Chapter 2

295 4 1
                                    

Keesokan harinya para pasukan khusus yang telah bersiap sebelumnya berangkat ke perbatasan. Mereka berangkat menggunakan jalur darat. Meski akan memakan waktu sedikit lebih lama, tapi itulah satu-satunya cara yang aman untuk sekarang. Disepanjang perjalanan mereka membicarakan mengenai keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Entah kenapa atmosfer saat ini sedikit gloomy.

"aku memiliki seorang tunangan dan kita berencana akan menikah tahun ini. Aku tak mengatakan jika aku punya misi diperbatasan. Apakah sesuatu yang buruk akan terjadi pada kita nantinya? Sungguh aku tak ingin membuat orang yang aku cintai menangis karena diriku" ucap seorang prajurit dengan kulit lebih gelap dari lainnya itu.

"Seharusnya kau mengatakannya Kim jongin. Jika kau mati di perang nanti, apa kau ingin dia selalu berharap akan kepulanganmu" nasehat seorang prajurit lainnya.

"Aku berfikir itulah yang terbaik untuknya dari pada harus menunggu calon suaminya yang sudah jelas tak akan pernah kembali" jelas jongin dengan menunduk.

"Sama saja bodoh" ucap temannya lagi, tapi kali ini disertai dengan menepuk kepala belakang jongin.

"Tenang saja , kita tidak akan kenapa-kenapa. Selama kita punya kepala medis Luhan dan prajurit  Baekhyun yang mahir dalam hal medis, semua akan baik-baik saja. Yang bisa aku harapkan sekarang, semoga musuh tak menyerang tim medis kita, jika itu terjadi tamatlah hidup kita" jelas salah satu prajurit.

"Ne, kau benar" timpal jongin.

Setelah sekitar 7 jam perjalanan, sampailah mereka di perbatasan, tempat dimana para teman-temannya tengah berjuang. Keadaan sedikit buruk saat ini. Banyak para prajurit yang terluka seperti apa yang dikatakan sebelumnya. Tapi para prajurit yang tengah terluka bisa bernafas lega saat ini, karena banyak prajurit medis yang datang untuk meneolong mereka.

~~~°°°°°°~~~


2 hari telah berlalu semenjak kedatangan pasukan yang dipimpin oleh letnan Sehun. Tapi diluar dugaan, selama 2 hari tak ada serangan sama sekali dari musuh. Melihat dari perang sebelumnya yang memakan banyak korban, sepertinya pihak musuh juga telah kehilangan banyak prajuritnya.

"Untuk malam ini kita akan mengurangi jumlah penjagaan disekitar tenda tenaga medis. Kita akan memperketat penjagaan di sekitar perbatasan. Aku curiga musuh sengaja tidak menyerang selama 2 hari ini karena mereka telah merencanakan sesuatu. Kalian mengerti?" Ucap Sehun kepada para pasukannya dengan sedikit berteriak.

"Yes sir" jawab serentak para prajurit.

"Sekarang laksanakan tugas kalian. Bubar" perintah Sehun yang langsung diikuti oleh para anak buahnya.

Namun diluar dugaan, saat banyak prajurit yang memperketat penjagaan diperbatasan, pasukan musuh menyerang tepat tengah malam di dekat tenda tenaga medis.

Awal mula mereka menyerang pasukan yang ada diperbatasan sebagai pengecoh. dalam arti lain, musuh rela mengorbankan temannya sendiri agar mereka bisa menyerang tenda tenaga medis dimana kekuatan dari pasukan ada disana.

Pertumpahan darah sudah tak terelakkan lagi. Semua pasukan musuh yang bertugas menjadi pengecoh semuanya mati, namun para teman mereka juga berhasil menyerang tenda medis. Alhasil para tenaga medis menderita luka serius karena serangan musuh tersebut.

Karena banyaknya korban yang berjatuhan, para korban yang menderita luka cukup parah dipulangkan ke markas besar guna mendapatkan perawatan yang lebih intensif disana.

~~~°°°°°°~~~

Di Markas Besar Pasukan Darat Korea Selatan.

'DRAP...DRAP...DRAP' suara kaki yang sedang berlari.

"Hah...hah... Sehun~ah kuharap kau tidak apa-apa" monolog seseorang yang tengah berlari tersebut.

