☁;- Cupid and The Shooting Arrow

1.8K 455 214
                                    

Happy Reading!♡

Hehehe aku double update hari ini!
●●●

Waktu berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah 3,5 bulan berlalu sejak acara pernikahan di mana dia menjadi Pager Bagus untuk pertama kali. Sekarang Hyunbin sudah berstatus sebagai Mahasiswa semester pertama di sebuah Perguruan Tinggi Negeri terkenal di Surabaya.

Taruhan yang dijalani oleh dirinya dan Minhyun juga masih berlaku sampai hari ini. Kedua-duanya mengaku belum ada perasaan cinta di antara mereka.

Jadi, kita lihat saja nanti, siapa di antara keduanya yang akan jatuh cinta terlebih dahulu.

"Ai?" panggil Hyunbin dari luar kamar Minhyun. "Katanya ada kelas pagi? Ayo berangkat, keburu nanti terlambat!"

"Iya, sabar bentar sayang! Binder aku ketelisut, nih!" seru Minhyun dari dalam kamar.

"Okayy, kamu mau dibikinin minum apa?" tanya Hyunbin.

"Kopi, please. Semalem aku begadang ngerjain tugas, butuh kopi biar ngga ngantuk," pinta Minhyun yang masih sibuk mencari binder.

"Iya, sebentar ya sayang," jawab Hyunbin lalu berjalan menuju dapur.

Hyunbin dengan cepat merebus air dan menyobek dua buah kopi sachet, lalu menuangnya ke dalam dua mug yang berbeda.

"Bin satu juga dong," pinta Mino yang merupakan teman satu jurusan Hyunbin di kampus.

"Minta bini lo sendiri sana!" seru Hyunbin.

"Bini gue sakit, tepar dia," kata Mino memelas.

"Lo sih main kasar, sakit kan bini lo!" omel Hyunbin. "Iya-iya gue buatin. Bini lo dibuatin juga nggak?"

"Iya, tolong ya," ujar Mino dengan nada antusias. "Emang lo temen terbaik gue dah!"

"Gini aja baru dipuji-puji, njing!" gerutu Hyunbin, sementara Mino hanya tertawa lalu berjalan menuju kamar Jinwoo, salah seorang kakak tingkat di fakultas Mino.

Iya, jadi si Mino itu beneran minta-minta ke orangtuanya biar dibolehin kuliah di Surabaya. Dan karena keluarganya Mino memang punya 'channel', jadilah si Mino yang seharusnya kuliah di Jakarta bisa berkuliah di Surabaya.

Teko yang sedang merebus air di atas kompor telah berbunyi nyaring. Hyunbin segera menuangkan air panas tersebut ke dalam mug-mug di depannya dan mengaduknya dengan rata.

Setelah itu Hyunbin membawa 2 mug kopi miliknya dan Minhyun ke depan, dan tak lupa meneriaki Mino kalau kopinya sudah siap di dapur.

"Ai, sudah ketemu bindernya?" tanya Hyunbin saat melihat Minhyun sudah duduk di ruang tamu kos.

"Hmm...," gumam Minhyun sambil terus fokus membaca binder di tangannya.

"Diminum dulu kopinya," ujar Hyunbin lalu duduk di samping Minhyun dan menyodorkan satu kopi tersebut.

"Thanks," gumam Minhyun lalu meminum kopi tersebut. "Aku tegang banget soalnya mau presentasi, Bree."

"Ngapain tegang, sih? Kamu kan sudah belajar semaleman," hibur Hyunbin sambil mengelus lembut pergelangan tangan Minhyun dengan ibu jarinya.

"Aku takut lupa semua, takut nanti file nya hilang, takut proyektornya nanti—"

"Sshh...," potong Hyunbin. "Jangan takut duluan sebelum mencoba, Ai. Kalau kamu mikir yang enggak-enggak nanti hasilnya juga jelek. Sekarang pikir yang baik-baik aja, oke?"

Minhyun mengangguk lalu menghembuskan napasnya kuat-kuat, "Yuk berangkat sekarang, Bree. Sebelum aku jadi makin blank dan materi ppt semalem menguap semua."

Augenblick↝ Minhyunbin [republished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang