Pohon Terakhir

4

"Apa aku tidak salah dengar?". Aku sangat panik. " Itu kabar yang aku terima dari Ayahku Ar, kamu sabar ya". Deri turut berduka. Aku menyeka mataku, bulir air mataku keluar." Kenapa selalu aku yang sial. Aku hanya ingin bersama mereka, 1 jam saja. Tapi kenapa? Kenapa Kau rebut mereka dariku?". Keluhku dalam hati. "Tenanglah Ar, masih ada aku". Deri tersenyum. Aku menyeka wajah, aku berusaha tegar. " Tapi aku masih penasaran Ar, soal penampakan hewan yang datang sebelum kapal itu tenggelam"."Kau benar, kita harus menyelidikinya". Aku mulai semangat kembali. "Kita? Kan sudah ada tim pencari bangkai kapal. Dan kalau sudah ketemu The boxclu, maka kita akan tau penyebab kapal itu tenggelam". Deri benar juga, kita kan masih remaja, belum saatnya untuk kesana. " Yasudah Ar, aku pulang dulu, ada pr yang belum ku selesaikan". Tanpa basa-basi dia langsung pergi.
===🌳===

Kruk... Kruk... Kruk...
"Aku sudah bangun, weker". Hari ini aku bangun lebih awal dari biasanya. Memang sih, seperti bukan diriku, tapi ini lebih baik. " Hell... berangkat ke sekolah". Perintahku kepada Hellikoper miniku. Aku terbang menembus kota. Kota yang sangat sibuk dengan segala kemacetannya.

Sesampainya di gerbang sekolah, sekolah masih kosong, aku berjalan lemas kekelasku. Di kelaskupun belum ada orang. "Dasar pemalas, jam segini belum pada datang". Gumangku dalam hati. Kebetulah kelas sangat kotor, jadi aku bersihkan saja, mumpung masih pagi. Ku ambil sapu elektri, dan ku ucapak " Bersihkan seluruh debu dan sampah diruangan ini". Sapu itu sudah mulai bekerja. Aku tinggal duduk manis mengkontrol sapu itu. Tapi saat aku sibuk mengkontrol sapu, tiba-tiba ada yang melemparkan sesuatu kepadaku. Benda itu bulat, hitam pekat, dan menyala. "Tumben kamu datang jam segini".