Matahari bersinar terik hari ini. Nampak sekelompok orang berseragam hijau tengah berbaris didepan sebuah markas besar milik tentara angkatan darat.
"Jadi alasan saya mengumpulkan kalian kesini karena saya ingin mengirim kalian ke perbatasan sebagai tim pembantu. Kita tahu jika diperbatasan sudah ada prajurit yang menjaga namun akhir-akhir ini sering ada teror dari pihak musuh dan hampir dari separuh prajurit kita yang ada disana mengalami luka parah, dan tak sedikit juga yang telah gugur. Oleh karena itu saya berharap agar misi kalian sebagai tim pembantu bisa membantu mereka, baik dalam hal pertahanan maupun dalam hal medis. Tim kalian akan dipimpin oleh letnan oh Sehun. Prajurit yang memiliki sertifikat medis seperti Byun Baekhyun dan Kim minsuk akan membantu kepala medis Luhan disana, selebihnya akan membantu pertahanan. Cukup itu saja. Sekarang laksanakan tugas kalian" seorang dengan seragam hijau yang sama berbicara panjang lebar kepada para anak buahnya mengenai tugas yang harus mereka emban.
"Siap" jawab seluruh pasukan disana serentak.
Setelahnya mereka segera pergi ke barak guna menyiapkan keperluan apa saja yang akan mereka gunakan diperbatasan nanti. Yang perlu kalian tahu, jika sekarang bukanlah masa dimana setiap orang bisa bersantai menonton tv, berbelanja di mall sambil meneteng black card, bengobrol di cafe sampai larut, dan masih banyak lagi kegiatan santai lainnya. Tapi saat ini adalah masa dimana sebuah negara harus berjuang sekuat tenaga demi nama negara dan warganya meski harus mempertaruhkan nyawa sekalipun.
Namun warga negara biasa tidaklah harus ikut berperang langsung demi negaranya, ada prajurit yang siap untuk mengemban tugas tersebut. Pasukan itu adalah pasukan khusus.
"Cepat selesaikan persiapannya dan segera kembali ketempat kalian masing-masing untuk istirahat. Besok kita akan berangkat pagi-pagi buta" perintah seorang yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai pemimpin dari tim yang akan berangkat ke perbatasan.
"Yes sir" jawab serentak para prajurit.
Dari sisi lain datang seorang dengan seragam yang sama kearah komandan bernama oh Sehun tersebut.
"Letnan park Sehun" panggil namja tersebut.
"Park chanyeol, ada perlu apa kau kemari? Sudah ku bilang jangan memanggilku park Sehun, namaku oh Sehun" protes sehun.
"Mian...mian...aku sudah terbiasa memanggilmu seperti itu, aku lupa kalau orang tua kita sudah tidak bersama lagi" jelas namja bernama Park Chanyeol itu.
"Jangan membicarakan masalah pribadi disini, kau tidak tahu kami sedang bersiap untuk pergi ke perbatasan besok" ujar sehun.
"Aku tahu, mianhae. Tapi aku punya pesan untukmu, kau harus kembali hidup-hidup" ucap Chanyeol sambil menepuk sebelah pundak Sehun.
"Cih, kau fikir aku selemah itu. Aku tak akan mati semudah itu" Sehun mendecih dan menyingkirkan tangan Chanyeol dari pundaknya.
"Syukurlah jika begitu, aku pergi sekarang. Semoga misinya berhasil" ucap Chanyeol lalu pergi.
Namun baru beberapa langkah akan pergi, Chanyeol dihentikan olah seorang dari tim Sehun.
"Komandan park" panggilnya.
"Emm? Byun Baekhyun? Ada apa? Oh ya jangan panggil aku komandan, kita sudah tidak di tim yang sama lagi. Bisa bahaya jika komandanmu yang sekarang tahu kalau kau memanggilku seperti itu" tegur Chanyeol pada prajurit dengan wajah cantik yang ada didepannya itu.
"Jwosonghamnida Koman...eh maksudku letnan park" Baekhyun meminta maaf sambil membungkukkan badannya.
"Sudah...jangan terlalu sopan seperti itu padaku, sekarang kan aku bukan ketuamu, jadi Kita sekarang teman, bukan atasan dan bawahan. Santai saja" ujar chanyeol sambil tersenyum hangat.
"Ne letnan".
"Jadi kenapa kau memanggilku?" tanya chanyeol penasaran.
"Emm itu...sebenarnya...ada sesuatu...yang ingin aku sampaikan" Baekhyun tampak menyembunyikan wajahnya dengan menunduk.
"Apa itu?".
"Aku tidak bisa mengatakannya Disini, bisakah kita ketempat yang sepi, disini terlalu banyak orang".
"Eum? Sepi? Jangan...jangan..." goda Chanyeol.
"Ah aniya aniya...bukan seperti itu" Baekhyun panik.
"Hahahaha... Aku bercanda. Arraseo, kita kesana saja" Chanyeol mengusak Surai Baekhyun dengan gemasnya.
Mereka berdua pun menuju sebuah tempat dimana disana ada sebuah bangku untuk duduk.
"Jadi apa yang ingin kau katakan?" tanya chanyeol lagi.
Baekhyun tampak menunduk lagi. Mungkin beginilah kebiasaan Baekhyun saat dia merasa malu.
"Anu... Letnan park, ini mungkin terdengar seperti lelucon, tapi kumohon percayalah padaku" jawab Baekhyun.
"Oke" Chanyeol tampak santai dan tersenyum.
"Jadi....sebenarnya.... Anu....".
"Anu...???" Chanyeol mengikuti ucapan Baekhyun.
"Sebenarnya....... Aku suka padamu" ucap Baekhyun sedikit berteriak.
"Mwo? Suka?" Chanyeol tampak terkejut dibuatnya.
"N~Ne, aku suka padamu semenjak kau menjadi komandanku di tim penyelamat korban gempa waktu itu" jelas Baekhyun.
"Apa ini kata-kata terakhirmu Byun Baekhyun?" tanya chanyeol. Mungkin bagi kalian ini terdengar kasar, namun bagi para tentara yang akan berperang mengatakan hal seperti ini sudah biasa mengingat Mereka tak tahu apakah mereka akan kembali ataukah mati di Medan perang.
"Kau boleh mengatakannya seperti itu, karena aku tak tahu apakah aku bisa kembali lagi kesini atau tidak. Kau pasti tahu jika aku adalah prajurit yang lemah. Aku dilibatkan dalam pasukan khusus karena kemampuan medisku. Namun saat aku berada dalam timmu, aku merasa jika aku bisa bersikap layaknya seorang prajurit. Kau tak pernah memandang sebelah mata orang-orang disekitarmu, itulah yang membuatmu terlihat bersinar dimataku" jelas Baekhyun sambil tersenyum sangat manis.
"Mianhae baekhyun~ah, tapi....".
"Tak apa...tak apa... Kau tak harus menjawabnya letnan. Aku mengatakan hal ini karena aku berfikir jika aku perlu mengatakannya. Aku sama sekali tak mengharapkan jawabanmu, karena aku sudah tahu jawabannya. Jadi jika aku tak bisa kembali kesini, kumohon doakan aku selalu. Ne komandan? Hehehe" Baekhyun beranjak dari duduknya lalu berlari kearah para temannya sambil tersenyum penuh.
"Yak, ku bilang jangan panggil aku komandan lagi" protes Chanyeol sambil berteriak karena jaraknya dengan Baekhyun sudah tidak dekat lagi sekarang.
"Itu yang terakhir. Bye bye letnan park" jawab Baekhyun sambil berteriak pula, kemudian dia tersenyum lalu berlari lagi.
"Apa itu benar-benar akan jadi kata-kata terakhirmu? Apapun itu, kumohon jagalah Sehun untukku" monolog Chanyeol pelan.
~~~°°TBC°°~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YA KOMANDAN
FanfictionKisah tentang seorang prajurit biasa yang mencintai komandannya. Namun komandan yang sangat dia cintai adalah seseorang yang sangat membenci seorang "GAY". Apa jadinya jika adik dari seseorang yang membenci GAY ternyata terlibat cinta dengan prajuri...