2

81 9 0
                                    

Bell pulang telah berbunyi. "Ar... Ar... pulang sekolah ada acara?". Tanya Deri. " Ada, acara yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan". Jawab ku. "Acara apa?". Deri makin penasaran. " Malas malasan!". Aku cengengesan dan pergi meninggalkannya.

Di gerbang sekolah sudah ada Hellikopter mini yang selalu setia menemaniku berangkat dan pulang sekolah.
Sesampainya di rumah, aku langsung lari ke Taman Megah Belakang Rumah (TMBR) yang penuh dengan kenangan. Hari-hariku yang sepi dihabiskan disana.

Ada banyak tumbuhan yang sangat indah disana, dan sudah jarang keberadaannya. Karena di era modern orang-orang lebih memilih TE (Tumbuhan Elektrik) yang mudah di rawat dan dapat memancarkan cahaya. Tapi aku tidak tertarik.

Disini beraneka ragam bunga dan pohon tumbuh dengan baik. Tapi ada satu pohon yang spesial yang kuberinama Pilo. Yang memuat kisah kasihku bersama ayah ibu. Aku masih ingat saat aku kecil, aku bermain di pohon itu, dan aku terjatuh sampai kakiku patah. Dan ayah menyuruh orang-orang yang dibayar ayahku untuk menebangnya. Tapi dibatalkan karena ada utusan dari ibuku yang melarangnya. Indah.
===🌳===

Aku nyalakan penyiran tanaman otomatis yang menyiram seluruh tanaman kecuali si Pilo. Kenapa? Karena aku ingin merawatnya secara spesial oleh usahaku sendiri. Memang aku pemalas, tapi kalau soal seperti ini, aku terdepan.

Saat aku sibuk menyiram Pilo, tiba-tiba langit menjadi gelap, air dipenyiram tanaman yang kupegang mengeras, air yang disemprotkan dari penyiram otomatispun terdiam di udara. Apa yang terjadi? Ku lihat dilangit ada pesawat, terdiam kaku di atas sana. Aneh sekali, ini aneh.

" Arsel...". Ada yang memanggilku? "Arsel...". Suara itu datang lagi. Aku terdiam membeku, suara itu datang dari belakangku. Aku ingin sekali membalikan diriku kehadapan suara itu, tapi mengapa tak bisa. Setelah beberapa detik yang sangat menyiksa, aku akhirnya memberanikan diriku untuk membalik, dan.... " Kenapa bajumu basah?". Tanya Deri. "Hah...". Aku terkejut. Kulihat penyiram otomatisku, ternyata airnya tidak diam lagi. " Kau kenapa Ar?". Tanya dia sekali lagi
===🌳===

Pohon TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang