Chapter 2

12 2 0
                                    

Saat sedang malangkah kan kakinya menuju toilet, Azel tak sengaja melihat seorang siswi yang sedang menangis dipelukan ibunya, sepertinya gadis itu sedang ada masalah sampai ibu nya datang kesekolah ini.

Azel pun hanya memandang hampa kedepan. Ia jadi ingat kenangan indah bersama mama nya dulu.

Seandainya mama ada disini, pasti mama akan melakukan yang ibu itu lakukan kan? Menyalurkan kekuatan dengan pelukan hangat.

I really miss you, ma. Batin azel.

"Aduh! Lo jalan liat- liat kek." Teriakan itu kembali menarik Azel kedunia nyata.

Ia pun mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang ia tabrak barusan.

Cowo rusuh yang tadi bikin keributan di koridior, Revin. Batin Azel lalu melangkah kan kaki nya kembali. Tidak memperdulikan cowok yang kini ada didepannya, Karena ia terlalu malas untuk berurusan dengan salah satu pentolan sekolah itu.

Melihat Azel yang melangkahkan kakinya tanpa meminta maaf, emosi Revin pun memuncak .

"Eh tunggu woy!" Ucapnya sambil menahan lengan Azel.

"Lo gak punya sopan santun apa? Abis nabrak orang trus pergi gitu aja! Minta maaf kek." Sambungnya lagi dengan emosi.

"Maaf." Balas Azel dengan singkat, lalu kembali akan melangkah kakinya lagi.

"Sebentar dulu kek." Bentak Revin sambil menahan lengan Azel.

"Lo gak pernah diajarin caranya minta maaf yang baik dan benar ya? Kalo gak ikhlas mending lo gak usah minta maaf!"

Azel pun menarik nafas perlahan untuk menetralkan rasa kesal yang kian memuncak .

"Ok, gua minta maaf karena tadi udah nabrak lo." Ucap Azel dengan seulas senyum yang dipaksakan.

"Nah gitu kek, minta maaf aja ribet." Balas Revin dengan senyum puas yang kini sudah terpasang jelas dimukanya.

Saat hendak melangkah pergi, untuk kesekian kalinya Revan menahan Azel lagi.

"Kenapa lagi sih? Gua udah minta maaf kan?" Bentak Azel sambil nenepiskan tangan Revin di tangannya.

Revin benar- benar kaget mendapat perlakuan seperti itu. Semua cewek selalu memujanya dan akan lompat kegirangan bila ada diposisi cewek yang ada didepannya. Namun cewek ini?

"Lo pasti anak baru ya makanya gak tau gua?"

Yang ditanya pun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Tak lupa wajah datar yang sedari tadi ia gunakan.

"Lo tau gua?" Tanya Revin lagi.

"Siapa sih yang gak kenal lo."

Revan mulai tersenyum bangga.

"Cowok rusuh yang selalu buat onar--" Azel dengan sengaja menggantungkan kalimatnya, lalu melirik Revin yang memasang eskpresi kebingungan menunggu lanjutan ucapan dirinya.

"Dan termasuk kreteria cowok yang harus gua hindari disekolah ini." Sambungnya sambil tersenyum meremehkan.

Setelah berucap jahat sedemikian rupa. Azel melangkah kan kakinya kembali, meninggalkan Revin yang hanya diam mematung.

Sial. Tuh cewek dari planet mana sih? Ini gak bisa dibiarin. Batin Revin kesal.

Pandangannya menatap punggung Azel Yang semakin menjauh dengan tatapan kesalnya.

****

Revin sedang melangkah kan kakinya menuju kelas. Sedangkan fikiraannya melayang kepada kejadian tadi.

My Destruction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang