Alvaro POV
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali saat dering alarm menyusup ke telingaku. Dengan ogah-ogahan ku matikan alarm menyebalkan itu dan segera menuju ke kamar mandi sambil sesekali menguap. Setelah kurang lebih 20 menit berlalu aku baru keluar dari kamar mandi. Hmm sebenarnya mandi ku bisa dikatakan cukup lama bagi ukuran cowok, dan asal kalian tau sebenernya aku ketiduran di kamar mandi hehe tapi jangan ditiru ya wankawan.
Setelah keluar dari kamar mandi tentu saja aku langsung menuju kamar untuk memakai seragam abu-abu putih dan mengambil tasku. Sekedar informasi, aku sekarang kelas 11. Setelah semua dirasa siap baru aku turun kebawah untuk sarapan. Dibawah rupanya sudah ada ayah yang duduk di meja makan sambil membaca koran pagi. Itu kebiasaan ayah setiap pagi, sekalian nunggu sarapan jadi.
"Alva selamat pagi, gimana tidurmu kemarin? Nyenyak?" Tanya ibuku yang baru keluar dari dapur sambil meletakkan sarapan di meja.
"Iya bu, nyenyak, kayak biasa" jawabku sambil tersenyum padanya.
"Baguslah kalau gitu, oh kau mau telur mata sapi?" Dengan mata berbinar-binar langsung saja aku jawab
"Iya aku mau".
"Oke tunggu sebentar ya sayang" balas ibuku sambil tersenyum dan pergi ke dapur lagi.
Sambil menunggu telurku matang aku pun membuka hp untuk melihat notif di beberapa akun sosmedku. Ku mulai dengan membuka Line, Ada beberapa notif dari temanku dan akupun membukanya. Melihat betapa konyolnya sahabat-sahabatku di grup chat membuatku tertawa sendiri. Sampai aku dikejutkan oleh suara ayahku
"Jangan terlalu asyik bermain hp, sampai-sampai kau tak menyadari seseorang didepanmu".
Sontak akupun melihat orang didepanku yang terlihat sedikit raut tak suka pada wajahnya.
"Maaf yah, aku cuma ngelihat grup chat temen-temen, lagian juga sambil menunggu telurku mateng hehe" ucapku sambil cengengesan pada ayahku. Ayah nampak menghela nafasnya lalu menatapku.
"beginilah anak jaman sekarang, kalau sudah memegang hp, jadi tak memikirkan sekitarnya". Aku mulai cemberut padahal cuma buka hp bentar aja
"iya iya aku salah, lagipula aku kan sudah minta maaf" ucapku sambil memajukan bibirku.
"Sudah-sudah, lebih baik kita makan saja daripada berdebat" ucap ibu sambil meletakkan sepiring telur mata sapi dihadapanku. Ibuku memang maikatku, tidak pernah marah padaku dan aku juga sering dimanja ibuku. Beda dengan ayahku yang cenderung melatihku untuk lebih dewasa, ayah jarang memanjakanku. Yah walaupun apa yang dilakukan ayah memang benar sih, tapi setiap anak juga pasti ada lah keinginan buat dimanja.
Setelah perdebatan singkat tadi kamipun sarapan bersama dan sesekali bercengkrama. Aku sangat sayang pada keluargaku. Meskipun kami tergolong keluarga kecil, tapi kami cukup bahagia dan mampu. Ayah bekerja sebagai pegawai kantoran, sementara ibu mengurus rumah tangga. setelah sarapan selesai akupun mengambil tas yang kuletakkan di sampingku, lalu menghampiri ayah dan ibu untuk mencium tangan mereka.
Aku kemudian bergegas mengambil motorku yang berada di garasi dan berangkat ke sekolah. Jarak antara sekolah dan rumahku sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya dalam waktu 15 menit aku sudah sampai di SMA tempat ku bersekolah. Dengan segera kuparkirkan motor matic kesayanganku di parkiran dan segera menuju ke kelas.
Aku berjalan santai menuju ruang kelas, karena memang bell masuk masih sedikit lama. Sesekali aku tersenyum dan melambai pada orang-orang yang memanggil namaku. Bukannya aku sombong, tapi aku memang cukup terkenal. Aku bukan terkenal karena ketampanan ataupun prestasi, tapi aku terkenal karena kecantikanku dan kemanisanku. Ya aku cantik dan manis aku memang mengakuinya, tapi bukan berarti aku membanggakannya. Jujur sebagai laki-laki aku tetap ingin dipanggil tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One I Love
Romanceboyxboy content! ⚠ homophobic harap menepi fujoshi dan fudanshi disambut baik disini kisah seorang Alvaro Alexi Pratama yang baru pertama kali merasakan apa itu cinta. apa itu rasa ingin memiliki. apa itu rasa cemburu. dan apa itu sakit hati. -ini...