Bab 1: Ingatan kesedihan, dan sebuah kisah

32 13 8
                                    

Seorang anak perempuan kecil tengah berlari menuju ayahnya dengan kaki mungilnya.

"Papa, papa" Ucap anak perempuan itu sambil menarik-narik kain celana ayahnya

"Hmm? Ada apa Lyla?"Ucap ayah perempuan kecil itu sambil melihat kearah putrinya

"Papa,papa lihat apa yang aku temukan"Ucapnya sangat senang

"........" Perempuan kecil bernama Lyla itu menarik jari tangan kanana papanya

"Ayo, ayo"

".........."Ayah perempuan kecil itu hanya tersenyum menuruti permintaan putri kecilnya.

Lyla mengajak ayahnya sampai kemudian mereka berdua sampai di gudang belakang rumah mereka.

"Papa, papa lihat ini"

Lyla menunjukan sebuah buku catatan tua bersampul biru usang kepada ayahnya.

"Ini"Ucap Lyla sambil memberikan buku tersebut dengan senyum lebar ke ayahnya

"........"Ayah Lyla terdiam sejenak

"Bisakah papa membacakannya untukku?"Pinta Lyla

"........"Papa Lyla terdiam

"Papa?"Ucap Lyla agak cemas

"Waaahh, putri papa belum bisa membaca ya?"Ucap papa Lyla sambil mengelus ujung kepala Lyla dengan senyum hangat.

"Hehehe"Lyla sanya tertawa sambil menikmati elusan papanya

"Papa tidak akan membacakannya untukmu"

"Huh? Kenapa?"Tanya Lyla dengan raut muka agak sedih

"Sebuah buku akan lebih menarik ketika buku tersebut dibaca langsung, dan untuk sementara itu papa akan menyimpan buku ini"

"Itu pasti lama"Keluh Lyla

"Tenang saja, papa akan mengajarimu membaca. Dan setelah itu, kau bisa menikmati cerita dari buku ini"Ucap papa Lyla sambil tersenyum kearah putrinya

"Benarkah?"

"Tentu"

"Baiklah, Lyla akan berusaha"Ucap Lyla sambil tersenyum senang

"Ahahah"Papa Lyla hanya bisa tertawa melihat putrinya.

-------------------------------------------------

Malamnya

Papa Lyla tengah terduduk di kursi ruangan kerjanya

"Siapa yang kubohongi?"Ucap papa Lyla sambil melihat buku bersampul biru usang yang ditemukan putrinya tadi.

"Padahal aku sudah membakarmu, tapi kenapa kau masih tetap ada?"

"........"Papa Lyla memegang erat buku tersebut

"Karena pemilik buku inilah, istri dan anak-anakku terbunuh"

"Lalu dengan bodohnya, aku menuruti permintaan pemilik buku ini yang merupakan pembunuh istri dan anak-anakku"

Buuukkk

Papa Lyla membanting buku tersebut dengan penuh emosi

"Kenapa? Kenapa aku sangat ketakutan waktu itu?"Ucapnya mendudukan kepala sambil memandangi buku itu yang kini ada dibawahnya.

"......"

Setetes air mata terjatuh membasahi buku bersampul biru usang tersebut.

"Padahal waktu itu aku bisa membunuhnya dengan mudah"

Book One : ParadoksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang