Who Am I?

22 3 2
                                    

"Ahmad!!"

Pasti Ayu, tuh anak bener2 bikin snewen sore2 begini dateng kekantor pake manggil nama Ahmad lagi. Udah tau ngga suka dipanggil gitu masih aja. Emang si kampret, untung sayang.

Cepat2 ku menggelengkan kepala untuk membawa kesadaranku untuk menghadapi Nyonya Nimas Ayuningtyas Prasetya itu. Ia sudah ada dilobby kantor dan berjalan menghampiriku dengan wajah ditekuk, Aku duga pasti ia sedang bertengkar lagi dengan si Radit-pacar kesayangannya- itu.

Dan selalu kaya gini, setiap berantem datengnya ke gue tapi giliran lagi baikan boro2 inget gue. Gue ingetin buat dateng ke acara kantor aja balesnya setengah abad kemudian.

"Ahmadd!! lu kemana aja sihhhhh!!lama banget turunnya ngapain aja diruangan"ucapnya dengan kesal karena aku baru saja turun setelah membaca pesannya setengah jam yang Lalu.

"Suka2 gue lah. Kantor2 gue!kenapa lagi sama Radit? Heumm? Eh stop panggil gue Ahmad, harus bilang berapa kali sihhhh, susah banget dibilangin"Dengan merangkul pundaknya aku berjalan beriringan dengannya menuju ke basement kantor untuk menuju dimana Mobilku terparkir

mengabaikan pandangan siap menerkam dari sang pemilik pundak itu tersebut.

"Ye, Nama lo kan AHMAD ARFAREZA WISNUTHAMA!! jadi salah gue dimana manggil lo dengan Ahmad? Ha?! Ini tangan minta disleding apa gimana?minta dibawa ketukang reparasi besi?"

"Semerdeka lo deh Mas, pertan... "

"Apa? Lo panggil gue apa? MAS? Emang gue Mas2 Bakso apaaa?"

Aku hanya tersenyum manis kearahnya lalu seraya membukakan pintu mobil untuknya sebelum menjawab protesannya yang membuatku tersenyum geli. "Nama lo kan NIMAS Ayuningtyas. Salah gue dimana manggil lo Mas?" setelah mengucapkan kata itu aku segera menutup pintu penumpang karena Ayu sudah duduk dengan cantik disana lalu berjalan memutari mobil CRv hitamku untuk masuk kedalam dan duduk dikursi pengemudi.

"Pertanyaan gue tadi belom lo jawab"ucapku seraya menjalankan mobilku keluar dari area Basement untuk mengantarkannya pulang.

"Pertanyaan apa?lo ngga nanya apapun"Sahutnya tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel digenggamnya,

"Mau gue doain Amnesia lo? Lagian lo masih muda, udah pikun aja. Apalagi lo kalo tua ntar. Makanya ini otak,"ucapku menoyor pelan kepalanya dengan telunjukku "jangan diisiin Artis korea Mulu. Begini kan jadinya"

"Ahmad ih, pala gue difitrahin tau. Main noyor2 aja. Bayar sini kalo mau noyor gue! "Dengan mulut yang mengerucut Ia memprotes tindakanku yang mengganggu aktifitas Stalking artis korea favoritenya si sinar tinggi itu.

"Oh mau itung2an? Boleh. Bayar sini kali lo nangis dipelukan gue, Bayar sini kalo lo udah nyampah diappartement gue dengan tissu bekas ingus lo, bayar sini kalo lo makan pas stress gara2 si Radit, Bayar sini kalo lo Minta jemput gue kalo pas ditinggal Radit pergi, Bayar sini kalo lo Pake hape gue cuma... "

"Sebutin terusssss sebutinnnnnn!! "

"Itu mulut ya ngga bisa dijaga banget didepan gue, kalo sama Radit aja dimanja2in, dialus2in. Giliran sama gue ngga ada baiknya sama sekali, padahal gue lebih dari Radit."

"Zaa..."suara itu, Oh tuhan suara bergetar menahan tangis itu. Aku paling benci disaat ia seperti ini, ingin rasanya aku meninju orang yg telah membuatnya seperti ini. Akhirnya aku menepikan keSPBU terdekat, jalan satu2nya menenangkannya adalah memeluknya dan membiarkan ia nangis selama mungkin didekapanku.

Aku melepas selfbeltku dan membuka selfbeltnya "Sini" merengkuhnya kedalam dekapanku memberi pengertian jika semua akan baik2 saja dan menunjukan ada sosok diriku yang siap melindunginya setiap waktu.

"Hiks.. Hiks"

"Nangis yang puas, kaya biasanya aja Yu. Lampiasin aja semua keGue"
Tak ada sagutan dari bibirnya karena terlalu sibuk terisak. Entah apa masalahnya dengan Radit hingga ia menangis selama setengah Jam dan membuatnya terlelapnya saking lelahnya menangis.

Akhirnya kulepaskan dekapanku, menegakkan badannya dan kusandarkan kekursi samping pengemudi menarik sabuk pengaman dan memikirkan ketubuh ramping nan Indah tersebut.

"Radit adalah orang yang brengsek buat lo Yu.Tapi kenapa lo masih aja bertahanin. wanita dan perasaan Tulusnya. Yang berpontensi terkena Sakit Hati yang berlebihan. Bahkan makan Hati.

♬♬♬

"Trus? Lo apain itu cewek?" terlihat Ayu menampakan wajah yang tidak kusukai yaitu merengut seraya mengaduk2 kwitio goreng kesukaannya tanpa minat.

"Gue ngga apa2in lah ceweknya, gue gampar doang diBrengsek"

"Halah sekaranga aja udah ketauan diselingkuhin lo panggil Brengsek. Kemaren aja Sayang2an? Basi lo Yu"Balasku, enggan menanggapi sikapnya terhadap selingkuhan Radit dan lebih berminat mengoloknya. Itu akan melupakan masalahnya.

"Kampret lo emang Za, dukung gue kek. Kasih selamat kek apa gimana kek. Masih aja lo ngolok2 gue"ucapnya tak terima karena sikapku yang ini.

"Kurang dukungan gue elo? Kurang pengorbanan gue? Ya seengaknya Bagus deh ketauannya sekarang. Lebih cepat dari prediksi gue."

"Prediksi apa maksut lo?jadi Lo udah tau?"ucapnya menatapku dengan tatapan menuduh yang membuatku mengangkat kedua bahuju seraya menyeruput teh hangat dari gelas langsung yang tadi kupesan.

"Iya. Tapi lo kan ngga pernah percaya. Yang ada diotak lo kan gimana bisa lo sama dia terus walau lo sakit. Anggep aja pengorbanan. Bullshit! Makan tuh pengorbanan lo sekarang."

"Mulut lo Za"

"Kenapa sama mulut gue?"

"Nyinyir!"

"Tapi benerkan?"dia mengangguk,menatapku dengan wajah yang sulit diartikan "Ya udah.Mulai sekarang,lupain perasaan Lo sama Radit.Buang jauh2,bakar kalo perlu biar jadi butiran debu. Mulai lembaran yang baru, banyak yang mau sama Lo Yu"

"Termasuk elo ngga Za?"

"Uhukkk.. Uhukk.. "Dengan cepat aku meminum teh yang disodorkan Ayu untuk menghilangkan rasa keterkejutanku yang berimbas tersedak makanan yang sedang bersarang dimulutku ketika Ayu mengucapkan pertanyaan itu.

"Pelan-pelan bisa kali, Za. Gue ngga minta nasi goreng punya Li, kaga doyan gue"ucapnya santai menerima kembali gelas teh hangat miliknya dan menunyeruput sedikit tepat dimana aku meletakan bibir ku pada bibir gelas tehnya "bekas bibir lo manis juga za, pasti bibir Lo bakal lebih manis"

Aku benar-benar terperangah dengan ucapan yg dilontarkan dari bibirnya yang tak terduga sana sekali oleh ku. "Yu, lo ngga abis kepentok kaca mobil kan pas tidur tadi?"tanyaku masih dengan muka terkejut.

"Kaga Lahhhhh.Gue pengen balik deh Za. Kangen ibuk sama Mbak Arum. Balik ah minggu depan ada long weekend kan? Gue minta cuti hari senin juga deh. Biar tambah lama."aku menyerngitkan alis bingung dengan sikap Ayu sekarang, tak biasanya ia seperti ini. Aku mencium bau2 tak sedao dari perilakunya sekarang.

"Ahmad Arfareza Wisnuthama"panggilnya sengaja memberi jeda agar aku menatap kearahnya "Ikut gue yuk kesemarang. Ketemu Ibu sama Mbak Arum. Mintai gue sama Ibu buat elo"

"Ha?"mataku rasanya ingin keluar dari tempatnya mendengar ucapan Ayu barusan, ia tidak sedang meminta aku melamarnya pada Ibu Ningrum dan Mbaknya kan? "Lo ngga lagi minta gue ngalamar Elo ke Ibuk kan Yu?"

"Iya. Gue lagi minta lo lamar gue ke Ibu sama Mbak Arum"Ayu benar membuatku spot jantung karena ucapannya, bagaimana bisa ia mengatakan secara terang2an agar aku melamarnya.

"Calon suami.Itu jawaban gue atas pertanyaan yg ada dikepala lo Ahmad Arfareza"

The End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of RezayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang