"Pinjam peer dong, Dit."
Begitu Radit memasuki kelasnya, wajah ceria milik Sera muncul di depan pintu. Radit diam tetap berjalan menuju mejanya dan Sera.
Sera juga diam, mengekor Radit dari belakang.
"Pinjam peer dong Radit, Selena gomez lagi khilaf nggak buat peer." Sera sama sekali tidak menyadari bahwa pagi itu ada yang berubah dari mereka.
Radit memandang Sera sekilas, lalu membuka tasnya dan mengambilkan buku yang diminta Sera.
"Ah, lo emang best my prinet!" Sera tertawa sendiri. Dengan girang, Sera duduk disamping Radit dan mulai menyalin.
Radit diam. Memperhatikan rambut Sera yang biasanya acak-acakan tanpa pernak-pernik kini nampak berbeda. Rambut Sera tampak lebih rapi dan ada satu jepitan kecil di rambutnya bagian kiri.
"Dandan, lo?" Radit bertanya sok cuek.
Sera menoleh, sekilas. "Nggak juga, sih. Cuma sekarang lebih rajin sisir rambut biar rapi."
Radit menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Oh, tumben sekarang pakai jepitan."
"Dikasih kak Javier."
"Kayak murahan gitu, ya? Jepitan anak SD tuh kayaknya. Pas ulang tahun lo kemarin gue 'kan beliin lo bando. Itu bando harganya lumayan nguras dompet gue, tapi lo nggak pernah make." Radit berusaha agar suaranya tidak terdengar menuntut.
Sera menoleh lagi. Masih dengan wajah cerianya. "Bando yang lo kasi kegedean, selain itu terlalu feminin. Iya, sih jepitannya kayak anak SD. Tapi gue suka aja. Bentuknya simpel."
Radit diam. "Lo pacaran sama Jabrit itu?"
Sera mendelik. "Javier, Radit!"
"Ya itulah pokoknya." Radit tidak peduli.
Sera meletakkan pulpennya. Memandang keatas langit-langit kelasnya. "Gimana, ya? Hmm... Untuk sekarang... Belum." kata Sera akhirnya.
Radit menunduk, menatap tangannya yang entah sejak kapan sudah basah oleh keringat. Belum? Jadi... Apa Radit masih bisa menyelip diantara kisah mereka?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita Yang Belum Paham Cinta [√]
Short StoryKita hanya remaja yang baru memasuki fase pubertas. Fase dimana hati kita mulai mencari dan ingin mengikat. ***