"Taetae hyung?"
Jungkook melihat taehyung membawa sebuah koper. "Sedang apa?" Tanya yoongi ketus.
"Hanya mengambil beberapa baju" taehyung menjawab dengan ketus juga.
"Hyung kau mau pergi lagi?" jungkook berucap lirih. Taehyung menatap jungkook sebentar lalu mendelik.
"Bukan urusanmu" Jungkook menatap taehyung dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hyung...bogoshipda" jungkook menunduk menahan isakannya.
"Masih tetap cengeng ternyata" gumam taehyung.
"Tidak tau diri" yoongi menatap taehyung tajam.
"Kau hidup karena dia, harusnya berterimakasihlah padanya" lanjut yoongi.
"berlebihan" taehyung berjalan keluar dari kediaman jeon. Jimin mengejar taehyung yang baru akan memasuki mobilnya.
"Sebentar" jimin menahan tangan taehyung. Taehyung menatap jimin.
"Mengapa kau tidak pernah mencoba mengerti dengan perasaannya?" Taehyung menatap jimin bingung.
"Dia merindukanmu, dia selalu sabar menunggumu datang" jimin terdiam sebentar.
"Hargailah pemberiannya, dia selalu menceritakan tentang dirimu kepadaku, terkadang aku selalu mendengarnya menangis saat malam hari, dia terus mengucapkan namamu, jadi aku mohon,,, demi jungkook. Pulanglah" jimin masih menatap taehyung.
"Itu tidak segampang yang kau pikirkan " taehyung mengalihkan pandangannya.
"Aku tau, tapi setidaknya cobalah kunjungi dia sesekali" Taehyung menatap jimin sebentar lalu langsung memasuki mobilnya.
Jimin menghela nafas melihat kepergian taehyung. Dia mengambil ponselnya lalu menelpon yoongi.
"Hyung aku harus pulang, maaf tidak bisa menemani jungkook"
"Gwenchana"
"Baiklah, selamat malam hyung"
"Nde"
"Aku tutup dulu hyung"
Yoongi memasukkan ponselnya kedalam saku celananya setelah dia mengangkat telpon dari jimin.
" Jungkookie" yoongi mendatangi jungkook yang sedang melamun di sofa.
"Gwenchana?"
"Dia membenciku hyung" yoongi menggeleng.
"Dia tidak membencimu, dia hanya butuh sendiri" Jungkook menatap yoongi.
"Sampai kapan dia ingin sendiri? Sudah 8 tahun dia ingin sendiri, haruskah aku menunggunya sampai aku mati hyung?" Yoongi terkejut mendengar perkataan jungkook.
"Maka dari itu...
.... berhentilah menunggunya." Jungkook menatap yoongi.
"Bolehkah?" Yoongi mengangguk.
"Aku akan mencobanya hyung" jungkook tersenyum pada yoongi.
Yoongi merengkuh tubuh jungkook. "Setidaknya mencoba untuk berhenti menunggu adalah hal yang baik, daripada lelah menunggu tapi tidak mendapat hasilnya." Yoongi mengelus rambut hitam adiknya.
"Apa kau lapar?" Jungkook melepaskan pelukannya.
"Ani, hanya saja aku mengantuk" yoongi mencubit pelan pipi gembil jungkook.
"Cha tidurlah dikamarmu" Jungkook menggeleng.
"Aku ingin bersama hyung" yoongi terkekeh melihat jungkook yang manja.
"Arraseo kajja" mereka berjalan kekamar yoongi.
"Jaljja kookie" yoongi mengecup dahi jungkook.
Malam ini jungkook akan mulai mencoba hal yang baru ia tidak akan lagi memandangi foto taehyung setiap malamnya, ia tidak akan lagi menangisi taehyung, dan ia tidak akan lagi...
... menunggu taehyung, karena ia tau masih ada yoongi, dan jimin yang akan membuatnya bahagia.
06.30
Kedua namja itu masih tertidur pulas. Hingga salah satu dari mereka terbangun dan turun dari kasur dengan perlahan.
Ia membuka tirai dikamarnya. Membuat namja satunya lagi menggeliat. "Kookie sudah pagi ayo bangun" Jungkook menggeleng lalu menaikkan selimutnya hingga menutupi wajahnya.
"Kau tidak mau bangun?" Yoongi tersenyum.
"Padahal kalau kookie bangun pagi hyung ingin menyuruh jimin pergi membeli eskrim bersamamu, tapi sepertinya kookie tidak akan bangun pagi, jadi eskrimnya tidak jadi" jungkook langsung terduduk dengan mata yang masih tertutup.
"Baiklah aku sudah bangun hyung" yoongi tertawa melihat kelakuan jungkook.
"Itukah yang kau sebut dengan sudah bangun?" Jungkook mengerjapkan matanya.
"Aku akan mandi dulu hyung" Jungkook keluar dari kamr yoongi dan berjalan kekamarnya.
Jungkook sudah rapih dengan memakai celana jeans selutut dipadukan dengan kaus putih polosnya.
"Pagi jungkookie~" sapa jimin yang melihat Jungkook turun kelantai bawah.
"Pagi jimin hyung" Jungkook duduk disamping jimin yang sedang menonton tv.
"Jimin hyung kata yoongi hyung dia memintamu mengantarkanku untuk beli eskrim" jimin membulatkan matanya terkejut.
"Dia memperbolehkanmu makan eskrim?" Jungkook mengangguk.
"hyung apa benar kau meyuruhku mengantarkan jungkook beli eskrim?" Tanya jimin pada yoongi yang duduk disamping jungkook.
"Kata siapa?" Jungkook menatap yoongi.
"Yak hyung!! Tadi pagi kau yang bilang begitu padaku" jungkook mengerucutkan bibirnya membuat yoongi tertawa.
"Aku hanya bercanda, jim antarkan kookie ya, tapi kookie ingat kau hanya boleh membeli satu, kau tidak boleh makan terlalu banyak eskrim" Jungkook mengangguk semangat.
"Gomawo hyung" jungkook mencium pipi yoongi sekilas lalu berjalan keluar rumah.
"Ingat jim hanya satu, jangan dengarkan rayuan dia jika dia meminta dua" jimin mengangguk lalu menyusul jungkook.
Jimin dan Jungkook sudah sampai di supermarket dekat rumah mereka.
"Hyung bolehkah aku membeli dua?" Jimin menggeleng.
"Ayolah hyung" Jungkook merengek pada jimin.
"Kau tidak ingin menginap di rumah sakit lagi kan kook?" Jungkook menggeleng.
"Baiklah aku ambil tiga, satu untukku, satu untuk jimin hyung, dan satu lagi untuk yoongi hyung" jimin tersenyum.
Jungkook dan jimin berjalan kekasir.
Brukk
Jungkook terjatuh saat seseorang tidak sengaja menabraknya.
"Kookie gwenchana?" Tanya jimin khawatir.
"Maaf ahjussi aku tidak sengaja" jungkook membungkukkan badannya.
"Ani gwenchana" pria itu mengangkat wajahnya.
"Waaa~ annyeong jimin sudah lama kita tidak bertemu" jimin terpaku melihat pria dihadapannya.
"Kau....."
Tbc
Maaf baru update, cuma mau bilang semangat buat semua yang mau uas 😊😊.
Aku butuh banget vote dan comment dari kalian 😊.
-🌹