#1 Terjungkal

34 3 19
                                    

INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT ; 09.14 KST

"Astaga, dimana lensaku?"

"Ada apa?"

"Ini gila. Lensa kameraku tertinggal di apartement!"

"Dasar ceroboh. Mereka akan datang sebentar lagi,"

"Aaa, aku tidak akan bisa mendapat foto yang bagus,"

Sepertinya saat ini tidak tepat untuk aku memperkenalkan diriku. Namaku Bae Ryujin dan aku masih setia mengecek isi tas kameraku saat aku tahu bahwa jelas-jelas aku meninggalkan lensa kameraku di apartement. Biarkan saja. Siapa tahu keajaiban datang begitu saja.

Omong-omong soal keajaiban, keajaibanku baru saja datang dengan rombongan mobil vann hitam yang berjejer rapi di seberang jalan masuk ke airport.

Mereka, 7 orang ketidakmungkinan yang sedang ku usahakan untuk menjadi jodohku turun dengan begitu coolnya dari mobil mereka.

Bahkan sebelum mereka turun sekalipun, suara khas lensa kamera saat mengambil gambar langsung terdengar di telingaku. Apalagi saat mereka turun dengan gaya mereka masing-masing itu.

Entah karena aku terlalu sering mengikuti mereka, atau bagaimana. Tapi yang aku tahu, orang yang pertama keluar dari mobil adalah laki-laki itu. Yang selalu menggunakan sunglasses Gucci-nya dan juga kemeja flannel kuningnya yang sangat sering sekali ia pakai. Astaga itu hadiah dari Kim Yera, kenapa dia sangat suka sekali dengan baju itu, membuatku kesal saja.

Tapi sepertinya, dugaanku kali ini salah.

Wait, siapa laki-laki yang berambut hitam itu?

"YA! RAMBUTNYA JIMIN HITAM!"

Demi lensaku yang tergeletak sendirian di apartement. Jimin looks so daddy.

Tuhan, aku tidak menginginkan apa-apa untuk saat ini kecuali lensa kameraku.

Bayangkan saja, posisiku ini sangat strategis untuk mengabadikan tubuh proporsionalnya yang terbalut kemeja putih dengan bawahan celana jeans ¾ warna cream, tapi aku menyia-nyiakan kesempatan yang tidak terjadi dua kali ini karena lensa dengan panjang hampir se-meter itu.

RAMBUT HITAM ADALAH SEBUAH KEAJAIBAN. AKU PERCAYA ITU!

Tidak akan ada yang menyia-nyiakan kejadian hari ini. Rambut Jimin kembali dari warna yang berganti-ganti hampir sebanyak warna pelanginya ke warna natural. Dan demi apa itu benar-benar cocok dengannya.

Perempuan-perempuan di sebelahku berusaha untuk tidak berteriak dan fokus dengan kamera mereka. Tapi apa daya manusia yang tak akan bisa meneguhkan imannya jika laki-laki yang sudah semakin tinggi itu menggoda mata.

Astaga, Jimin. Kenapa wajahmu jadi blur di kameraku?

"Percuma saja, mereka terlalu jauh," aku memelas pada temanku yang sedang fokus dengan kameranya.

"Berisik, aku sedang sibuk,"

ISH. Dia tidak membantu sama sekali.

Aku mengecek arlojiku, sekarang pukul 09.20 dan kurang lebih 40 menit lagi pesawatku datang.

"Ya, pesawatnya sebentar lagi tiba. Masa iya aku tidak membawa lensaku?"

"Salah sendiri kau ceroboh,"

Sungguh, aku berusaha keras untuk tidak mendorong perempuan berambut pirang ini keluar dari batas pagar. Ingatkan aku jika dia pernah meminjamkan hospot ponselnya untuk meng-upload preview foto yang ku ambil.

Aku makin kacau saat melihat rombongan mereka akan segera masuk ke dalam bandara.

Sungguh. Apa aku harus tidak mengambil foto saat konser besok?

"Kameraku tidak berguna di sini. Aku ke dalam saja," kataku sambil membereskan barang-barangku.

"Ya! Jangan jadi sasaeng bodoh!"

"Berkacalah dulu sebelum mengataiku. Buktikan padaku jika tak ada foto selangkangan Yoongi di kameramu!"

"YA!"

Maaf tapi aku benar-benar kesal sekarang. Aku mengabaikan teriakan temanku yang menyuruhku untuk berbalik dengan tetap berjalan ke tempat aku meletakkan koperku. Astaga untungnya benda itu tidak hilang lagi.

Aku cepat-cepat berjalan memasuki pintu bandara sebelum perempuan-perempuan penggila foto HD itu mendahuluiku. Biarkan aku jadi sasaeng dulu hari ini. Karena jika tidak aku tidak akan punya foto preview yang bisa ku unggah di twitter nanti.

Mari kita berhitung bersama-sama.

Dalam 5 detik mereka akan muncul dari gerbang itu.

1, 2, 3, Okay, mereka terlalu cepat.

Aku berusaha mengimbangi langkah mereka yang begitu cepat sambil asal menjepret kameraku.

Astaga, jadi seperti ini rasanya berjalan berdekatan dengan mereka.

Salah satu pengawal mereka terus saja mendorongku minggir saat aku berjalan di dekat Jungkook.

Walau bukan Jimin yang berjalan di dekatku, tapi penampilan Jungkook dengan kemeja hitamnya yang tak kalah menggoda  iman tak boleh di sia-siakan begitu saja.

"Jungkook-ah!"

Bagai tersambar ekor kuda di siang bolong. JEON JUNGKOOK MENENGOK KE ARAHKU!

YES AKU MENDAPAT REKAMAN BAGUS!

Tolong ingat, jika ternyata adanya perasaan bahagia saat setengah berlari membawa koper sambil mengambil gambar dengan kameramu itu sangat berbahaya.

Hampir saja kameraku jatuh mengenaskan jika saja aku tidak mengambilnya hingga akhirnya aku harus jatuh terjungkal ke lantai.

Persetan denganmu Eagle's Gaze-nya Jeon Jungkook.[]

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

gw penasaran.

$1234 Love For HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang