Bab 2 : Sebuah kisah

29 11 0
                                    

"........"

Perempuan itu terkejut ketika melihat laki-laki yang kini tengah duduk disampingnya.

"Ka-kau"Ucapnya terkejut

"Ya, Ibu benar. Aku adalah putramu, Ifra Cetrea"Ucap laki-laki bernama Ifra itu sambil tersenyum kearah perempuan yang merupakan ibunya

"........"

Air mata perempuan itu tak mampu Ia bendung, dan akhirnya Ia memeluk tubuh putranya yang selama 8 tahun tidak Ia lihat dengan penuh rindu.

"Ini benar-benar kau"Ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Tubuhku basah lo Ibu"

"Ibu tidak peduli, Ibu sangat-sangat merindukanmu"Ucapnya dengan airmata kegembiraan.

"Tapi sebentar lagi kita akan berpisah"Ucap Ifra sambil melepaskan pelukan ibunya.

"A-apa maksudmu?"

"Aku benci mengatakannya, tapi memang benar. Kita akan berpisah"Ucap Ifra sambil mengusap air mata Ibunya.

"Tidak"

Kedua pipi yang dibersihkan Ifra tadi, kini dibasahi air mata lagi.

"........."

"Bisakah kau peluk aku lagi ibu?"Pinta Ifra sambil tersenyum.

"........."Tanpa sepatah katapun Ibu Ifra memeluk tubuh putranya

"Tentu, aku akan memelukmu selama yang kau mau"Ucapnya sambil memeluk tubuh Ifra.

"........"

"Tapi tidak untuk saat ini"

"........"

Tak lama kemudian seteguk darah keluar dari mulut Ibu Ifra.

"........."

Ibu Ifra melepaskan pelekannya lalu melihat kearah perutnya yang terasa sakit sekali.

"......."Sebuah senyum terukir di bibir Ibu Ifra ketika melihat keadaan perutnya yang kini telah tertusuk oleh sebuah pisau.

"Pada akhirnya kau membunuhku"Ucapnya sambil tersenyum hangat kearah Ifra.

"........"Tubuh Ibu Ifra terjatuh ke arah Ifra kemudian memeluknya.

"Kau sudah tahu bukan?"Ucap Ifra sambil tersenyum.

"Lalu kenapa kau tidak menusukku dengan pisau kecil yang dari tadi kau sembunyikan di lengan bajumu"Ucap Ifra sambil tersenyum.

"Walaupun aku sudah memeberanikannnya, aku tetap tidak bisa membunuh putraku sendiri"

"......"Ifra tersenyum

"Itu sebabnya kakak terbunuh karena dia mewarisi sifatmu"

"......."Ifra mendorong tubuh Ibunya ke lantai, dan seketika itu sebuah genangan darah terbentuk dari tubuh Ibunya.

"Perkataan orang itu ternyata benar,aku benar-benar tak berdaya ketika melihat putraku"Guman Ibu Ifra sambil mengingat perkataan temannya yang tengah terbaring sekarat dipangkuannya waktu dia berumur 17 tahun dulu.

"........"Dan kemudian, hanya kegelapan yang dilihat Ibu Ifra.
____________________________________

Di ruangan pesta

Suara instrumental begitu merdu terdengar di ruangan itu, dan semua orang mulai menikmati pesata ulang tahun anak perempuan Richard Cetrea.

"..........."

"He-hey, kenapa kau cuma duduk disini?"Ucap Richard sambil menghampiri putrinya yang tengah duduk sendirian disebuah sofa.

"E-entahlah ayah, aku tidak tahu harus berbuat apa"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book One : ParadoksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang