Chapter 2 [Hurt]

3.7K 385 11
                                    

     17 tahun kemudian.

     17 tahun berlalu, dan 17 tahun juga Jungkook telah menahan rasa sakitnya. Terlebih ia harus rutin melakukan transfuse darah selama hidupnya yang cukup membuatnya merasa lelah. Tapi sang ayah, sang ayah selalu ada untuknya. Selalu memberikannya dukungan untuk melawati semua ini.

     Tepat pada tanggal 1 September 2013 si kembar, Wooji dan Jungkook telah genap berumur 17 tahun. Namun di hari ulang tahun keduanya, kedua orang tua mereka tengah tidak ada di rumah. Hanya ada Wooji, Jungkook, dan beberapa asisten rumah tangga.

     Jungkook lebih memilih bermalam di kamarnya, sedangkan Wooji memilih untuk mengadakan perayaan ulang tahunnya di rumah dengan mengundang beberapa temannya.

     Selang beberapa menit, terdengar suara bel. Dengan segera salah satu asisten rumah tangga dari keluarga Jeon membukakan pintunya.

     Tanpa berkata apa-apa kepada si asisten rumah tangga tersebut, beberapa teman dari Wooji segera memberikan barang-barang mereka, seperti jaket, tas, dan sebagainya kepada si asisten rumah tangga tersebut. Tidak ada sopan santun sama sekali.

     Tepat dari ketinggian, Jungkook melihat ke arah kolam renang dari balkon kamarnya sambil terduduk di kursi rodanya. Terlihat beberapa remaja kelas atas saling berbincang satu sama lain sambil meminum segelas whiskey. Sesekali Jungkook ikut tersenyum ketika melihat sang kembaran tertawa lepas bersama para kawannya.

     Ketika Jungkook tengah menatap ke arah kerumunan teman dari kembarannya, tiba-tiba salah seorang wanita melihat ke arahnya dan tersenyum begitu ramah. Wanita itu melambaikan tangannya ke arah Jungkook. Bukannya membalas senyuman wanita itu, Jungkook malah memutuskan untuk kembali memasuki kamarnya.

     "Mengapa ia berbeda sekali dengan teman-teman Wooji yg lainnya?" Gumam dalam hati Jungkook.

     Tidak mau larut dalam pikirannya, Jungkook pun memutuskan untuk berbaring di atas tempat tidurnya. Ketika ia hendak berpindah tempat dari kursi rodanya menuju kasur queen size nya, tiba-tiba seseorang dari luar kamar Jungkook mengetuk pintu kamarnya dengan sangat hati.

     Tidak ada suara dari luar sana. Jungkook pun berpikiran bahwa yang tengah mengetuk pintu kamarnya adalah salah satu asisten rumah tangganya. Dengan santai Jungkook memintanya untuk masuk.

     "Masuk saja. Pintu kamarku tidak dikunci." Seru Jungkook dari dalam kamarnya.

    Dengan sangat perlahan dan hati-hati, pintu kamarnya terbuka. Dan tampaklah seorang wanita dengan senyum lebar terukir dibibirnya. Rambut panjang yang digerai, dengan lengan panjang berwarna putih beserta outer dress pendek berwarna abu-abu, menjadi padu padan yg begitu feminin.

 Rambut panjang yang digerai, dengan lengan panjang berwarna putih beserta outer dress pendek berwarna abu-abu, menjadi padu padan yg begitu feminin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Wanita itu pun memasuki kamar luas Jungkook dan menutup pintu kamarnya dengan sangat hati-hati. Dengan langkah yang ragu, wanita itu berjalan mendekati Jungkook. Tatapan Jungkook tak bisa lepas dari wanita yang ada dihadapannya itu.

Could I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang