SENJA BERSAMA KANDA

12 2 2
                                    

Sudah hampir 2 tahun aku berada di SMK Dharma Bangsa ini,sekolah yang sangat terkenal karena prestasi siswanya,hidupku sangat berbeda setelah aku masuk dalam organisasi Koperasi Siswa, terlebih setelah aku mengenal Indra pria berperawakan tinggi, kulit kuning langsat dan berhidung mancung, ya bisa dibilang dia memang tampan dan menjadi idola di sekolah ini, selain itu dia juga terkenal alim dan rajin.

Aku Paramita, semua orang memanggilku Mita, aku sering mendapat rangking 1, aku seorang yang perfeksionis dan pendiam. Aku masuk ke sekolah ini dengan jalur beasiswa prestasi karena aku berasal dari keluarga kurang mampu.
Teman-teman bilang aku cantik, tapi aku rasa tidak karena aku tidak bisa berdandan. Rambut kuncir kuda kadang dikepang adalah ciri khasku.

Awalnya aku samasekali tidak berniat ikut kegiatan ekstrakurikuler namun Bu Aliya,wali kelasku memaksaku dengan berbagai alasan yang menurutku terlalu idealis. Aku memang tau Kopsis itu telah menerima banyak penghargaan tapi tetap saja aku belum berminat karena aku menganggap di Kopsis kita haddnya menjual makanan ringan,minuman, alat tulis saja sampai akhirnya mbak Heni pegawai di Kopsis yang terkenal galak memohon-mohon padaku. Dan akhirnya aku mengiyakan permintaannya, dan mulai ikut seleksi pengurus baru.

Di hari tes tulis dan interview aku terlambat memasuki aula karena aku harus membantu temanku, aku berlarian dan akhirnya sampai di sana, semua peserta dan pengurus periode lama melihat padaku, mukaku merah, sambil tersenyum tiba-tiba Indra berkata: "Silahkan masuk, duduk aja ini soalnya" dan aku hanya menganggukan kepala sambil tersipu malu, aku hanya berharap  mengerjakan dengan benar dan segera pergi dari tempat itu.

Tiba tiba bu Asih pembimbingku meminta tolong dibelikan susu dan buah durian karena semua sangat sibuk tidak ada yang berangkat akhirnya aku dan Indra yang bersedia berangkat, kami berboncengan saat hujan. Sepulang dari membeli durian Indra menunjukkan pelangi yang sangat indah padaku, dan aku hanya merasa ini benar-benar romantis.

Mbak Shofia, Mbak Fauzia dan Rizki para pengurus lama itu sudah bersiap untuk mewawancarai pengurus baru, saat aku ditanya apa bakatku, aku jawab tidak ada, tiba-tiba mbak Heni berkata: "Dia itu pinter banget nyanyi, suaranya bagus, ayo Mit nyanyi". Tentu aku sangat kaget terlebih karena Indra juga melihatku, aku berulang kali menolak tapu mereka tetap memaksa akhirnya aku menyanyi sebuah lagu India dan lagu dangdut melayu.

Semua orang terkesima dan menyorakiku, mereka bertepuk tangan, dan Indra mengatakan kalau suaraku sangat bagus, pantas untuk menghibur para pengurus yang sering kelelahan bertugas. Dalam hatiku melonjak kegirangan, Aku terpilih menjadi Bendahara 1 dan Indra menjadi Sekertaris 1 dan sejak saat itu aku sering memikirkan dia, sering bekerja bersamanya samasekali tidak membuatku lelah. Kami sering bercanda, mbak Heni dan kakak-kakak pengurus lain sering menggodaku dengan si Indra ini. Bahkan di hari ulang tahunnya aku memberinya kejutan dibantu para pengurus yang lain.

Aku rasa perasaan itu bukanlah perasaan biasa,sampailah saat semua pengurus dan pembina Kopsis menyiapkan lomba Jambore di Pasir Putih Situbondo. Banyak hal harus kami persiapkan mulai dari menyiapkan tenda, banner, peserta lomba-lomba, bahkan logistik seperti makanan dan obat-obatan juga wajib kami siapkan sebelum berangkat. Aku sendiri akan mengikuti lomba pidato perkoperasian dan lomba menyanyi.

Mbak Heni hanyalah pegawai tapi semangat dan tanggung jawabnya luar biasa, beliau selalu menyemangati kami para pengurus ingusan ini, bahkan tak jarang beliau memarahi demi kebaikan kami. Awalnya aku sangat kesal tapi lama-lama aku sayang padanya seperti kakakku sendiri. Rupanya mbak Heni tau kalau aku menyukai Indra. Mbak Heni mendukungku.

Hari yang ditunggupun tiba kami berangkat ke Situbondo membawa 2 mobil rombangan dan sebuah truk berisi perlengkapan dan peralatan. Satu mobil untuk pria, satu untuk Wanita. Bu Asih dan bu Ratna serta mbak Heni ada di mobil wanita bersama teman-teman lain. Tapi aku dan Khusnul malah ada di mobil kontingen pria yang sudah usang, alasanku sih klasik, mana bisa aku jauh dari Indra semua orang menyorakiku, aku diizinkan duduk di depan Indra. Oji, Rizki,Malik dan Feri bercanda, tapi Indra memilih diam sambil melihat pemandangan, sesekali Indra curi pandang kepadaku.

SENJA BERSAMA KANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang