Saat jam pelajaran Biologi, Faras hanya diam, menatap langit-langit kelas. Ibu Sri yang melihat ke arah Faras langsung menegurnya. Kini semua pasang mata tertuju pada Faras. Mengetahui kelasnya kini sepi, Faras hanya menatap sekeliling. "Kamu kenapa Faras?"Tegur Ibu Sri. Faras diam, sontak ia langsung menggelengkan kepalanya.
"Lo kenapa Ras?"Tanya Sandi,sahabat dekat Faras. Faras lagi-lagi diam. Bingung dengan keadaan Faras saat ini, Sandi hanya heran dalam diam.Selama pelajaran Biologi berlangsung. Faras terus saja diam, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
Dia, gadis yang tadi bersamanya di kantin kini sedang berjalan ke arah kelas Faras. Dengan larinya yang di anggapnya secepat Flash , gadis itu terus berlari, tanpa peduli berapa orang yang sudah tertabrak badan mungilnya.
"Faras!"
Teriakan itu sungguh langsung membuat Faras melihat ke arah pintu masuk kelas. " Lagi-lagi dia "Batinya. Faras hanya diam,menatap dengan tatapan heran ke arah gadis itu,ya,gadis itu adalah Fanesa. "Far,jadi kan anterin gue pulang?" Tanyanya kini. Diam,itu jawaban Faras. "Far"Kini gadis itu greget dengan sikap Faras. "Apaan?"Faras angkat bicara. "Ayo pulang" Ujarnya. Diam lagi, Faras lagi-lagi diam.
"Pulang aja sendiri,punya kaki kan?" Jawabnya ketus. Tatapan mata Fanesa kini terus menatap Faras yang sedang asik bermain dengan Handphoneya.
"Faras"Kini gadis itu berteriak,kencang sekali.
"Bisa gak,lo gak teriak-teriak?"
"Makanya ayo"
Faras memberi uang 20 ribu dari sakunya. "Nih buat ongkos lo pulang"
Gadis itu kesal, dia menarik tangan Faras keluar dari kelasnya.
"Lo bisa gak,gak narik-narik gue? Lo kecil-kecil tenaga kaya gajah" Cibirnya kini. Gadis itu melepas genggaman tanganya dari tangan Faras. "Far,gue cuma mau pulang bareng lo. Iyasih gue gak ada ongkos tapi gue mager buat naik angkot. Mending naik mobil bareng si ganteng" Goda Fanesa. " Dasar wanita penggoda "Batinya. "Iya udah iya" Kini Faras hanya bisa pasrah dengan keinginan Fanesa. Senyumnya kini terlihat jelas di wajah Fanesa. Faras hanya diam, Faras mengaku,dia senang melihat Fanesa tersenyum.Fanesa tak henti-hentinya berbicara. Faras sungguh tidak menyukai itu,dia hanya diam mengemudi sambil menatap ke arah jalan. "Far,masa tadi ya di kelas gue, si Zaidan buat ulah lagi masa? Dia ngelawan Bu Risa"Ceritanya antusias. "Terus?" Tanya Faras kecut. "Dia di hukum,besok dia di suruh bersihin toilet. Hahahaha" Tawanya sungguh membuat suasana menjadi tidak nyaman bagi Faras. "Tertawa di atas penderitaan orang itu gak baik Nes. Coba lo jadi dia, apa lo mau di ketawain?"Tanya Faras. Diam, kali ini skakmat bagi Fanesa. "Tapi sampai kapan pun gue gak mau jadi Zaidan. Karena kenapa, gue udah terlahir jadi Fanesa" Jawab Fanesa enteng. Faras hanya tersenyum singkat tapi kecut, tapi bagi Fanesa, senyuman Faras adalah yang terbaik baginya.
Kini mobil hitam itu sudah terparkir di depan rumah bertingkat 2 berwarna putih. "Makasih lo udah anterin gue pulang Ras" Ujar Fanesa sambil tersenyum. "Iya" Jawab Faras singkat. "Dah Faras. Jangan kangen gue oke?"Godanya kini. Faras hanya diam. Gadis itu kini keluar dari mobil milik Faras, menjauh dah hilang di balik pintu rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Faras & Fanesa
Teen FictionSebuah perasaan sepasang sahabat kecil Faras dan Fanesa. "Punya sahabat cowok itu emang asik. Tapi yang menjadi masalah, kita akan terjebak cinta" Mungkin itulah yang di rasakan Fanesa. Tetapi saat Faras mengenal dia, Faras menjadi berubah. Semua...