung sudah tanpa busana sekarang.

Tanpa basa-basi Taehyung segera menghamburkan diri menindih tubuh gadisnya. Melumat bibir tipis itu dengan rakus. Belum lagi lidah Vangly yang ia sesap paksa, membuat Vangly mengerang sakit. Lelaki itu lantas mengeksplor leher jenjang gadisnya tanpa ampun. Serangan Taehyung benar-benar membabi buta, membuat gerun merambati benak Vangly.

"Tae, pelan. Ahh, kumohon."

Percuma, Taehyung seolah tuli. Ia hanya ingin menyelesaikan kegiatannya. Meski kedua tangan Vangly sudah bergerak liar menjambak bahkan kuku-kuku cantik itu menggores bahunya, Taehyung tak peduli.

Biasanya, Taehyung akan melakukannya dengan halus dan membuat Vangly mabuk kepayang. Namun kali ini tampaknya lelaki itu bosan dengan tindakan lembut. Taehyung malah merobek kaos tipisnya.

Terkejut? Tentu saja. Memangnya apalagi yang bisa dirasakan Vangly selain terkejut?

Taehyung melucuti semua benda yang menyelimuti tubuh Vangly secara paksa. Setelahnya, menyesap kedua puting sang gadis tanpa ampun secara bergantian yang sukses membuat Vangly menahan air mata.

"Tae-ahh.. kau menyakitiku."

Sekali lagi Taehyung benar-benar tidak peduli, meski sekarang bulir-bulir bening itu sudah berlinang dari kedua sudut mata gadisnya.

Satu lengannya sibuk mengocok si junior sementara mulutnya masih betah bermain di buah dada sang gadis.

Hingga setelah ia bereaksi, tanpa menimbang-nimbang lagi Taehyung lekas memasukkan kejantannanya pada lubang vagina Vangly.

Taehyung menggerakkan pinggulnya dengan tempo cepat. Namun Vangly tak mendapatkan kenikmatan di sana, beda halnya dengan yang mereka lakukan biasanya. Yang Vangly tahu saat ini Taehyung hanya menyakitinya. Maka itu ia memutuskan untuk buka mulut dan mengucapkan sesuatu yang sempat terlintas.

"Tae, tenanglah-hmmph-kau hanya akan menyakiti kita berdua. Kumohon-ahh."

Vangly tak sempat menyelesaikan kalimat lantaran Taehyung yang mendadak memberikannya hentakan hebat di sana.

Shit! Vangly merasakan nyeri teramat karena gerakan Taehyung yang membabi buta itu. Ia sama sekali tak bisa menikmati permainan ini. Namun Taehyung tetap saja menggenjot tanpa ampun, meski peluh mulai bercucuran dan membuat rasa perih menyeruak di punggungnya lantaran goresan-goresan yang dibuat Vangly tanpa sadar.

"Tae, hentikan. Percuma saja jika kau terus bergerak dengan pikiran kacau seperti ini. Kumohon."

Air mata Vangly kemali tumpah, tetapi tak ada balasan di sana. Taehyung tetap ingin menyelesaikannya.

Entah sudah berapa lama Taehyung melakukan gerakan yang sama agar mencapai puncak.

Hingga akhirnya, si junior berhasil mengeluarkan cairan putih itu. Tak ada desahan panjang di sana, Taehyung langsung terduduk lesu di atas kasur. Berbeda dengan Vangly yang langsung mengapit kemaluannya dengan kedua paha yang saling beradu. Ini menyakitkan.

Kedua manik itu menatap Taehyung lamat-lamat, sementara si pemuda masih terduduk lemah dengan tatapan kosong. Beberapa waktu hening, hingga Taehyung buka suara.

"Maaf." Detik berikutnya terdengar isak kecil menguar. "Maafkan aku, Vangly."

Vangly yang semula ingin memaki, mengurungkan niat dan bangkit untuk membawa Taehyung ke dalam dekapannya.

"Tidak apa-apa, Sayang." Sang gadis mengecup lembut puncak kepala Taehyung dan mengeratkan pelukannya. Taehyung pun balas memeluk. "Tenang saja. Aku di sini, Tae."

° ° °

[M] Point Of Weakness • Kth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang