Chapter 5 [Bad Feeling]

3K 280 1
                                    

04.25 p.m
     Hampir satu jam Wooji dan Yoora berbincang-bincang sambil menunggu kedatangan Jungkook.

"Eung, sebenarnya dari tadi aku ingin sekali menanyakan hal ini kepadamu. Tapi, aku takut kau tersinggung." Ucap Yoora merasa tak enak sambil memainkan jari-jarinya.

"Tanyakan saja, Yoora."

"Mengapa dari tadi kau begitu memperhatikannya? Tidak seperti biasanya. Apa lagi setelah kejadian malam itu.."

"Hm. Aku merasa bersalah terhadapnya dengan kalimatku malam itu. J-jujur saja, aku tidak suka jika kau dekat dengan adikku. Tapi kali ini aku mengerti apa yang adikku selama ini inginkan. Ia hanya ingin menjadi anak pada umumnya, yang memiliki banyak teman dan bermain dengan teman-temannya. Aku ingin meminta maaf padanya dan ak—" Jelas Wooji panjang lebar sambil memainkan gelang pemberian Yoora. Namun gelang yang mirip dengan gelang Jungkook itu tiba-tiba putus ketika Wooji tengah memainkannya.

"Astaga!" Seru Woji dan Yoora bersamaan.

"M-maafkan aku Yoora. Aku akan segera memperbaikinya." Panik Wooji sambil mengambil beberapa manik-manik yang terlepas.

     Tiba-tiba saja perasaan Wooji tidak enak terhadap Jungkook. Dengan cepat Wooji membereskan gelangnya.

"Yoora, aku pikir lebih baik kita mencari Jungkook sekarang juga. Perasaan ku tidak enak." Ucap Wooji khawatir dan lari mendahului Yoora. Yoora pun mengikuti Wooji dari belakang.

     Dengan cepat Wooji segera berlari ke lapangan sepak bola. Dimana Jungkook mengatakan bahwa ia akan bermain sepak bola sebentar.

     Sesampainya di lapangan, baik Wooji maupun Yoora tak melihat seorang pun di lapangan. Wooji segera mengambil ponselnya dan mencari kontak Jungkook di ponselnya.

"Aargghh! Kemana anak itu?!" Dumal Wooji dan kembali menghubungi Jungkook.

"Bagaimana?" Tanya Yoora khawatir.

"Terhubung. Tapi tidak ada jawaban." Wooji terus berusaha menghubungi Jungkook.

     Sampai akhirnya Yoora melihat sesuatu di ujung lapangan. Samar-samar.

"Wooji! Lihat disana!" Seru Yoora sambil memukul-mukul lengan Wooji. Wooji pun segera memasukkan ponselnya ke dalam kantung celananya dan segera berlari ke arah objek yang dimaksud oleh Yoora. Yoora pun mengikuti Wooji.
.
.
.
.
.
DEG!

     Seketika Wooji tersungkur ke tanah sambil terus menatap ke arah Jungkook yanh sudah tak karuan.

"JUNGKOOK!!" Teriak Yoora segera menghampiri Jungkook yang tak sadarkan diri. Yoora segera memangku kepala Jungkook. Yoora menangis sesegukan ketika melihat wajah Jungkook.

     Sementara itu, Wooji. Ia tak mampu berbuat apa-apa ia lemas. Tak dapat berkata apa pun. Matanya memerah dan berkaca. Tangannya mengepal dengan sangat kencang di atas pahanya. Rahangnya mengencang. Dengan segera Wooji bangkit dan berlari keluar gerbang sekolah.

     Yoora terus menangis dan terus memeluk kepala Jungkook.

"Bangun, Kook. Kau harus tahu apa yang akan Wooji katakan kepadamu. Kau pasti akan senang mendengarnya.. hiks.. bangun, Kook. Harusnya tadi aku melarangmu untuk ikut dengan para laki-laki bresek itu! Bodoh sekali kau Yoora! Padahal aku sendiri tahu bahwa Bryan dan kawan-kawannya itu tidak baik.. Hiks.."

     Tiba-tiba terbesit kembali dibenak Yoora kata-kata dan senyuman Jungkook di kelas tadi sebelum kejadian ini menimpa Jungkook.

"Hanya bermain bola, kan? Tentu saja aku akan baik-baik saja."

     Tangisnya semakin menjadi ketika ia mengingat perkataan Jungkook sebelum pergi hendak bermain bola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Tangisnya semakin menjadi ketika ia mengingat perkataan Jungkook sebelum pergi hendak bermain bola.

"Tentu saja. Aku sudah berjanji kepada mereka. Oh, ya. Bisakah kau temani Wooji selama aku tidak ada? Bilang saja padanya aku hanya bermain bola sebentar. Setelah itu aku akan segera menemuinya."

"Tenang saja. Jaga Wooji baik-baik dia suka melakukan hal yang aneh-aneh. Haha. Bilang juga kepadanya, terimakasih hari ini sudah memperhatikan ku. Haha. Dah!"

"Ya Tuhan.. harusnya aku menyadari itu semua.. hiks.. harusnya aku menyadari perkataan itu. Apakah perkataan itu pertanda bahwa Jungkook akan seperti ini? Mengapa aku sangat bodoh sekali!!" Tangis Yoora pecah sambil terus memeluk kepala Jungkook. Yoora pun menggenggam tangan dingin Jungkook sambil menunggu kedatangan Wooji.
.
.
.
.
.
BUGH!

     Wooji terus memukuli Bryan tanpa ampun. Bryan dan kawan-kawannya sudah berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan hal itu adalah hal yang bagus karena Wooji bisa memberikan pelajaran kepada Bryan tanpa harus ada halangan.

"MATI KAU BEDEBAH!!" Seru Wooji sambil terus memukuli wajah Bryan yang sudah terbaring di jalan.

"Haha. Hanya itu kemampuanmu?" Ucap Bryan menantang dengan wajah dan gigi yang penuh darah.

     Wooji segera bangkit dan dengan keras ia nendang wajah Bryan tanpa berperasaan. Seketika Bryan tak sadarkan diri.

"Itu balasan bagi orang yang sudah menyakiti adikku!"

     Wooji pun segera menelfon ambulance untuk membawa Jungkook dan Bryan ke rumah sakit.

"Halo? Ada 2 korban pembullyan dengan luka parah. Sopa. Terimakasih."

     Wooji pun segera berlari untuk menghampiri Jungkook dan Yoora yang masih berada di lapangan.
.
.
.
.
.
"Kak Wooji!!"

     Wooji pun menoleh ke arah sumber suara.

"Jae Hee?"

     Jae Hee pun berlari menghampiri Wooji.

"Ung, aku ada sesuatu untuk kakak. Mungkin ini bisa membantumu."

"Apa itu?"

"Sebuah v—"

"WOOJIII!!!"

Bener ini mah gais, keknya ni ff kga bakal punya chapter banyak hng :(
Keep reading kawan ❤

Vote + comment yak

Could I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang