tujuh

800 174 0
                                    

Sepi

Entah kenapa rasanya sepi. Biasanya setiap dia membuka loker, pasti ada kata penyambutan yang bikin naik darah. Kali ini tidak ada.

Aneh rasanya harus rindu pada secarik kertas yang bisa ditulis oleh siapapun itu. Padahal Rose belum sempat tau atau bertanya lebih lanjut siapakah dia.

Rose jadi berpikir, apa kata-katanya terlalu menyinggung sampai-sampai dia tidak mengiriminya lagi sticky note. Apa karena perasaan dia yang tidak terbalas. Yang jelas, orang itu sedang menghilang.

"Bodo! Ngapain gue mikirin gituan."













Rose membawa buah naga kesukaan Hyunbin. Cowok itu sakit seminggu ini, dan sebagai teman yang baik, Rose menjenguk dia dengan bawa buah yang Hyunbin pesan.

"Lo kok jadi cowok payah banget si, ada sakit segala."

Sebenernya Hyunbin malu setengah mati harus tiduran diranjang gini. Apalagi ada cewek di depan dia. Kelihatan banget lemahnya.

Rose mengupas buah naga merah itu. Memotongnya kecil-kecil lalu menyodorkannya pada Hyunbin. Udah kayak orang pacaran sebenernya.

"Salah lo sih minta jemput pas hujan."

Biasanya Rose bakalan marah-marah, tapi diluar dugaan, cewek itu menunduk. Kayaknya terselip rasa bersalah di matanya yang berubah sayu. Itulah alasan Rose sempar-sempatnya jengukin Hyunbin.

"Sorry, gue kira lo nggak akan jemput beneran."

Hyunbin gemas dan jadi nggak enak sendiri denger Rose bilang begitu. Hyunbin menyapu wajah Rose dengan gemas. Kalau nggak begitu, bisa-bisa suasana jadi canggung terus.

"Jelek lo."

"Biarin."

[✔] [2] Untuk Rose - Kwon HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang