#3

124 73 57
                                    

A thousand words are not enough to express my mind.

Pretend


•••
"Duhhhhh, gue masa telat lagi sih?!" omel Alvita pada dirinya sendiri karna untuk kesekian kalinya, ia telat. Walaupun udah di pasang alarm beberapa kali dan seberapa kencang pun, gadis itu tetap saja nggak bangun. Entah harus pake jurus apa biar dia bisa bangun pagi. Kalo udah kebo ya susah.

Coba kemarin Alvita nggak ngeyel buat nyelesain drakor kesukaannya itu, pasti mengurangi kemungkinan dia telat.Alhasil, Alvita terburu-buru untuk masuk ke dalam kampusnya. Ia terus berlari, hingga lift yang biasa ia gunakan untuk ke lantai atas sudah tidak jauh dari hadapannya. Melihat pintu lift yang sudah mulai tertutup, Alvita mempercepat langkahnya.

"Eh, eh, tunggu!! Tahan dulu pintunyaaaa!" teriak Alvita sambil mengulurkan tangan untuk menahan pintu lift tersebut.

Tapi sayang, pas Alvita sudah berada di depan lift, pintunya tertutup dengan rapat.
Alvita menghentakkan kakinya dengan kasar.

"Sampis!" gerutu Alvita, "apa gue naik tangga aja ya?eh engga deng cape." ia bicara sendiri tanpa punya malu. Terpaksa tapi niat ia harus menunggu lift berikutnya.

"Ck, bakal telat nih...." terdengar suara perempuan yang berasal dari sebelah Alvita.

Alvita menoleh, menyadari ada orang lain yang ikut telat bersamanya. Ia menyadari sesuatu, perempuan yang ada di sebelahnya ini adalah sahabat SMAnya dulu yang bernama Nathasya.

Entah kenapa, karena reflek Alvita menyembunyikan jari-jemarinya ke dalam kantung jaketnya.

"Eh, Alvita!" Ujar Nathasya dengan antusias. "Gue baru tau lo masuk universitas sini!" sambungnya sambil tersenyum ramah.

"Ah... Hahahha karna beda jurusan kali, Ca, makanya nggak ketemu..." balas Alvita. Sewaktu SMA Nathasya itu memang dipanggil Ca, ya walaupun yang manggil itu cuma si Alvita doang. Ia memutuskan untuk mengobrol sedikit sekalian melepas rindu selagi menunggu lift.

"Iiih gue kangen banget sama lo tau nggak sih?" kata Nathasya antusias. "kapan lo main ke apartemen gue lagi??"

Alvita tersenyum canggung sambil mengusap tengkuknya. "hmmm, nanti deh ya.... Kapan-kapan kalau gue udah ga sibuk nugas."

Nathasya hanya tersenyum, "Ahh, sok sibuk lo. Btw, lo hari ini mata kuliah siapa, Al? Kok datengnya jam segini," tanya Nathasya.

"Pak Suho, hahahaa iyaa kesiangan gue."

"Ahh lo mah kebiasaan dari SMA nggak berubah, Al." balas Nathasya, lalu menepuk pundak Alvita pelan.

"Kalo lo?" tanya Alvita

"Pak Yitno. Kapan ya itu dosen pensiun? Gregetan banget gue di ajar sama dia."

Alvita tertawa renyah, "emang, apalagi kalau dia masuk kelas tiba-tiba ngasih quiz."

Nathasya mengangguk, "bener banget sih itu,rasanya pengen gue patahin lehernya, udah mana kalo minjem spidol nggak dibalikin."

Sebenernya Alvita juga ingin ikutan ngeledekin Pak Yitno, cuma dia lagi badmood. Akhirnya, Alvita hanya tertawa renyah sebagai respon. Lalu ketika pintu lift sudah terbuka, Alvita masuk bersama Nathasya, dan melanjutkan obrolannya sampai mereka berpisah dan pergi ke kelas masing-masing.

•••
CEKLEKK

Tanpa babibu Alvita ngelonong masuk kedalam. Orang kalo mau masuk harusnya ketok-ketok dulu gitu. Ini mah kaga.

Pretend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang