ELIKSIR ANESTETIK

59 4 0
                                    

Sederet rindu tentang kini muncul kembali kepermukaan hati. Ia mulau memberontak untuk bertemu dengan pemilik perasaannya, tetapi ia belum tahu bahwa si pemilik telah pergi diterpa badai kehilangan.

Tenanglah hatiku. Aku akan selalu menjagamu. Biar tidak busuk dimakan waktu dan rindu. Sebab, akulah yang bertanggung jawab atas perginya. Aku yang membiarkannya pergi dan aku juga yang telah membuatnya sakit hati.

Aku...

Aku...

Aku adalah lelaki bodoh yang seenak hati menyakiti perasaan yang mencintaiku dengan peduli. Ah, bodoh diriku ini. Aku takluk dengan perasaan yang sepintas ingin mengakhiri. Kemudian rasa itu sirna diterpa angin malam. Rindu dan sendu pun kian menggembu. Hati merintih kesakitan oleh hujaman rindu menyerbu ketika kita saling bertemu. Andai kita masih bersatu aku akan tetap selalu menjaga perasaanmu. Dan andai kita saling bersatu aku tak akan berpaling darimu.

Cinta bukan bukan karena pembodohan karena meninggalkan. Lalu ada penyesalan menyeruak keluar ingatan. Cinta adalah dia yang selalu bersama cinta sampai rentetan waktu yang panjang. Dan mungkin sampai akhir hayat dan jasad.
Itulah cinta dariku tanpa aku sadari, bahwa dirimu kini yang aku cari. Bukan karena aku belum bisa Move On atau aku tak bisa mencari cinta yang baru. Akan tetapi, aku belum mengerti perasaan yang menyuruhku untuk mencarimu kembali dengan pertimbangan hati yang malu diri karena dirimu telah aku lukai.

Purwodadi, 10 September 2017

Tertanda;
Rudi Tri Awan

AKU, KENANGAN, DAN SAJAK TENTANGMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang