C H A P T E R 2

29 3 0
                                    

|•~|

"I want you, All of you. Your flaws, your mistakes, your imperfections. I want you, and only you."

- Someone -

|•~|

Isabelle memasuki mobil William yang terparkir di depan café. William sedari tadi, hanya mengutak-atik handphone keluaran terbarunya itu. Entah apa asyiknya handphone-nya, daripada sepupunya sendiri.

"Kapan kita akan perginya, jika kau terus bermain dengan handphone terbarumu itu? Apa asyiknya handphone itu, daripada aku? Sebaiknya, aku tetap diam di café." Isabelle memutar bola matanya, ketika melihat William menyengir, tapi matanya tetap fokus ke handphone-nya itu.

"Maafkan aku, belle. Aku ada urusan dengan Daddy, dia bilang ada meeting penting yang harus kuhadiri. Sungguh, aku minta maaf." Ucap William yang membuat Isabelle memberengut kesal.

Memang, pada umur yang masih sangat muda, William sudah bisa menggantikan Daddy-nya menjadi seorang CEO. Untungnya, dia bisa membatasi waktunya antara kuliah dan bekerja. Sedangkan Kenneth, dia masih belum bisa untuk menggantikan Daddy-nya untuk menggantikan CEO.

Isabelle membuka pintu mobil yang sedari tadi tidak bergerak sedikit pun, lalu keluar. "Kau tahu, you asshole!!" William terkekeh di kata terakhir yang diucapkan oleh Isabelle.

"Tidak ada kata kasar, belle"


|•~|

Isabelle segera memasuki café dan kembali ke tempat duduknya tadi. Kenneth masih asyik berbicara dengan teman-temannya. Dengan perasaan yang masih kesal, Isabelle berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya.

"Geser." Titah Isabelle dingin. Kenneth terkejut, ketika menyadari adik perempuannya sudah kembali ke sini tanpa adanya William. Sedangkan yang lain pun juga terkejut, apalagi Lily dan Natasya.

"Dimana William?" Tanya Kenneth bingung. Baru beberapa menit yang lalu, adiknya pergi dengan William, lalu kembali lagi. Bagaimana bisa?

"Tanyakan kepada sepupu bodoh kita itu. Dia harus meeting dengan seseorang yang menurutnya sangatlah penting. Aku tak percaya, William saja sudah sesibuk itu. Apalagi kakak nanti? Aku tak bisa membayangkannya." Isabelle memijat keningnya, sedangkan Kenneth terkekeh.

Isabelle mengambil handphone-nya dari tas selempang yang dibawanya. Isabelle menyadari, sedari tadi ada pesan yang masuk di handphone-nya. Dari William?

WilliamStryk :

I'm sorry, belle. Akan kuusahakan untuk membawa Ghina ke rumahmu.

Isabelle tersenyum kecil, ketika membaca pesan dari William. Isabelle menatap Kenneth sebentar, Kenneth asyik masih berbicara.

IsabelleXvir:

Tak apa, kutunggu janjimu :D

Isabelle kembali menengadahkan kepalanya, menatap Kenneth, Lily, dan Natasya. Entah sejak kapan, Natasya dan Lily akrab dengan teman-teman kakaknya. Apakah mereka sudah saling mengenal sebelumnya? Entahlah.

Lagi-lagi, Isabelle merasa risih dengan tatapan yang terus dilontarkan oleh Nathan. Angel of hell.. Isabelle pernah mendengar sebutan itu dari mahasiswi-mahasiswi Universitasnya. Mungkin, wajah Nathan yang membuat para wanita tergila-gila-kecuali Isabelle. Dan juga, sikap Nathan yang dingin membuat dia tidak tersentuh. Isabelle bergidik ngeri membayangkan Nathan.

FALLING IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang