Prolog

86 12 7
                                    

Disinilah aku sekarang,berada di suatu tempat yang indah menurut kebanyakan orang tapi tidak bagiku.

Dulu, aku sering menghabiskan waktu ku disini bersama dia, tapi tidak dengan sekarang. Tempat ini telah menjadi saksi kebahagiaan ku dengan dia dahulu. Tapi sekarang, tempat ini terasa sangat kelam bagiku tanpa adanya dia disini.

Ragaku memang ada disini tetapi hatiku sudah lama mati dan membeku bersama dengan lenyapnya dia dari hidupku. Dia masa lalu ku yang mengubah seluruh hidup ku. Rasanya seluruh hidup ku yang dulu, sudah pergi bersama raga nya yang sudah menghilang untuk selamanya.

Aku tahu Dia sudah pergi, Selamanya. Raga nya memang sudah pergi tetapi hati nya masih tersimpan erat dalam hatiku.

Tidak tahu sampai kapan aku harus selalu menutup diriku dari banyak orang. Karena yang aku tahu, kehidupan ku telah melekat bersama nya.

Salahkah aku untuk terus terpuruk dan menutup diri dari semua yang terjadi?

Salahkah aku masih terus menutup pintu hatiku dan membiarkan nya membeku?

Salahkah aku masih mempertahan kan nya dihatiku?

Salahkah aku masih terus menutup hatiku untuk orang yang baru?

Salahkah aku masih terus mengharapkan dia yang sudah tiada dan tidak mungkin akan kembali?

Apakah dia merasa sedih akan semua perubahanku?

Haruskah aku bangkit dan menyelesaikan masalahku dengan orang itu, masalah yang terjadi karena kejadian kelam dimasa lalu yang disebabkan oleh kelalaian ku?

Ya,semua kejadian buruk itu disebabkan oleh ku. Oleh diriku yang tidak bisa menjaga dia sehingga aku harus kehilangan dia dan semua itu menghancurkan hubungan ku dengan orang itu. Orang yang sangat menyayangi dia dan mempercayai aku untuk menjaga dia.Tetapi, aku telah kehilangan kepercayaan itu karena kelalaian ku dalam menjaga dia. Aku membiarkan dia terluka sendiri dan pergi untuk selama nya. Kepergian itu,  menjadi kedua kali nya orang itu membenci diriku, mungkin benci diriku untuk selamanya.

Jadi, haruskah aku mengubah semua itu?
Jika itu adalah takdirku, haruskah aku melawan takdirku sendiri?
Mampukah aku melawan takdirku?

Jika aku memang harus melawan takdirku aku bersedia, tetapi aku tidak bisa melawan takdirku sendiri. Aku terlalu lemah. Aku butuh seseorang untuk membantuku mengubah semua itu, memperbaiki segalanya dan memulai lembaran baru.

Lalu, bila seseorang itu belum datang, aku harus apa?
Apakah aku harus menunggu hingga seseorang itu datang?

Jika iya, aku akan terus menunggu seseorang itu. Tetapi jika seseorang yang ku tunggu tidak juga datang, apakah sebaiknya aku menyerah dan pasrah tehadap takdirku? Membiarkan semua orang menganggap ku sebagai pengecut?
Tuhan tolong aku.

Tolong bantu aku untuk menyelesaikan teka teki dalam hidup ku ini. Teka teki yang sulit dipecahkan hingga harus mengorban kan sebagian dari hidup ku.

Bagaimana kelanjutan hidupku setelah ini?
Apa aku harus pergi dan menyusul dia, dan membuat diriku sebagai pecundang untuk selamanya?

Sungguh aku bingung dengan semua ini.
Aku bingung dengan jalan hidup ku sendiri.
Jalan yang telah aku pilih selama ini.
Tuhan ini terlalu rumit bagi ku.
                     
                                         -Alviano Satria

F O O LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang