Jae Mi kini tengah terdiam diruang utama memperhatikan Sehun yang tengah sibuk dengan Anjing berbulu putih yang baru ia beli satu jam yang lalu.
“Ku rasa Hye Ra akan menyukaimu. Haruskah aku memberimu nama?… Ah, biarlah nanti Hye Ra yang memberimu nama”
Kau bukan menamaniku jalan-jalan, tapi aku menemanimu membeli Anjing!, keluh Jae Mi dalam hati.
Dengan perasaan jengkel dalam hatinya, Jae Mi melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar membiarkan Sehun yang tengah asik dengan mainan barunya.
–
“Terimakasih, Paman Kim. Aku akan menghabiskan waktuku disini selama tiga hari.” ucap Hye Ra saat ia dan Paman Kim yang mengantarnya menuju Busan dan baru saja sampai didepan rumah Neneknya.“Baiklah, Nona. Aku dan yang lain akan kembali menjemputmu dalam tiga hari kedepan. Semoga nenekmu lekas sembuh.” ucap Paman Kim seraya membungkuk dihadapan Hye Ra.
Hye Ra tersenyum seraya membalas hormat Paman Kim.
Kini Hye Ra langsung dihadapan dengan sebuah pintu kayu yang sudah terlihat tua namun tetap kokoh.
Ia tengah menebak-nebak apa yang akan Neneknya tanyakan padanya tentang pernikahan kedua Sehun awal musim panas lalu.
Semakin hari sebenarnya Hye Ra semakin tersiksa karna rasa irinya atas kehamilan Jae Mi. Terlebih lagi kini perhatian Sehun padanya mulai berubah. Sebagai seorang wanita yang belum juga mengandung, Hye Ra merasa bahwa dirinya belum sempurna menjadi seorang istri untuk Sehun.
Jika boleh memilih, ia ingin sekali berpisah dengan Sehun. Namun nyatanya Hye Ra sangat mencintai Sehun, dan berharap Sehun pun juga masih mencintainya.
Wanita ini segera mengambil nafasnya untuk membuka pintu kayu dihadapannya dan lekas bertemu dengan orang yang ia rindukan.
–
“Husshh.. husshh!!”Jae Mi benar-benar dibuat jengkel oleh mahluk berbulu putih didepan pintu kamarnya yang sedari tadi terus berusaha untuk masuk. Ia bisa saja menutup pintu kamarnya dengan rapat jika mau Anjing milik Sehun ini terjepit lalu mati. Dan setelahnya, Sehun akan marah besar padanya.
“Sepertinya Hye Ra akan senang jika aku belikan anjing ini.”
“Hye Ra akan senang tapi tidak denganku.”
keluh Jae Mi saat mengingat ucapan Sehun kemarin di toko hewan.
“Ahh, lagi pula siapa aku? Untuk apa Sehun peduli?” ucapnya yang terlihat jengkel.
“Hey!! Bisakah kau pergi jauh?” ucap Jae Mi yang berusaha berkomunikasi dengan mahluk kecil yang ada dihadapannya ini.
“Kenapa?”
Sesaat Jae Mi begitu tersentak menyadari Sehun yang kini berdiri dihadapannya. Pria ini masih dengan pakaian formalnya, celana hitam yang dipadukan dengan kemeja berwarna putih yang lengannya tergulung sampai siku. Sudah bisa ditebak bahwa ia baru saja pulang bekerja.
Jae Mi masih menyembunyikan dirinya dibalik pintu kamar. Ia tengah menampakan wajahnya disela pintu yang hanya terbuka sekitar 5cm. Saking sibuknya ia mengusir Anjing milik Sehun, telinganya sampai tak mendengar bahwa pintu apartemen terbuka, menandakan seseorang baru saja masuk. Dan orang itu adalah Sehun.
“Kau kenapa?” tanya Sehun kembali.
Jae Mi hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia tak mau terlihat risih hanya karna Anjing putih itu terus mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding
Fanfiction"Aku tak mau memilih salah satu dari kalian saat aku merasa bahwa kalian sangatlah berharga bagiku."-Sehun. "Maaf membuatmu menunggu terlalu lama. Jika kau ingin aku menyerah, tolong beritahu aku secepatnya!"-Hye Ra. "Soo Jung bilang aku seperti bel...