Malam yang mencekam. Tak dapat terurai oleh apapun. Disela heningnya malam, tak terdengar suara apapun, kecuali angin yang berhembus sejuk menggugurkan dedaunan pohon. Ini musim hujan, namun hanya udara yang terasa dingin menusuk tulang. Tak ada terdengar rinai maupun gerimis dari luar.
Malam itu aku sendirian dirumah. Semua keluarga pergi. Mereka pergi melihat opera yang baru saja diadakan dilapangan dekat balai desa. Keheningan malam ini membuatku takut. Jadi aku hanya mengurung diri dikamarku. Aku berselimut. Diluar, udara pasti sangat dingin. Aku tak bisa tidur. Saat sedang mencoba untuk menutup mata, aku mendengar suara jeritan seorang wanita. Jeritan itu terdengar berasal dari hutan yang ada didepan rumahku. Jeritan itu bernada minta tolong. Aku yang mulanya ketakutan, merasa iba.
Aku bangkit dari tempat tidurku, kulihat keluar jendela. Diluar sepi sekali, tak ada siapa pun. Jeritan itu semakin lama semakin menghilang. Jantungku berdegup kencang. Kubuka pintu, kulihat sekeliling pekarangan rumahku. Tak ada siapapun. Hanya hutan lebat menghampar luas didepan rumahku. Akupun berniat mencari asal suara tersebut.
Kutelusuri halaman rumahku. Tanpa kusadari, aku sudah sampai ditengah hutan yang lebat. Malam yang gelap menutupi arahku berjalan tadi. Aku tak bisa melihat apa-apa. Aku tersesat.
Aku menangis. Meringkuk dibawah sebuah pohon. Aku ketakutan. Mataku berusaha mencari dari mana arah yang aku lewati tadi. Tapi gelapnya malam membutakan pandangan ku. Tak lama kemudian, kulihat cahaya samar-samar mendekat. Aku pikir, mungkin itu papa yang sadar kalau aku tidak ada dirumah, lalu mencariku. Namun,aku ingat, kalo papa udah meninggal. Aku menangis. Kulihat cahaya yang menyerupai api itu makin lama, semakin besar, hampir menyerupai hantu suluah¹.
Akupun menutup mataku berharap ada seseorang yang menyelamatkanku. Tiba-tiba, saat aku mencoba menahan rasa takut ini,
''Buaarrr... ". Aku pikir hujan lebat. Petir menggelegar. Suara hujan yang lebat itu sedikit aneh. Dan hanya sekali. Kulihat sekelilingku. Ternyata, itu mama. Aku terbangun, mama menyiramku karena aku sulit dibangunkan. Ternyata kejadian menyeramkan tadi itu, hanya mimpi.
"Gaby... Bangun! Kamu gak sekolah! Liat jam, udah jam setengah tujuh tuh! Ayo bangun, ntar telat lo! " teriak mama membangunkanku.
Aku bangun dari temapat tidurku.
"Huhfft, iya ma! Iya, gaby bangun. Ngapain sih mama pake nyiram gaby segala. Liat tuh, basahkan kasur gaby"kesalku.
"Abisnya, kamu tuh, kalo dibangunin kayak biasa, gak bakalan mempan! Kamu tuh tidur, udah kayak orang mati aja! " jawab mama.
"Iya mama! Gaby udah bangun, sekarang, mama jangan berisik ya! ". Jawabku sambil mengambil bantal gulingku dan kembali tidur.
"Buaarrr... ". Mama menyiramku lagi.
"Mamaaaaa... ". Teriakku.
"Bangun! ". Perintah mama.
Aku pun akhirnya terbangun. Sebenarnya aku gak bakalan terlambat. Karena, sekarang masih pukul setengah tujuh. Sedangkan, aku masuk pukul 07.45. Masih lama banget.
Dengan malas, kugapai handuk, dan mandi. Selesai mandi, kupersiapkan segala keperluanku. Setelah selesai, aku pun turun dari kamarku. Kulihat mama sedang menyiapkan sarapan. Memang, dirumah ini hanya ada aku, mama, dan bi ipah, pembantu kami. Papaku udah meninggal 2 bulan yang lalu.
"Sarapan sayang? ". Tanya mama.
"Mama masak apa? ". Tanyaku balik.
"Biasa, nasi goreng favorit kamu! ".
"Hhmm, suapin".
"Manja banget sih anak mama! ".
"Hhh, gak lh ma! Gaby udah gede kali, malu kalo masih minta disuapin".
"Ya udah, sana, sarapan dulu. "
"Iya ma, iya! ".
Sarapan pagi ini seperti biasa, masakan mama enak, namun, kulihat mama seakan sedang menahan rasa sakit. Aku tahu, semenjak papa meninggal, mama jadi sering mengurung diri.
Akhirnya, setelah selesai sarapan, aku pamit pada mama. Aku berangkat sekolah naik bus yang nantinya akan berhenti dihalte depan sekolahku.
Saat masuk kedalam bus, kulihat pemandangan biasa. Ibu-ibu dengan tas belanjaan, bapak-bapak, dan beberapa orang anak SMA yang beberapa ada yang satu sekolah denganku, dan beberapa lagi tidak.
Kulihat arloji ku masih menunjukkan pukul 07.00. Aku masih memiliki banyak waktu sebelum bel masuk berbunyi.
Selang tak berapa lama bus berjalan, seorang ibu berteriak.
"Copeeeeettt... ". Teriak ibu itu membuat sopir bus sontak mengerem mendadak. Para penumpang pun hampir terjatuh.
Dengan kesal, kulewati para penumpang yang ada didepanku untuk mengejar copet tersebut. Tepat saat itu, seorang lelaki berlari di samping jendela dekat aku berdiri sambil membawa tas berwarna merah hati.
( itu pasti tas milik ibu itu!) gumamku. Dengan kesal, kukejar jambret itu. Namun, karena aku mengenakan pakaian SMA, aku tersandung dan terjatuh. Rokku yang pendek selutut itu pun tersingkap. Untung saja aku mengenakan dalaman. Namun, tetap saja mata para buaya melirik kearahku. ( dasar lelaki tidak tahu malu) gumamku.
Aku berusaha berdiri. Dan kembali mengejar copet tadi.
"Woiii! Copeeetttt!! Balikin tas itu! ". Teriakku.
Sontak saja, orang yang melihat ku berlari sambil berteriak, ikut mengejar jambret tersebut.
Pencuri itu berlari dengan sangat cepat. Aku tak dapat mengejarnya. Aku berhenti sejenak untuk mengatur nafas. Kulihat arlojiku.
"Masih jam 07.38. What's? 07.38.
Oh no! Gue bisa telaaattt! ".
Akupun kembali kebus yang aku tumpangi tadi. Tapi, bus itu sudah berangkat duluan. Aku pun mengejar bus tersebut. Karena sadar ada yang tertinggal, sopir bus tersebut menghentikan busnya, dan menyuruhku masuk.
"Gimana neng? Dapet copet nya?? ". Tanya sopir bus itu menggodaku.
"Enggak om, soalnya, tuh copet lari nya kencang banget! ". Jawabku sambil terengah-engah.
"Jangan panggil Om atuh neng! ". Sambung sopir bus itu.
"Trus? ". Tanyaku.
"Abang aja! ". Jawabnya sambil mengedipkan matanya ke arahku.
"Hhmm, udah tua kok mau nya di panggil abang, ganjen banget sih". Gumamku.
"Apa neng? ". Tanya sopir bus itu. Mungkin dia mendengar omelan kecilku.
"Gak, gak ada apa-apa! ". Jawabku.
Karena tidak suka dengan perlakuan sopir bus itu, aku pindah ke bagian belakang. Aku mundur, mundur, dan..
"Braakk.. ". Tanpa sengaja, aku menabrak seseorang yang ada dibelakangku. Seorang cowok. Cowok ganteng.
"Upps, sorry, sorry.. Gue gak sengaja! ". Aku meminta maaf dan berusaha menolong cowok itu berdiri. Dia menatapku.
"Ha.. Ah, ga papa kok! ". Jawabnya sambil merapikan pakaiannya.
Dia tersenyum padaku.
"Kenalin, gue Zidan! ". Cowok itu memperkenalkan dirinya.
"Oh.. Gue Gaby! ". Jawabku.
"Gaby aja? ". Tanya nya
"Gabriella Aldina, panggilan gue gaby. ". Jawabku menyebutkan nama kepanjanganku.
"Elo?? ". Tanyaku balik.
"Oh, gue Ferdian Al-Zidansyah. Panggil aja Zidan! ". Jawabnya menyebutkan nama kepanjangannya.
"Oh.. ".
"Oiya, lo sekolah dimana? ". Tanya Zidan.
"Emm, gue sekolah di SMAN 05 bandung. Lo? ".
"Gue sekolah di SMK Kehutanan bandung. ".
"Oh.. Gitu! ".
Beberapa lama kami berbincang-bincang. Ternyata Zidan tu asyik banget kalo cerita. Orangnya Humoris.
Tak lama kemudian, Zidan menyetop sopir bus.
"Bang, saya turun disini aja! ". Dia menghentikan sopir bus.
"Oh, disini dek".
"Iya bang, nih. Duitnya! ".
Jawabnya sambil menyodorkan uang ongkos bus nya.
"Ya udah, gue udah sampai, gue berhenti disini. Lo hati-hati di jalan ya! ". Sambungnya.
"I.. Iya! ". Jawabku gugup.
Bus pun melanjutkan perjalanan. Kuliaht lagi arlojiku. Pukul 07.43. Aku terkejut setengah mati.
"Om, bisa cepet gak om! Saya udah telat nih. ". Aku menyuruh sopir bus itu untuk mempercepat laju bus.
"Kok manggil 'om' lagi sih neng? ". Sopir bus itu manyun
"Iya deh! Cepetan bus nya dong 'abang'! " perintahku dengan suara yang manis dibuat-buat.
Sopir bus itupun mempercepat laju bus. Tak berapa lama, akhirnya aku pun sampai disekolah.
Aku pun turun dari bus dengan sedikit berlari.
"Makasih ya bang. Nih duitnya". Akupun membayar ongkos busnya.
"Iya eneng gelis". Jawab sopir bus itu sambil mengedipkan sebelah mata lagi padaku.
Aku pun berlari masuk kedalam sekolah. Ternyata bel sudah berbunyi dari tadi. Kulihat pagar sudah ditutup.
"Duuhhh, gimana nih! ". Gumamku.
Saat aku mulai putus asa, kulihat segerombolan anak SMA lewat dibelakang sekolahku.
"Mereka juga telat". Gumamku lagi.
"Mending gue ikutin mereka, siapa tau gue bisa masuk". Gumamku.
Akupun mengikuti beberapa orang yang juga telat.
Ternyata itu geng nya stefie. Mereka telat.
"Stef.. Stefie... ". Aku memanggil stefie dan berlari kearahnya.
"Eh, elo by.. Kok lo ada disini? ". Tanyanya.
"Gue telat. Lo berempat pada mau kemana? ". Tanyaku.
"Sama kali, gue juga telat. ". Jawabnya.
"Terus? Kita mau kemana? ". Tanyaku.
"Kita lewat belakang, kan guru belum masuk kelas, jadi kita lewat pintu belakang kelas". Jawabnya.
"Terus kalo ada yang liat, terus bilang ke guru gimana? ". Tanyaku.
"Lo kayak gak kenal gue aja ya! Kan dikelas, gue cewek paling ditakuti. Jadi lo tenang aja, gak bakalan ada yang berani ngaduin kita ke guru. ". Jawabnya.
"Oh gitu, ya udah deh. Yuk".
Kami pun mengendap-endap melewati semak yang ada dibelakang sekolah. Mulanya, kami mengintip kelas, ternyata stefie benar, guru belum masuk. Di kelas kami, ada sebuah pintu yang menghubungkan antara wc dan kelas. Jadi kami melompat melewati dinding WC. Dan berjalan mengendap-endap masuk kekelas lewat pintu belakang. Kebetulan aku dan stefie duduk dibangku paling belakang, jadi gak bakalan ada yang sadar kalo kami telat.
"Fiuhh! Untung aja ga ketahuan. Pinter juga lo ya stef! ". Aku pun duduk dibangku ku.
"Stefie gitu loh! ". Jawabnya.
Beberapa saat setelah kami berhasil masuk diam-diam tanpa diketahui penjaga sekolah, guru pelajaran pertama masuk.***

KAMU SEDANG MEMBACA
Gaby
HororApa maksud dari mimpi gaby selama ini? Siapa wanita yang selalu meminta tolong padanya didalam mimpi tersebut? Semenjak papanya meninggal dunia, mamanya jadi terlalu sering mengurung diri, sampai suatu hari, gaby menemukan mamanya telah tak ber...