[8th.2]

125 21 3
                                    

Baru saja dua hari lalu Dokter Hyo Ra mengatakan bahwa kini usia kandungan Jae Mi telah menginjak 6 bulan. Jadi wajar saja jika perut Jae Mi mulai terlihat membuncit sempurna karna 3 bulan lagi bayi dalam rahimnya akan lahir kedunia.

Semua hal yang menyakut persalinannya nanti belum Jae Mi pikirkan dengan matang. Ia masih asik menikmati pergerakan kecil dalam perutnya sebelum dua bulan kedepan mungkin ia akan merasakan kontraksi hebat dan mengeluh tentang berbagai hal.

Gadis ini masih belum mau membayangkan betapa sakitnya nanti saat ia persalinan, terlebih lagi siapa yang nanti akan menemaninya melahirkan.

Ibunya terlalu sibuk bekerja, bahkan kini Jae Mi baru sadar bahwa sudah hampir 4 bulan mereka tak saling bertemu. Jong In, jangan mengajak lelaki lain kedalam ruang persalinan, itu hal yang sangat bodoh. Sehun, rasanya Jae Mi tak punya angan untuk mengharapkan Sehun menemaninya bersalin nanti.

“Kau sungguh tak mau ikut?” tanya pria yang terbiasa masuk kedalam kamar Jae Mi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, siapa lagi kalo bukan Sehun.

“Tidak, kakiku pegal.” ucap Jae Mi mengeluh.

“Baiklah! Aku dan Hye Ra akan berangkat sekarang, tolong hubungi aku jika terjadi sesuatu.” ucap Sehun yang langsung pergi tanpa menanggapi anggukan kepala Jae Mi terlebih dahulu.

Ya, malam ini Sehun dan Hye Ra akan menghadiri acara ulangtahun pernikahan salah satu teman mereka. Jae Mi bukan tak mau ikut karna kakinya pegal, nyatanya sedari tadi kakinya baik-baik saja. Namun apa jadinya jika ia ikut berada disamping kanan Sehun dan Hye Ra yang ada disamping kiri pria itu. Terlihatnya Sehun seperti raja minyak yang mempunyai banyak istri –memang nyatanya.

Jae Mi menghembuskan nafasnya kasar saat menyadari sinar lampu ruang tengah sedikit terlihat memasuki kamarnya. Sudah dapat ia tebak bahwa Sehun tadi tak menutup pintu kamarnya dengan rapat.

Dengan sedikit kesusahan karna perut buncitnya, Jae Mi turun dari ranjang dan berjalan kearah pintu kamarnya untuk menutupnya dengan rapat. Namun Jae Mi tersentak kaget saat menyadari sesuatu.

“Hye Ra, sepertinya aku lupa jam tangan ku!” ucap Sehun saat langkahnya baru saja menapaki area lahan parkir.

“Oh, kau mau mengambilnya dulu?” tanya Hye Ra. Wanita ini memang tau bahwa jam tangan cukup penting bagi seorang Sehun.

“Iya, kau tunggu disini sebentar.”

“Baiklah”.

Sehun langsung melangkahkan kakinya memasuki lift untuk kembali ke kamar apartemennya.

Ia memang bisa saja pergi tanpa memakai jam tangan, namun pria ini pasti akan merasa sedikit risih jika tak ada benda menunjuk waktu itu melingkar dilengan kananya.

Saat Sehun telah mendapatkan Jam tangan yang tertinggal dikamarnya, ia langsung bergegas pergi kembali. Namun ada sesuatu yang berhasil mengganggu pendengarannya.

“Kyaa!! Pergilah!! Kenapa kau suka sekali berkunjung kekamarku?”

Sehun sedikit mengerutkan keningnya saat mendengar suara samar milik Jae Mi yang berasal dari kamar gadis itu.

“Hei.. jangan masuk!”

“Kenapa?” tanya Sehun yang lagi-lagi kini melihat tubuh Jae Mi bersembunyi dibalik pintu kamarnya.

Jae Mi tidak menjawab. Pandangan gadis ini ia arahkan ke bawah.

Mata sehun langsung tertuju pada mahluk kecil yang sepertinya sedari tadi berusaha untuk masuk kedalam kamar Jae Mi. Vivi, Anjing kecil berbulu putih ini ternyata ingin berkunjung kekamar Jae Mi, namun nyatanya sang pemilik sama sekali tak suka dengan kedatangannya.

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang