My Struggle

20 2 0
                                    

My Struggle.

   Karya: Dwi Putri Apriliani


Dalam bayangan malam ku berucap, dalam keheningan ku mencari. Dengan senyuman palsu yang juga miliki. Menjadi pusat perhatian seluruh raga di muka bumi. Aku, Shela, gadis perang yang tak mengerti kehadiran cinta.

Bahkan sampai sekarang tak ada satupun lelaki mengajarkanku akan cinta. Ku tak mengerti kenapa seluruh wanita tergila-gila dengan sang lelaki. Padahal merekakan sama saja manusia, yang membedakan hanya jenis saja. Entah kenapa, banyak yang merasa kehilangan, sedih, merana, kesal sendiri dan lainnya.

Lelaki buatku itu tidak terlalu penting. Sejak awal saja aku merasa tak waking bahwa mereka akan mendatangkan kebahagiaan untukku. Makanya aku tak mengetahui apa itu cinta sejati. Bahkan cinta monyet saja aku tak mengerti artinya.

Aku, Kevan Blake, lelaki yang jail, nakal, tak tau aturan, dan suka hidup di dunia bebas. Aku tak pernah merasa adanya seseorang yang dapat mengubah hidupku. Bahkan, ku sendiri saja malas untuk mengubahnya. Aku masih duduk di bangku SMA lebih tepatnya pada kelas 12.

Duniaku sangatlah asik. Namun, hanya dua hal yang selalu membuatku sedih. Yaitu keluarga dan cinta. Aku tak membuatnya keduanya itu. Bertemu saja tidak pernah.

Katanya, aku hanya di asuh dan dibiayai oleh kedua orang tuaku. Tadinya, aku merasa kesal. Ingin sekali ku merobek muka kedua pernah tuaku. Namun, banyak sekali orang yang dapat menenangkanku.

#Kevan POV

Saat ini aku sedang lari pagi mengelilingi komplek. Otot-otot yang ku renggangkan, serta udara sekar yang ku hirup. Kakiku terus saja berpijak mengelilingi. Mengikuti arah jalan.

Hingga beberapa saat kemudian ku tertarik seorang wanita.

"Jalan tuh pake mata!" bentakku padanya.

"Ma..... maaf, aku gak sengaja." Dirinya hanya menundukkan ketakutan.

Ku angkat dagunya agar aku dapat melihat wajah manis nya. Sungguh, cantik dan manis ciptaan Tuhan. Baru kali ini ada cewek yang muka hati gue, batinku.

"lain kali hati-hati ya?" ujarku agak melembut.

"Maaf ya sekali lagi. Aku beneran gak sengaja tadi."

"Gapapa, oya, nama kamu siapa?"

"Nama ku Shela, kamu?"

"Aku Revan Blake, panggil saja Revan. Salam kenal ya?"

"Salam kenal juga."

Setelah kejadian tadi aku dan dirinya makin akrab. Hingga beberapa bukan kemudian kami memutuskan untuk memulai jenjang pacaran.

Tak terduga bahwa aku telah memilikinya. Pada saat itu juga duniaku berubah karena nya.

"Kevan?"

"Iya?"

"Aku ingin berbicara penting sekali."

"Ingin bicara apa, hm?"

"Aku.... aku harus pergi," ujarnya lalu pergi dari hadapanku.

"Shela! Kamu mau kemana?!"

Aku terus saja mengejarnya. Ku tak peduli dengan kakiku. Yang ku pentingkan adalah jawaban darinya. Tak sempat ku mengejar dirinya telah memasuki sebuah mobil dan melakukan sangat jauh.

"Arghhhhhhhhhh!!! KENAPA JADI KAYA GINI?!"

Aku frustrasi. Saat itu juga ku bergegas menjalankan motorku untuk mencarinya. Sudah berkali-kali ku memutar kota ini namun tak ada jejak. Aku geram, hingga ku putuskan untuk pergi ke bandara. Ku harap dirinya ada di sana menungguku.

Sesampainya di sana aku langsung memainkan motor dan berlari memasuki bandara. Terlihat seorang wanita yang sedang menangis kepada orang tuanya. Dirinya sedang berpamitan. Melambai kan tangan ke arahku dengan senyuman mengembang. Tanpa menunggu waktu lagi ku mengejarnya dan meminta penjelasan. Namun, hasilnya nihil dirinya lebih dahulu memasuki pesawat.

"Tante, om, Shela akan kemana? Kenapa Shela gak memberitahu aku om?" Saat itu juga buliran air mata menetes di area pipi.

"Dia akan kembali. Terus lah berjuang dan simpan hatimu untuknya. Kami pamit, assalamualaikum."

"Wa... walaikumsalam, om, tante."

Ku tak menyerah. Ku tetap mencari keberadaannya, sekarang ku tengah menunggu pesawat. Beberapa menit kemudian giliranku memasuki pesawat. Negara yang ku kunjungi ialah Singapura.

Sesampainya di sana. Ku langsung menyuruh supirku untuk menjemput. Lalu, lu suruh dirinya pulang dengan sendirinya karena, mobil akan ku bawa. Ku kelilingi negara tersebut tanpa keluh kesah. Bahkan dengan inisiatif ku mendatangi suatu rumah sakit terkenal di sana.

Ku tanyakan kepada resepsionis akan nama kekasihku. Ternyata terdapat nama dirinya disana. Ku berjalan menuju tunangan tersebut dengan harapan agar dirinya baik-baik saja. Sesampainya di sepanjang rumahnya, hati kecil berberat hati untuk membukanya.

"Aku yakin kau akan baik-baik saja, sayang."

Ku buka pintu dan melihat seorang wanita yang ku sayangi tertidur pula dengan alat yang menempel pada tubuhnya. Buliran air mata membasahi pipiku. Ku dekat ranjangnya dan mengeluh pelan pucuk kepalanya, membuat snag empuk bergerak sedikit lalu, membuka matanya.

"Ke.... kev-an?"

"Ini aku, sayang! Kenapa kamu gak bilang kalau kamu sakit? Aku sudah seperti orang gila karena mencarimu,"

"Maafkan aku, sayang. Aku gak bisa menemani kamu lebih lama."

"No way! That's not true!"

"I love you, Kevan Blake! Bye, darling."

"No way, hiks.... Hikss don't go!"

Dirinya menutup matanya untuk terakhir kalinya. Hembusan nafas yang dulu terbuang kini hanya bayangan. Tak ada lagi Shela yang ku sayang! Semuanya hanya mimpi!

💥Mencintaimu dengan segenap jiwa, membawakan kesakitan yang kau rasakan.. Bahkan kau luangkan waktu sebentar u untuk kebahgiaanku. Terima Kasih Shela-ku, sayang. I love You💥

Life is SacrificeWhere stories live. Discover now