👀1

64 7 6
                                    

Seorang gadis terlihat berjalan dengan cepat sambil sesekali membenarkan buku-buku dipelukannya. Wajah gadis itu terlihat resah dan sesekali menggumam kecil.

Jika dilihat dari gerak-geriknya sepertinya gadis itu terlambat.

Saat ini dia sedang berjalan di lorong kampusnya, di salah satu universitas terkemuka di Seoul.

“Tamat riwayatku,” gumam gadis itu. Begitu melihat pintu kelasnya, langkah kaki gadis itu semakin cepat. Begitu pula dengan detak jantungnya.

Tapi nasib sial sepertinya masih tidak ingin menjauhinya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak bahunya. Untung saja dia tidak sampai terjatuh.

“Ah! Maafkan aku,” ucap gadis itu sambil sedikit membungkuk. Tanpa memandang orang yang menabraknya, ia langsung berlari menuju kelasnya.

Tetapi dia langsung terdiam saat sudah berada di depan kelasnya. Mulutnya terbuka melihat apa yang terjadi.

Kelasnya bahkan baru terisi setengah, padahal dia sudah ketakutan setengah mati karena terlambat tiga puluh menit. Fyi, dia terlambat di kelas Park seonsaengnim yang notabene adalah salah satu dari tiga dosen killer di semesternya kali ini.

Gadis itu mendatangi salah satu meja yang sudah diisi oleh ketiga sahabatnya. Sung Jaejin, Kim Somin, dan Lee Jaein.

“Ya! Kenapa Park seonsaengnim belum datang?” Tanya gadis itu.

“Kau tidak melihat ponselmu? Aku sudah memberitahumu kalau Park seonsaengnim tidak jadi masuk,” Jawab Somin.

“Apa?” Gadis itu segera memeriksa ponselnya. Dan benar saja, Somin mengirim pesan berkali-kali. Sialnya dia tidak memperhatikan karena terlalu sibuk berlari. “Ya Tuhan, sia-sia saja perjuanganku kesini,” Gadis itu menyenderkan tubuhnya dengan lemas.

“Siapa suruh kau tidak memeriksa ponselmu,” celetuk Jaejin jahat.

Gadis itu menatap tajam Jaejin. Mungkin kalau tatapan bisa membunuh mungkin Jaejin sudah mati sekarang.

***


Park Minyoung.

Seorang gadis berusia dua puluh satu tahun yang sedang menempuh pendidikan Manajemen di salah satu universitas terkemuka di Seoul. Minyoung tinggal sendirian di Seoul ini. Kedua orang tuanya berada di Daegu karena mengurus perusahaan mereka.

Ayahnya merupakan pemilik dari beberapa department store besar di Korea. Tentu saja kalian mengerti seberapa kaya nya dia. Tetapi, Minyoung tidak hidup berfoya-foya. Ia bahkan tinggal di apartemen sederhana selama di Seoul.

Dan gadis itu mendeklarasikan bahwa hari ini adalah hari tersialnya. Minyoung sudah begadang semalam suntuk untuk mengerjakan tugas Park seonsaengnim sehingga terlambat tiga puluh menit di pagi hari yang cerah, dan dia sampai harus berlari seperti orang gila agar tidak di hukum. Tapi kenyataannya guru itu tidak masuk dan Minyoung tidak memeriksa ponselnya. Good.

“Jangan ditekuk seperti itu wajahmu. Menyeramkan,” Celetuk Jaein.

“Sembarangan kalau bicara,” balas Minyoung.

“Ya sudah, bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan? Kebetulan aku membawa mobil,” saran Somin.

Call!”

***



Keempat gadis cantik itu berjalan dengan riang memasuki salah satu department store milik ayah Minyoung.

Mereka tidak membeli apapun, hanya keluar-masuk ke berbagai toko pakaian. Suasana hati mereka saat ini sedang senang, terutama Minyoung setelah apa yang terjadi padanya tadi.

Dan sekarang mereka berada di salah satu toko sepatu. Mereka berempat berpencar untuk mencari sepatu keinginan mereka.

“Woah~ bagus sekali ini,” gumam Minyoung. Mata gadis itu terpaku pada sepasang high-heels berwarna silver yang terlihat sangat cantik. Tapi senyumnya berubah masam saat melihat harga sepasang high-heels tersebut, “Harganya mahal sekali,” Minyoung sudah membeli sebuah tas branded yang tentu saja harganya lumayan mahal bulan ini, jadi tidak mungkin dia membeli barang mahal lagi bulan ini. Walaupun dia anak orang kaya tapi dia tetap ingin menabung.

Minyoung terus berjalan menyusuri rak-rak tersebut, sampai dia menabrak tubuh seseorang.


Bruk!

Kenapa hari ini aku selalu bertabrakan dengan orang,’ gumam gadis itu dalam hati.

“Ah! Maafkan aku, aku tidak sengaja,” Ucap Minyoung sambil membungkukkan tubuhnya.

“Iya, tidak apa-apa,” Minyoung menegakkan tubuhnya untuk melihat orang yang tidak sengaja ditabraknya.


Deg!


Jantung gadis itu berdetak sangat cepat saat melihat wajah seseorang dihadapannya ini. Matanya terpaku pada mata bulat orang itu.

Orang itu—yang ternyata seorang lelaki—juga terdiam menatap Minyoung.

Lelaki itu tampan—sangat tampan bahkan..


Tapi..


Entah kenapa Minyoung merasa takut..


Bulu kuduk gadis itu berdiri..


Dan Minyoung semakin ketakutan…


Saat lelaki itu menyeringai…



TBC


I'm back yeoreobun~~~~~'

Setelah pusing melanjutkan chap 4 brothers, akhirnya banting stir sementara bikin cerita buat Seungcheol kuuh :)))

Di tunggu vote & komen nya yaaa :)))

Prigione |c.s.c|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang