MOS - Day 2

20.2K 534 3
                                    

*Alexa POV

Hari ini hari terakhir gue mos, segera gue sisir rambut gue yang panjang dan berwarna brunette ini, setelah itu gue bagi dua dan gue ikat pakai pita biru. Gue emang bukan keturunan indonesia asli, bokap gue orang inggris sedangkan nyokap gue asli indonesia. Tinggi, hidung, warna rambut dan mata gue mirip bokap. Tinggi gue sekitar 175 cm, hidung gue mancung tapi tidak berlebihan, iris mata gue berwarna pure hazel. Sedangkan warna kulit dan bibir gue mirip nyokap. Kulit gue putih, tapi bukan seperti putihnya orang luar yang putih kemerahan tapi putih langsat dan bibir gue asli warna pink dan tipis. Oke, sudah cukup gue mendeskripsikan diri.

Segera gue ambil tas sekolah dan turun buat sarapan bareng nyokap, bokap dan kakak gue.

"Pagiiiii" sapaku kepada mereka bertiga yang sudah duduk manis di meja makan. "Pagi sayang, mau makan pakai apa? Roti atau nasi goreng?" Tanya nyokap setelah membalas sapaan gue. "Roti aja deh mam, alexa mau langsung berangkat, takut telat." Gue langsung ambil roti dan berpamitan ke nyokap, bokap dan kakak gue. Setelah berpamitan gue lari ke depan rumah, disana sudah ada pak heri, supir keluarga gue. Segera gue naik mobil dan menyuruh pak heri supaya ngebut ke sekolah.

Gue melirik jam tangan yang gue pakai, 06.55. Begitu sampai disekolah, gue langsung turun dan lari menuju ke kelas.

"Hei lex, kok ngos-ngosan gitu sih?" Tanya nesa begitu gue duduk dikursi.

"Iya nih, gue telat bangun. Emang dasar alarm sialan gue nggak bunyi" jawab gue sebal mengingat tadi pagi gue bangun kesiangan karena alarm yang udah dipasang pukul lima itu nggak bunyi.

10 menit kemudian senior pengawas masuk ke kelas, dan berdiri didepan. Eh tapi kok ada yang beda ya?. "Loh, kak dennis kok nggak ada ya?" Tanya nesa seolah menjawab pertanyaanku. Belum sempat gue membalas, kak dinda sudah berbicara "Ini kak reno, dia pengawas asli kalian. Kemarin dennis hanya menggantikan reno sementara karena reno sedang dirawat dirumah sakit". Oh...

Dalam hati gue bersyukur karena tidak perlu bertemu dengan dennis lagi. Ya, gue nggak sudi buat manggil dennis dengan sebutan 'kak' lagi, sikapnya nggak pantas buat gue sebut dengan sebutan kak.

Sepertinya hari ini tidak akan buruk.

Gue yang sedang duduk di aula, kaget ketika ada orang yang menepuk pundak gue. "Key!" Ternyata kak reno. Hah? Key?, "Sorry kak. Aku alexa, mungkin kakak salah orang", kata gue ke kak reno yang kelihatannya lagi bingung. "Oh sorry gue pikir elo..., eh udahlah lupain aja. Gue reno, reno bramatha kelas 12 ipa 3" kak reno mengulurkan tangannya. Gue sambut uluran tangan kak reno, "alexa, alexa dhea denisa". Jawab gue sopan dan tersenyum kearah kak reno, gue lihat kak reno sempat kaget sebentar, lalu kembali memasang muka ramah. Nggak kayak dennis yang ekspresi mukanya selalu datar. Loh? Kok dennis sih?! Gue langsung geleng-geleng kepala melupakan pikiran aneh gue barusan.

"Kenapa lex? Oh ya, gue kesana duluan ya. Mau nge cek atribut buat mos entar. Bye eum.. Alexa" pamit kak reno yang gue balas dengan anggukan.

Gue berjalan kembali menuju kelas. Key? Siapa itu key? Keyra? Keymita? Keyropi? Eh itu keroppi. Masa bodoh lah.

*Author POV

Sementara itu dikawasan bogor, seorang laki-laki memarkirkan motornya dan memasuki area pemakaman. Setelah sampai di makam seseorang, dia berjongkok dan menaruh bunga yang sudah dibelinya diatas makam tersebut. Dipandangnya nisan bertuliskan nama wanita yang begitu dicintainya. Diusapnya nama wanita tersebut dengan penuh perasaan. Tanpa disadari air matanya menetes turun, dia sangat rindu dengan wanita itu.

"Hai, aku balik lagi bawa bunga kesukaanmu. Kamu masih suka kan?" Kata lelaki itu. "Aku kangen banget sama kamu key." Tambah lelaki itu sambil mengusap air matanya yang mulai mengalir deras.

"Oh ya, kemarin aku ketemu kamu, tapi bukan kamu. Dia mirip dengan kamu, hanya saja dia tidak se lembut dan seramah kamu", laki-laki itu tersenyum ke batu nisan dihadapannya. "Apa aku salah kalau aku ingin memilikinya seperti aku dulu memilikimu? Kamu nggak marah kan sama aku?. Apa aku dosa kalau nanti aku cuma mempermainkan dia?" Tanya dennis yang dia tau tidak akan ada balasan. Ya, lelaki yang sedang dimakam tersebut adalah dennis.

"Namanya alexa, dia anak kelas 10. Dia cantik dan menarik. Kamu nggak cemburu kan?, do'ain aku ya biar dia bisa luluh sama aku", kata dennis tersenyum masam lalu mengusap air matanya. "Oh ya, udah sore nih, aku harus pulang. Bye key, I love you" dennis mengakhiri percakapan sepihaknya itu lalu mengecup batu nisan dihadapannya. Segera dia berjalan meninggalkan pemakaman tersebut dan mengendarai motor besarnya menuju kearah jakarta.

Maafin aku key

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang