{part 2}

183 5 0
                                    


Hanya satu yang aku rasakan,
Selalu itu yang aku rasakan, Dan mungkin akan begitu yang dirasakan. Saat pagi menyapa, siang berlalu, Senja hilang terganti kan malam yang gelap.
Satu kata yang kurasakan SEPI.

*
*
*
*

Dua sejoli berjalan melewati koridor-koridor sekolah dengan santai, berpegangan tangan seperti Dua anak kembar yang tidak mau terpisahkan.
Seperti sudah menjadi hobi Zoya dan Nita tertawa sambil berjalan, bahkan sampai orang berpikir mereka berdua setengah gila.

Tak perlu waktu lama mereka berdua sampai di kantin, Zoya melihat sekeliling nya yang cukup ramai, Gimana ga ramai nama nya juga kantin.

"Ya disitu aja, kosong juga." tunjuk Nita pada bangkuk yang berada di tengah kantin, Zoya menganguk lalu meraka menduduki meja tersebut.

"Mang bakso 1, Es teh 1, mie ayam ga pakek sawi 1, Teh anget satu" pesan Nita pada mang Parlan salah satu penjual bakso di Husada.

"Gua bisa pesen sendiri kalai Ta" keluh Zoya.

"Kanapa?, biasa nya juga lo pesen mi ayam sama teh anget mulu kan?."

"Lo tau aja" jawab Zoya kikuk.

Tak perlu waktu lama mang parlan datang dengan membawa pesanan mereka berdua, "makasi ya mang" ucap Zoya saat mang perlan selesai menaruh semangkok Mie ayam. Jangan di heran kan lagi gadis itu memang sangat suka sekali dengan yang nama nya Mei, kalau di tanya makanan kesekuan nya apa?, Zoya akan menjawab Mie. Bagi nya Mie adalah makanan terlezat sepanjang sejarah.

"Zo liat tuh lo diliatin sama doi" ucap Nita sambil menyenggol bahu Zoya,
Zoya yang kaget langsung salah tingkah sendiri karna Raka terus saja menatap meja mereka.

"Ta cepet abisin bakso lo, ligat ta, bisa mati jantungan gua diliatin begini"

"Alay lo mah, santai aja napa!"

Jujur saja Zoya tidak mampu saat Raka memperhatikan nya, kalau bisa memilih lebih baik ia keliling lapangan 10 kali. Zoya melirik Nita yang sedang khusuk memakan bakso
"Ta kecepatan kenapa?"

"Ciyee salting, ciyeee" goda Nita.

"Gua bayar dulu ya" ucap Nita lalu pergi menghampiri gerobak Bakso.

Setelah Nita selesai membayar jajan mereka, Zoya langsung menarik tangan Nita menjauh dari kantin. Nita yang heran dengan teman nya itu, biasa nya para cewek senang sekali kalau diliatin doi, bahkan seribu macam cara mereka lakukan untuk mendapat merhatian cowok yang mereka suka. Tapi ini berbeda sekali dengan Zoya yang malah takut di diperhatikan cowok yang dia suka.

"Lo aneh banget Zoya" batin Nita.

💦💦💦💦

"TUNGGU"

Teriak seorang yang membuat Zoya menghentikan langkah nya, Zoya menatap Orang yang memanggil nya tadi dengan tatapan bertanya "lo manggil gua?"

Cowok itu menganguk "nama lo Zoya Aurelia Faleshia kan?" Zoya menganguk."Nih, gua cuma mau balikin ini" ucap nya sambil memberikan sebuah Diary kepada zoya."kemarin ga sengaja gu nemuin ini di ruang musik."

Zoya mengambil Diary dari tangan Cowok itu, gadis itu baru ingat kemarin ia baru menghilangkan Diary kesayangan nya. Diary yang menjadi tempat curhat nya tentang Raka, Zoya berpikir Diary ini ada di tangan cowok bermata biru ini selama 2 hari. Apa cowok itu membaca isi Diary ini?, kalau iya ini sebuah pertanda yang buruk bagi Zoya.

"Lo ga baca-baca isi Diari gua kan?" Tanya nya panik, Cowok bermata Biru itu tersenyum menampilkan lesum pipi nya.

"Ga kok, gua ga baca-baca isi Diary lo itu, lagian itu ga sopan menurut gua." jawab Cowok itu, Zoya bernafas lega karna Cowok bermata Biru itu tidak membaca isi Diary nya.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang