Part 6

2.6K 340 33
                                    




Sehun pov .

Aku melakukannya  menciumnya Dan mengucapkan kalimat yang tak seharusnya aku ucapkan, Ada apa denganku kenapa aku tak bisa menahan diriku jika didepan Kyungsoo.

Dihari yang sama juga aku menangis didalam pelukannya, apa dia akan berpikir bahwa aku Nama yang cengeng, Nama yang lemah atau Nama yang tak menghormatinya.

"Huh". desahku frustasi. 
Semalaman aku tidak tidur karena memikirkan perbuatanku, Bahkan aku tak melihatnya yang keluar untuk makan malam dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 sore.
"Kyung apa kau didalam?" tanyaku seraya membuka pintu kamarnya dan mengintip karena tak mendengar jawabannya.
Dia masih tertidur pulas dengan selimut yang menggulung di seluruh tubuhnya mirip seperti kepompong. Kyungsoo terlihat sangat imut, aku mendekati ranjangnya dan mendudukan diriku disana kemudian mengelus pipinya yang chubby dan mencium bibirnya lagi. "Enghhh" lenguhnya. Membuatku terkejut dan langsung berdiri tersenyum kaku melihatnya yang mengerjap kan matanya.
"Oppa apa yang kau lakukan disini?" tanya nya lalu beranjak duduk.
"Aku ingin mengajakmu berkeliling kyung". Ujarku.
"Aku masih jet lag  oppa". ucapnya mempoutkan bibir lalu mengusap wajahnya.
"Oh ayolah Kyung, kau sudah tidur seharian, aku yakin setelah ini jet lag mu pasti akan hilang" aku menariknya lalu mendorongnya ke kamar mandi.
"Waktumu hanya 10 menit Kyung" ujarku dengan kekehan lalu meninggalkannya.
"Yakk oppa kenapa cepat sekali" teriaknya tak terima.

....

"Bagaimana, apa kau senang?" tanyaku seraya mendudukan diriku di taman.

"Sangat ini sangat menyenangkan oppa aku menyukainya" ucapnya kagum karna melihat isi kota Manhattan. Aku mengajaknya berkeliling Kota dan sekarang kami berada di Central park untuk menikmati senja disini.
"Bukankah sudah kubilang jet lag mu pasti hilang setelah kau melihatnya".
"Hahaha aku tidak menyangka ini bisa terjadi oppa, aku kira itu hanya akalanmu saja" Kyungsoo tersenyum mengejeku.
"Aishhh kau pikir aku akan menjahilimu" ucapku kesal memandang wajahnya.
"Kau kan memang seperti itu oppa ".
"Terus tertawalah seperti itu Kyung, aku menyukainya".
"Pasti oppa aku janji"
"Hemmm bagaimana hubunganmu dengan Kai? Apa dia masih menghubungimu?" Tanyaku seraya menatap wajahnya yang sedang menikmati deruan angin dengan memejamkan matanya.
"Hubungan kami? Sudah berakhir Oppa begitulah menurutku" jawabnya tanpa membuka mata belo itu.
"Apa kau masih mencintainya?" tanyaku lagi dan masih menatapnya.
"Jika aku mengatakan aku sudah tidak mencintainya apa oppa bisa percaya?"
"Hemmm tidak" Aku menggeleng.
"Iya aku masih mencintainya oppa tapi rasa itu tak sebesar dulu, bahkan sekarang mulai menipis, tapi jejaknya masih ada disini. Tidak secepat itu aku melupakannya walaupun aku telah meninggalkan hatiku untuknya tapi tak dapat ku pungkiri aku masih merindukannya". Jujur hatiku sakit saat mendengar ucapan Kyungsoo.
Aku memegang kedua pipinya untuk melihat kearahku dan Dia membuka matanya dengan Bulir kristal tergenang dimata indahnya.
"Jangan ditahan, menangislah jika itu bisa membuatmu tenang
"Tidak oppa aku tidak ingin menangisi seorang yang menyakitiku oppa, bukankah air mataku sangat berharga ?". Ujarnya dengan senyum sendu lantas aku menarik tubuhnya kedalam dekapanku.

"Oppa apa kau tau? ketika Takdir mempermainkan hatiku, aku berpikir kenapa Takdir begitu kejam dengan ku. Apa di kehidupan sebelumnya aku pernah melakukan kesalahan sehingga Takdirku seperti ini. Tapi, akhirnya aku sadar ternyata Takdir bukan mempermainkan hatiku, tapi menyelamatkan hatiku dari seseorang yang akan menyakitiku. Seseorang yang tak pernah tulus mencintaiku. Memang awalnya sakit ketika aku harus tau semuanya, tapi bukankah itu lebih baik, daripada aku semakin mencintainya dan berharap lebih kepadanya lalu akhirnya aku disakiti? Tuhan menyayangiku karna ketika aku sakit,terpuruk dan ketika aku kehilangan cintaku. Tuhan menghadirkan Oppa, Luhan dan Appa untukku, bukankah aku lebih beruntung? Aku hanya kehilangan satu orang, tapi aku mendapatkan tiga orang sekaligus yang menyayangiku. Sekarang aku menyukai Takdirku, takdir yang menuntunku bertemu dengan Oppa dan menjadikan kita keluarga" Ucapnya lalu mengeratkan lingkaran tangannya di pinggangku.nAku tak tau harus mengatakan apalagi, dia begitu kuat, Yeoja mungilku yang begitu kuat dan dewasa.
"Apakah dia malaikat yang Eomma kirimkan untukku Tuhan?" batinku seraya menatap ke langit senja.

Somewhere in Manhattan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang