Hari ini adalah rapat osis untuk membahas agenda masa orientasi siswa atau MOS. Rahma adalah pengurus osis yang super sibuk, walaupun hanya sebagai pengurus bukan inti, tapi dia dikenai tanggung jawab seperti pengurus inti lainnya. Ia diberi tugas membagi ruang MOS serta panitianya.
" rahma, ini kertas sama double tip nya. Ntar kalo udah selesai langsung tempel di mading aja". Perintah sofyan selaku ketua osis.
" iyaa". Jawabnya lugas.
Rapat akan dimulai kira kira 2 menit lagi , namun rahma belum menyelesaikan tugasnya .kira kira masih 2 ruangan lagi yang belum masuk data.
" mau saya bantu?".
Tiba tiba seorang pria masuk ke ruangan rahma tanpa permisi. Membuat rahma terkejut bukan main. Sebenarnya ia kenal, ia adalah Adit bendahara osis." gausah ini udah mau selesai kok". Jawab rahma
" yakin?? Kayanya kebingungan gitu?". Tanya adit lagi.
" hehe iyaa..". Rahma meringis tipis.
" yaudah sini aku bantuin".
Tanpa komando dari rahma, adit duduk tepat di depan rahma, membuat posisi mereka kini saling berhadapan dengan meja sebagai penghalang." Rapat udah mulai nih. Yuk buruan ke ruang rapat". Tegasnya menggandeng tangan rahma.
Sesampainya diruang rapat. Para peserta rapat terbelalak melihat pemandangan yang terjadi di depan pintu ruang rapat..benar benar pemandangan langka yang jarang terjadi.
" kalian jadian?". Tanya sofie sekretaris osis.
" enggakk..!! ". Jawab rahma dan adit serempak.
" gak jadian kok pegangan tangan gituhh ". Cibirr oxsa melirik tangan rahma dan yang dipegang erat oleh adit.
Mendengar hal itu. Adit langsung melepaskan genggaman nya sambil melangkah malu menduduki kursi rapat. Sesekali ia curi curi pandang dengan rahma.
Rahma masih gemetar lemas. Belum pernah sebelumnya tangannya digenggam oleh seorang laki laki kecuali ayahnya. Ia jadi bisu ambigu pikirannya buyar seketika. Tatapan kearah map diatas meja tapi kosong. Seketika suara sofyan membangunkan lamunannya." rahma kamu gapapa kan?kamu lagi sakit?". Pandangan semua peserta rapat tertuju pada salma.
" ehh, enggak kok gapapa". Jawabnya terbata bata.
" jadi gimana? Kamu setuju kalo kita adain pensi setiap ruang mos?". Tanya aldo mengerutkan alisnya.
" oo iyaa setuju kok kak". Jawabnya lugas.
Rapat berlangsung selama kurang lebih 1 jam 15 menit dengan hasil keputusan yang mufakat. Semua peserta rapat pergi meninggalkan ruang rapat . Tanpa terkecuali rahma , ia bergegas pergi karna perutnya sudah keroncongan sejak tadi.
" mau ke kelas atau langsung ke kantin?". Tanya adit menghentikan langkah rahma.
" mau langsung ke kantin . Kinan udah nunggu". Jawabnya cepat.
" ooh yaudah, mau aku anter?". Tanya adit seolah membuat rahma lagi lagi bisu seribu bahasa.
"Gausah". Rahma berjalan pergi meninggalkan adit.
___ntah apa maunya tu bocah, udah tau aku orangnya baperan masih aja di ledekin. Kalo pipi ku merah di depan dia lan gak lucu___(gumamnya dalam hati).
Sesampainya di kantin. Rahma mengambil posisu duduk yang sudah di sediakan oleh kinan. Ia memasang muka BT nya, dengan mata sinis ia mencoba melirik kanan kiri sekitar kantin.
" gak ada dia kan?aman berati". Ucap rahma.
" kamu ngomong sama siapa sih?". Kinan mengernyit.
" kamu tau gak sih, tadi waktu rapat si adit megang tangan ku". Jawabnya kesal.
" whattt the whattt whatt??? Adittt megang tangan loo????!!" Suara kinan membuat semua orang dikantin menoleh ke arah rahma. Sehingga mereka kini menjadi pusat perhatian.
"Kinannn!! Kecilin suara loo!!". Tangan rahma membekap mulut kinan.
Kira kira 5 detik rahma kembali melepaskan bekapan nya. Ia kembali melihat sekeliling orang yang masih memperhatikan dirinya.
" jangan jangan dia suka sama kamu ma". Celetuk kinan.
" nggak mungkin lahh. Kenal juga gak kenal banget". Jawab rahma santai.
" awas loh zaman sekarang cowok cowok banyak yang modus pake acara sok perhatian segala ntar kalo udah masuk perangkap ya ditinggalin deh tu ceweknya ". Ceplos kinan sedikit menyindir sofyan. Ya sofyan ketua osis yang pernah nge - PHP in kinan.
" aku mah anti baper kalik nan". Sahut rahma.
Bel masuk telah berdering , rahma dan kinan memburu untuk masuk ke kelas. Karena terlalu terburu buru rahma tak melihat kalau penjaga sekolah sedang mengepel koridor sekolah. Ia pu terpeleset. Namun ia tak menyadari bahwa ada tangan yang meraihnya sehingga ia tidak jadi tergeletak ke lantai.
" kalo jalan ati ati dong, kan kasian lantai nya kalo ngebentur kepala kamu hehe". Ledek adit.
" oh my god, romantis pisan euyyy ". Celetuk kinan melihat pemandangan yang tak biasa itu.
Rahma kembali berdiri merapikan bajunya. Sambil sesekali melihat raut wajah adit yang tersenyum senyum manis padanya.
" ngaapain kok ngeliatinnya gitu?". Tanya rahma memecah keheningan diantara mereka.
" pipi kamu merah, aku suka tuh sama cewek yang pipinya gampang merah kalo lagi malu". Jawab adit yang sontak membuat rahma memutar bola matanya yang kini mereka saling bertatapan.
" kamu ngomong apasih? Minggir aku mau ke kelas!". Bentak rahma.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISTORY
Teen Fictionkenangan yang sebenarnya tak ingin diingat. ada hal yang tak bisa dipaksa dari peristiwa ini. berawal dari masa putih abu yang penuh warna menjadikan diriku sosok orang yang dikenal dikalangan masyarakat. sampai aku bertemu dengannya...