Prolog

173 18 2
                                    

"Halo ka, naik taksinya yang didalam bandara, jangan yang diluar" ucap seorang lelaki dari sebrang sana yang tak lain adalah ayahnya.

 "iya ayah" jawab seorang anak perempuan dengan nada bingung.

"Nanti kalo sudah dapat taksinya. Foto Id card supirnya terus kirim ke ayah lewat whatsApp, alamatnya sudah ayah kirim ya ka, kasih unjuk aja ke supirnya" ucap sang ayah kembali untuk mengingatkan.

"Iya yah, ya udah aku mau cari taksi dulu nanti aku telepon lagi" ucapnya untuk mengakhiri telepon.

"Ya sudah hati-hati ya ka" balasnya.

"Iya ayah" ucapnya dan menutup telepon dan bergegas mencari taksi untuk ditaikinya.

Setelah dapat taksi yang dia inginkan. Didalam taksi prisilia mengamati sekeliling kota jakarta yang begitu padat dan ramai, pikirnya terasa asing harus berada di kota metropolitan ini dan harus pindah dari makasar ke jakarta untuk tinggal bersama orangtuanya.

"Maaf dek, alamatnya boleh saya lihat kembali?" tanya supir taksi yang membuyarkan lamunanya.

"Eh iya ini pak" jawabnya dan segera memberikan handphonenya kepada supir taksi untuk memberi tahu alamat rumahnya.

"Ini dek handphonenya" ucap supir taksi dan mengembalikannya kembali.

"Oh iya pak, masih jauh yah?" tanyanya yang tak sabar ingin segera sampai kerumahnya dan ingin segera beristirahat.

"Lumayan dek, kalo mau tidur silakan saja dek nanti saya bangunkan jika sudah samapi" ucap sopan supir taksi tersebut.

"Gak usah pak, saya mau liat-liat jakarta aja, soalnya saya tau jakarta cuma dari tv aja" jawab prisilia menolak untuk tidur. Tapi sebenarnya bukan tidak ingin tidur hanya saja dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"Oh ya sudah, memangnya ade di jakarta tinggal dengan siapa?" tanyanya kembali.

"Sama orang tua pak" jawab prisilia singkat. Dan prisilia segera menggunakan earphonennya dan menyalakan musik di handphonenya agar supir taksi tak banyak bertanya.

Selama di perjalanan untuk menuju rumahnya, prisilia hanya mendengarkan musik dan terus mengamati kota jakarta sepanjang jalan. Besok prisilia akan segera mendaftarkan dirinya sebagai siswi baru kelas 10 di SMA Taruna Bakti. Dia berharap agar mendapatkan teman baik di kota besar ini. Tak perlu cantik atau pun tampan yang terpenting. bisa menerima prisilia apa adanya.

***

Tidak lama dari bandara untuk menuju ke tempat tinggal prisilia, hanya membutuhkan waktu 30 menit saja. Setelah sampai prisilia segera turun dari taksi dan memastikan rumah yang ada di hadapannya ini benar-benar rumahnya, prisilia berdiri tepat di gerbang rumah mewah dan besar ini. Rumah ini tidak seperti yang dia bayangkan, ternyata rumahnya jauh lebih besar dari yang dia pikirkan.

Prisilia segera menekan Bell rumah yang terletak di samping pagar besi yang lebih tinggi darinya. Bell pertama tidak mendapatkan respon, prisilia pun menekan Bell untuk yang kedua kalinya. Tak lama kemudian datang wanita paruh baya menggunakan pakaian daster membukakan gerbanya.

 "Maaf dek, cari siapa ya? " tanya sopan wanita tersebut dan tersenyum ramah pada prisilia. Di lihat dari penampilannya sepertinya wanita ini adalah asisten rumah tangga.

"Ini rumahnya bapak deni bukan bu?" tanya prisilia pada wanita paruh baya itu.

"Iya betul, adek ini siap yah?" tanya kembali sang wanita.

"Saya prisilia bu, anaknya bapak deni" jawab prisilia dan tersenyum.

"Eh ya ampun, bibi gak kenal non maaf yah, ayo silahkan masuk biar barang bawaannya bibi yang bawa" ucap wanita paruh baya itu dan mempersilakan prisilia untuk masuk.

"Bu, ini non prisilia sudah datang" teriak bi pipin memberitahukan bahwa prisilia sudah sampai rumah dengan selamat.

Terdengar suara draf kaki yang berasal dari tangga dan terlihat wanita berusia 30an yang masih terlihat cantik dan tersenyum kepada prisilia, walau wanita ini sudah mempunyai 3 orang anak tetapi masih terlihat sangat bugar, yang tak lain adalah bundanya yang bernama yeni.

"Ya ampun kak sudah sampai" teriak sang bunda karna begitu senang anak sulungnya sudah sampai dengan selamat, yeni pun segera memeluk prisilia untuk meredakan rasa rindu pada anak nya.

"Iya bun" jawab prisilia dan membalas pelukannya.

Tak lama yeni pun melepas pelukannya "Ya. sudah, kakak pasti cape yah?! Mandi dulu sana abis itu makan baru istirahat ya ka. Maaf ayah gak bisa jemput kamu di bandara, soalnya hari ini ayah lagi ada meeting ka" ucap sang bunda.

"Iya bun gak apa-apa kok" jawab prisilia santai.

"Ya udah, bi tolong antar kakak ke kamarnya ya bi, masukin baju bajunya kelemari" ucap bunda memerintahkan kepada bi pipin.

"Iya bu, ayo non  bibi anter ke kamar" ucapnya dan segera mengatarka prisilia menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

***

Hai.
Ini baru prolog aja kok, jadi maaf masih sedikit dan membosankan.

Mohon di maklum, masih amatiran. Jangan lupa vote, kritik dan saran terimaksih.

Yolla fitri w.

ALDAN PRISILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang