(1) Sekolah

226 29 11
                                    

~Jangan pernah katakan suatu hal
yang membuat hati ku sakit~

My love only for you

"Reina bangun nak,cepat bangun.Kamu nggak pergi ke sekolah? Sudah jam berapa ini, nanti kamu kesiangan. Ayo cepat bangun" wanita paruh baya itu membangun kan anak nya yang masih setia tidur di ranjang nya dengan boneka teddy bear besar berwarna Pink di pelukan nya.

"eeuunngghhh...Iya bun, 5 menit lagi ina bangun" ucap nya dengan malas karna masih setengah sadar dan kembali tidur sambil memeluk boneka nya.

"Nggak ada kata 5 menit lagi, kamu selalu saja begini. Ayo cepatan bangun nak"kata diana sambil menarik selimut yg membungkus tubuh anak gadis satu-satu nya.

"Iya iya bunda, ina bangun. Jangan di tarik selimut nya bun". Reina langsung mendudukkan dirinya diatas kasur dengan malas. Diana hanya menggelengkan kepala melihat anak gadis nya, muka yg berantakan, rambut yg acak acakan, dan mata yg sedikit hitam seperti panda.

"Cepat,kamu harus ke sekolah hari ini, sudah 4 hari kamu tidak sekolah karena sakit. Ayo cepat bangun, bunda mau ke bawah dulu" kata diana sebelum menutup pintu kamar putrinya. Dengan malas, Reina langsung beranjak dari tempat tidur nya. Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah.

🍁🍁🍁

"Selamat pagi bunda" ucap nya antusias dan langsung mencium pipi bunda nya dengan sayang. Ayahnya telah meninggal sejak Reina umur 10 tahun. Akibat kecelakaan mobil.

Sekarang ia hanya memiliki seorang ibu yang sangat ia cintai, Reina tak mempunyai saudara. Ia hanya anak satu-satunya di keluarga. Ia gadis yang cantik, baik, pintar, pantang menyerah, dan seorang gadis yang kuat.

"Selamat pagi juga sayang, ayo duduk sarapan dulu, bunda udah masak banyak nih" kata Diana tersenyum manis kepada sang anak satu-satunya yang ia miliki. Langsung saja gadis itu duduk di samping bunda nya.

"bunda, ina nanti ke rumah selly ya setelah pulang sekolah. Ina pengen main ke rumah selly. Jadi nanti ina telat pulang nya, kira-kira jam 6 sore bun" ucap nya kepada sang bunda.

"Iya sayang, tapi setelah itu, langsung pulang ya, ina nggak boleh pergi kemana-mana lagi, langsung pulang, mengerti?" Diana memberikan peringatan kepada putri nya. Ia takut terjadi apa apa kepada sang anak.
Reina mengangguk kan kepala nya mengerti.

Setelah 10 menit sarapan, Reina langsung pamit kepada sang bunda untuk berangkat ke sekolah. Diana tersenyum manis kepada putrinya dan mengucapkan kata hati-hati kepada sang anak.

🍁🍁🍁

Reina langsung menggayuh sepeda nya dengan cepat, ia takut telat masuk dengan berakhir ia harus mendapatkan hukuman.
Gadis itu terus saja menggayuh sepeda nya dengan semangat tanpa memperdulikan bahwa sekarang ia sudah sedikit berkeringat karena kelelahan.

Akhirnya ia sampai di sekolah dengan selamat. Gadis itu langsung saja memarkirkan sepeda kesayangan nya di halaman parkiran sekolah.

Reina melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 6.30 WIB. Berarti masih ada waktu 30 menit lagi untuk masuk ke kelas dan memulai pelajaran.

Reina sedang berpikir, ia saat ini sedang malas sekali untuk masuk ke kelas. Jadi dia harus kemana?

Setelah berpikir keras, akhirnya Reina mengingat seseorang yang sudah 4 hari ini tidak ia lihat wajah nya karena ia sedang sakit di rumah, hingga akhirnya ia tak bisa masuk sekolah dan melihat wajah tersebut.

Reina langsung saja berjalan dan melewati setiap lorong kelas dengan tersenyum bahagia. Banyak siswa siswi yang melihatnya dengan tatapan sinis, benci, dan jijik. Ada juga yang menatap diri nya dengan tatapan suka dan terharu atas perjuangan gadis tersebut karena ia sanggup bertahan dan tak pernah menyerah.

Akhirnya Reina sampai di depan pintu kelas yang bertulisan XII IPS 2. Reina langsung memasuki kelas tersebut dengan senyum yang tak pernah luntur sejak tadi. Ia melihat ke sana kemari dan akhirnya ia menemukan seseorang yang ia cari, yaitu pujaan hati nya.

Mata gadis tersebut tertuju kepada seorang cowok yang sedang duduk bersama empat sahabat nya. Cowok tersebut hanya diam dengan muka datar khas nya. Sahabat-sahabatnya tertawa, entah apa yang di bicara kan. Tetapi cowok pujaan hati nya sedikit pun tak tertawa dan ia hanya memasang muka yang datar.

Reina langsung saja menghampiri mereka berlima. Ah lebih tepatnya ia sedang menghampiri sang pujaan hati yang sudah empat hari ini tak pernah ia lihat karena kondisi nya yang kurang sehat.

"hai, selamat pagi" sapa nya dengan lembut. Ke empat laki-laki yang sedang berbicara tadi langsung melihat ke arah Reina. Gadis tersebut tersenyum malu karena di lihat dengan begitu.

"eh ada adek Reina, pagi juga adek manis. Ke sini mau ngapain? Kan adek Reina kelas XI? Oh bang satria tau, adek pasti mau ketemu bang satria kan? Ah aylopyu dek Reina" ucap cowok tampan yang berambut sedikit agak berwarna merah. Cowok tersebut sangat suka menggoda Reina, ah lebih tepatnya semua cewek ia goda, asalkan cantik. Nama nya satria yolanda

Laki-laki yang berambut pirang langsung saja memukul kepala satria dengan sedikit keras, ia kesal setelah mendengar ucapan laki-laki tersebut. Satria mengaduh kesakitan.

"eh upil badak, nggak usah ngadi-ngadi deh. Kebanyakan bacot lu mah. Godaan lu kagak akan pernah terpengaruh ama dek Reina" kata Kevin yang tadinya memukul kepala satria. Satria hanya mendengus kesal.

Kevin andarafer, laki-laki yang

"ho'oh, elu mah sok-sok an kagak tau dah. Dek Reina kan ke sini mau jumpa abang Reivan. Bener kan?" goda angkasa bertanya dengan tersenyum manis.

Reina yang di tanya pun oleh angkasa hanya tersenyum malu-malu. Pipi nya merah seperti tomat.

"udah deh, kalian nggak usah gangguin dia ataupun godain dia. Rei, sana gih keluar ajak Reina bicara, kayak nya dia mau ngomong sesuatu ama lu, bawa dia ke taman" rendy menyuruh Reivan untuk membawa gadis yang sedang malu-malu tersebut untuk keluar dari kelas dan berbicara di taman belakang sekolah.

Reivan dengan malas langsung saja menarik tangan perempuan tersebut dengan kasar. Rendy yang melihat itu mengepal kan kedua tangannya geram. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.

Reivan masih saja menarik tangan Reina dengan kasar. Gadis itu mengaduh kesakitan. Sesampainya mereka di taman, Reivan langsung melepaskan tangan Reina dengan sekali hentakan.

Ia bisa melihat bahwa tangan gadis tersebut memerah karena genggaman nya tadi sangat lah kuat. Tetapi ia tak peduli dan tidak merasa bersalah sedikit pun. Perempuan tersebut pantas mendapatkan nya karena selalu saja menganggu diri nya selama 4 tahun bahkan sampai sekarang.

"kak sakit, tangan Reina merah tau gara-gara kak rei" Reina menahan sakit di pergelangan tangan nya yang memerah. Tapi ia sadar, ia pantas mendapatkan itu, karena ia tau bahwa Reivan sangat membenci dirinya sejak SMP sampai sekarang.

Yah, gadis tersebut telah jatuh hati kepada sang kakak kelasnya sejak ia kelas IX SMP.
Dia selalu mengejar-ngejar Reivan dan Reivan risih akan hal itu.

"jadi?" tanya nya dengan mengangkat kan alis nya sebelah ke atas.
Reina kesal akan respon dari Reivan. Dia tidak boleh nyerah, berjuang. Usaha tak pernah mengkhianati hasil batin nya dalam hati.

"kangen sama aku nggak?" katanya sambil tersenyum manis.

"gak" jawab Reivan datar. Reina sepertinya harus banyak-banyak bersabar.

"yakin nggak kangen nih?" tanya gadis tersebut sekali lagi dengan senyum menggoda.

"jijik gua ngeliat lu. Murahan banget jadi cwek" kata Reivan menatap nya dengan tatapan menjijik kan. Setelah itu, ia langsung pergi dari hadapan sang gadis menuju kelas nya.

Reina sedih di tinggal kan sendirian di taman. Tetapi, yang paling membuat nya sedih ialah karena perkataan dari sang pujaan hati nya Reivan Anggara saputra yang mengatakan kata-kata pedas yang menyayat hati nya. Hati nya sakit, air mata nya tak bisa ia tahan lagi dan akhirnya tumpah begitu saja di atas pipi nya yang chubby.

Tbc...

My Love Only For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang