Saat aku berkata bahwa aku menyayangimu. Harusnya kamu tahu bahwa aku tidak pernah seterus terang itu tentang rasa. Terlebih rasa yang telah lama aku pendam.
Saat aku mengejarmu mati-matian. Harusnya kamu tahu bahwa aku tidak pernah bisa berjuang sendirian. Tapi kamu menjadi alasan untuk aku menentang takutku tanpa pernah peduli dijadikan pelarian.
Dan Jika aku mengatakan bahwa aku berhenti. Kamu harusnya lebih mengerti bahwa cukuplah aku menderita untuk waktu yang lama ini. Juga cukuplah sayatan di hati yang entah bisa atau tidak utuh kembali.
Namun yang terjadi. Kamu malah mencariku lagi. Menceritakan kenangan tentang kita yang berusaha aku kubur dalam-dalam.
Kamu kembali dengan ribuan kata rindu. Seakaan aku lah yang meninggalkan. Dan kamu lah yang kesepian.
Dan hal yang aku benci dari hadir kembalinya kamu. Adalah kembali jatuh pada hati yang sama. Sekalipun tahu akhirnya tak akan jauh berbeda.
Cianjur, 23 January 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Tanpa Suara
PoetryBerisi curhatan! Kalo enggak soal mantan, yah soal gebetan. Mari curhat bareng, siapa tau senasib. #343 di Puisi #78 di Kata #35 di Curhat #61 di Kata #185 di Galau #7 di puisi