Bab: tujuh

2.3K 259 3
                                    

Happy reading~~~












Mengurung diri, tidak mempedulikan panggilan di ponselnya yang terus berdering. Duduk di tengah kasur dengan memeluk lututnya sendiri, tatapan jaejoong kini kosong, seperti tak ada jiwa di dalamnya.

Haruskah jaejoong menerima yu mi yang ternyata ibu kandungnya, ataukah memilih melupakan semuanya. Ia dan yunho bersaudara, walaupun dimata tuhan ia di perbolehkan menikah dengan yunho tapi hati jaejoong tercubit.

Yunho adalah sepupunya, kenyataan yang membuatnya entah harus tertawa atau menangis meraung meratapi nasibnya yang selalu di penuhi kesedihan.
Jaejoong ingin hidupnya bahagia, ia lelah menderita.

" apa yang harus aku lakukan ?" Ujar jaejoong lirih pada udara hampa. Ia mendongak memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih, ia ingin menjadi warna putih. Tanpa luka dan tanpa goresan noda, tapi ia tidak bisa, tuhan sudah menggariskan kehidupannya.

Jaejoong memejamkan matanya, merebahkan tubuhnya yang lelah karena duduk semalaman tanpa dapat ia memejamkan kedua matanya barang sedetik pun.

Haruskah jaejoong kembali ke seoul, tempat dimana semua luka dan kesedihan pernah ia rasakan.

Jaejoong merindukan ayahnya, merindukan kwon boa yang ternyata bukanlah ibu kandungnya, jaejoong ingin melihat keadaan kakaknya yang di rawat di rumah sakit jiwa.

" ayah...kakak...ibu.... Aku merindukan kalian." Lirih jaejoong dengan suara parau. Ia sangat merindukan keluarganya di seoul.

Yu mi menghampiri keponakannya yang mondar mandir tak jelas sejak beberapa menit lalu, matanya yang tajam memperhatikan gerak gerik yunho yang sangat menghawatirkan seseorang.

" ada apa yun, apa terjadi sesuatu dengan jaejoong ?" Yu mi bertanya dengan nada khawatir yang sangat kentara.

Yunho berhenti mondar mandir, ia menatap bibinya yang terlihat khawatir sama sepertinya. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha menghilangkan pikiran buruknya tentang jaejoong.

" ponsel jaejoong tidak bisa di hubungi sejak semalam, aku khawatir terjadi sesuatu padanya bibi." Yunho menjawab dengan cemas, nafasnya seolah tersendat di lehernya, ia begitu mencemaskan jaejoong.

Yu mi terdiam, ia merasa bersalah, jaejoong pasti sedih karena kehadirannya. Mengganggu kehidupan putri kandungnya yang telah di tata ulang setelah yunho pernah menghancurkan hidup jaejoong sekali.

Yu mi duduk di sofa panjang ruang tamu kediaman choi seunghyun, tangannya gemetaran. " ini semua salahku, Harusnya aku tidak mengatakannya kepada jaejoong, ia pasti sangat terluka." Gumam yu mi pelan yang masih bisa di dengar oleh yunho.

" jangan berkata seperti itu bibi, Jaejoong memang harus tahu yang sebenarnya."

Yu mi menggeleng, tangannya saling meremat mengurangi gemetaran yang melandanya. " tidak yun, bibi yang salah. Ia pasti shock."

Yunho mendekati bibinya, menyentuh bahu yu mi dengan pelan. " aku akan menemui jaejoong, memastikan keadaannya apakah dia baik-baik saja atau tidak bi." Yunho berusaha menenangkan bibinya yang ketakutan akan keadaan jaejoong.

Yunho akan menemui jaejoong, tidak peduli jika wanita itu akan mengusirnya setelah ia sampai di rumah pribadi jaejoong.

Yu mi menggenggam tangan Yunho di bahunya, telapak tangan yu mi terasa dingin. " cepatlah, kau harus memastikan jaejoong baik-baik saja yun. Bibi percaya padamu." Yu mi beramanat kepada keponakannya. Menatap yunho dengan penuh harap.

Yunho mengangguk pasti, memasang wajah tenang andalannya walaupun hatinya masih di liputi kecemasan.

Yunho bergegas pergi menuju rumah Jaejoong, meninggalkan bibinya yang melantunkan do'a untuk jaejoong dan yunho.

Every Heart That LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang