"JIMIN!!!!!! KITA MASUK DI SMA YANG SAMA. SENENG GA LO? ASTAGA. SENENG BANGET GUE!" teriak Jungkook dengan mata berbinar binar dihadapan sahabatnya, Jimin. Melihat pengumuman nama-nama siswa yang lulus Sekolah Menengah Atas itu.
"YES. SENENG LAH GUE. ASIK! SEMOGA KITA SEKELAS YAK!" bales Jimin. Tak lama setelah itu mereka berdua ketawa-ketawa bareng gajelas dah mau ngapain.
Jimin sama Jungkook itu bagaikan hidung dengan upil yang selalu lengket kemana-mana. Karena dari SMP mereka sekelas berturut-turut gitu. Mereka udah kayak keluarga. Sampai orang tua mereka hafal satu sama lain. Udah biasa dateng kerumah main dan nginep. Ya pokoknya lengket banget dah ya macem lem kambing:(
Hari demi hari berlalu, dan hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Jimin dan Jungkook tentu barengan dong ya ke sekolah mereka. Asik. Tapi sayangnya mereka beda kelas. Jimin masuk kelas A sementara Jungkook masuk kelas D. Jangan salah, kelas D bukan berarti buruk. Di sekolahan mereka kelasnya itu sampai kelas G. Dan sistem pembagian kelasnya acak bukan berdasar nilai.
"Yah, Jim. Lo kelas A. Jauh dari gue." tutur Jungkook.
"Etdah santai ajasih. Kan kita masih bisa ketemuan yaelah." Bales Jimin.
"Ya kan tetep aja. Gaenak. Lo tau sendiri kan gue kelahiran 97. Sementara yang lain 95. Takut gue temenannya nih."
"Santai. Gaada perbedaan umur anggap semua sama. Lama lama terbiasa juga lo."
"Iya. Ini gue mencoba belajar. Semangat, Jim! Kita pasti bisa!"
"Iyep. Pasti bisa" Jimin tersenyum tulus.
"Yaudah gih sana lo ke kelas lo ngapain masih disamping gue."
"Eh iya. Duh mana gaada yang gue kenal lagi di kelas A."
"Ih buru sana ke kelas lo. Ini kan kelas gue. Dan lo nyadar ga sekarang kita di depan pintu banget."
"Oh iya udah gue pergi. Jangan kangen sama gue yak."
"Ya sono! Ntar istirahat kesini yak!"
"Siap." Jimin melangkahkan kakinya menuju kelasnya, kelas A.
Karena gugup hari pertama masuk SMA, Jimin jalannya pelan-pelan gitu menikmati suasana katanya padahal takut masuk kelas sendiri:( HADEH kids zaman now. Tepat dihadapannya, ada sosok muncul dengan tampang nyebelin dan minta ditabok karna sifat yang sama nyebelinnya.
"Eh. Adek manis. Ngapain ke SMA, dek? Tempatnya kan di SD. Hehehe. Mau kakak anterin ke SDnya?" ujarnya dengan senyuman kotak yang aneh.
Jimin menghela nafas dan lanjut berjalan tidak menghiraukan kehadiran sosok itu.
"Adek? Denger kakak ngomong ga sih?" si pemilik senyuman kotak itu menepuk pundak Jimin.
"Maaf salah orang" balas Jimin singkat.
"Dek? SD mana? SD depan ya?" tanya pemuda itu lagi.
"Apaan sih anjing. Gue gakenal lo. Dan lo juga gakenal gue. Jangan sok kenal deh." bales Jimin dengan wajah bete karena dikatain anak SD.
"Heh. Anak SD gaboleh ngomong kasar loh. Siapa yang ngajarin."
"Gue anak SMA sini, monyet."
"Eits, seganteng ini gue lo katain monyet. Sakit mata apa ya lo. Kok anak SMA tingginya kek adek gue yang masih SD."
"Lo ngomong lagi gue gampar lo. Sana dah. Jangan sok kenal." Jimin meninggalkan sosok itu.
"Buset. Lagi PMS kali yak. Cowo PMS dasar." balas si senyuman kotak sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema [VMIN. kth + pjm]
FanfictionJimin yang dilema memilih sahabat apa perasaannya sendiri. My first bts fanfiction. W A R N I N G! non baku. vmin fanfic. uke!jimin. uke!jungkook seme!taehyung. seme!yoongi. slight!vkook. yoonmin. boyxboy. boyslove. gasuka? jangan baca.