Setelah lama berlari, sampailah orang tersebut di rumah sakit khusus militer yang tempatnya cukup dekat dengan markas besar.

"Eh, letnan park? Kenapa anda buru-buru seperti ini? Apa terjadi sesuatu?" tanya seorang dokter yang baru saja keluar dari kamar pasien.

"Hah...dokter...hah... Apa dongsaengku ada didalam?" tanya namja berpangkat letnan itu.

"Maksud anda letnan oh?".

"Ne dokter".

"Ne, dia ada didalam. Apa anda buru-buru kesini karena ingin segera bertemu dengan dongsaeng anda letnan park chanyeol?".

"Tentu saja. Aku mendengar jika ada penyerangan besar-besaran di perbatasan".

"Anda harus tenang letnan park, dongsaeng anda tidak mengalami luka yang serius. Sungguh dia sangat beruntung. Saya mendengar ada salah satu prajurit yang menyelamatkannya dari ledakan granat" jelas dokter itu pada Chanyeol.

"Menyelamatkan Sehun? Siapa?" tanya chanyeol penasaran.

"Dia ...." Saat dokter tersebut akan menyebutkan sebuah nama yang menyelamatkan Sehun dari Mala petaka, tiba-tiba seseorang datang memanggil dokter tersebut.

"Dokter, pasien nomor 104 mengalami kejang-kejang" ucap seseorang tersebut.

"Oh ne, aku kesana sekarang" tanpa pikir panjang, dokter tersebut berlari kearah ruang dimana pasukan itu berada.

Tinggallah Chanyeol seorang diri. Saat dia hendak melangkahkan kakinya menuju kamar dimana Sehun berada, langkah kakinya terhenti kembali saat orang yang ingin dia temui sudah ada didepannya saat ini.

"Sehun~ah..." air mata Chanyeol sudah tak bisa terbendung. Dia memeluk namja didepannya itu dengan eratnya.

"Letnan, lepaskan aku. Kita sedang didekat markas" pinta Sehun pada hyungnya itu.

"Syukurlah kau tak apa" ucap Chanyeol yang sudah melepaskan pelukannya itu.
Sehun tak menjawab ucapan Chanyeol.

"Sehun~ah, kau tak perlu khawatir. Aku akan menggantikan tugasmu diperbatasan. Akan ku pastikan, mereka akan menerima balasannya" ucap Chanyeol sambil memegang kedua pundak dongsaengnya.

"Hyung...." sangat jarang sekali Sehun memanggil Chanyeol dengan sebutan itu.

"Aku akan kembali ke perbatasan" lanjut Sehun.

"Mwo? Aniya aniya... Kau masih harus dirawat untuk beberapa hari. Aku tak akan membiarkanmu kembali ke perbatasan".

"Wae? Aku sudah tidak apa-apa Hyung. Jangan memperlakukanku seolah-olah aku adalah dongsaengmu".

"Sehun~ah, aku ini hyungmu!".

"Memang benar, tapi itu sebelum kau pergi meninggalkan kami dan memilih untuk pergi dengan wanita jalang itu".

"Yak sehun~ah, jaga ucapanmu!. Aku masih menahan diri karena aku masih menganggapmu dongsaengku!".

"Wae? Ada yang salah dengan kata-kataku Hyung? Bukankah kau dan ibumu itu sudah menganggap kami ini menjijikkan?".

"Sehun, hentikan!!! Kau sudah kelewat batas. Jangan samakan dirimu dengan laki-laki menjijikkan itu".

"Wae Hyung? Bagiku appa adalah orang yang menjadi korban disini. Jangan menyebut appa menjijikan hanya karena kau termakan omong kosong wanita yang kau anggap dewi itu!".

"Oh Sehun!!! Jangan menyebut eomma seperti itu. Semua ini gara-gara appa. Dia itu menjijikkan".

"Oh.... Jadi kami bersalah. Arraseo".

"Aku tidak menyebutmu, aku bilang appa yang salah sehun~ah".

"Aniya, aku juga ikut bersalah. Kau tau kenapa Hyung? Karena aku telah melakukan apa yang appa lakukan".

"Maksudmu?".

"Aku menyukai namja" jawab sehun dengan percaya diri.

~~~°°°TBC°°°~~~

I LOVE YA KOMANDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang