2.1

49K 539 55
                                    

"Dia yang pernah berantem ama lu di kantin kan Lex?" Tanya Dennis pada Alexandre

"Dia siapa?" Tanya Alexandre

"Yang dikantin tadi elah, yang songgong amat, rasanya pengen gua tonjok terus gua injek-injek" ucap Zainal

"Hmmm.. Gak usah dibahas" ucap Alex dingin

"Tapi sumpah dah, gua gatel banget pengen gebukin tuh anak, sok keras sok iya sok banget dah pokoknya" ucap Zainal

"Zain" ucap Alex dingin dan memberikan tatapan tajamnya

"Oke-oke, lupain aja" ucap Zainal yang cari aman

"Goblok emang si arab" ucap Dennus pada Zainal

"Lho kok gua?!" Ucap Zainal tidak terima

'Brakkk'

"Berisik lo berdua!" Bentak Alex sambil memukul mejanya

Seisis kelas langsung mengalihkan pandangannya pada tiga orang ini tadi.

"Jangan dipukul mejanya Lex, entar tangan kamu sakit lho"

"Alex kenapa?"

"Alexandre kenapa?"

"Selow bosku"

"Anjir! Apaan tuh?!"

Alexandre dan kedua temannya hanya diam mendengar respon teman sekelasnya dari yang dilakukan Alexandre tadi.

Alexandre pun pergi keluar kelas. Zainal ingin menyusulnya namun dicegat oleh Dennis.

"Jangan dikejar, masih mau idup?" Ucap Dennis pada Zainal

"Lu bego banget sih, udah disuruh diem juga" ucap Dennis

"Lagian lo yang ngatain gua" ucap Zainal

"Yaudah kita sama-sama salah" ucap Dennis

"Gak! Pokoknya gua gak salah" ucap Zainal bersikeras

"Yaudah gua yang salah, udah, puas?" Ucap Dennis mengalah

"Nah gitu" ucap Zainal

Dennis harus selalu menarik nafas panjang untuk berbicara atau menanggapi Zainal. Zainal anak yang tidak mau disalahkan meskipun sudah jelas-jelas salah, keras kepala, mulutnya cerewet, sering badwords, sensitif, dan tidak bisa diam.

Dia juga salah satu pembuat onar bukan hanya di kelasnya namun juga satu sekolahnya.

.
.
.

Alexandre menyendiri di belakang kantin sekolah. Baru saja ia senang karena perlakuan baik Clara padanya harus dirusak dengan kelakuan Michael tadi.

Ia ingin melawannya namun ia belum benar-benar sehat. Terpaksa ia harus tetap diam mendengar ucapan Michael tadi.

Baru saja ia kembali membayangkan Clara namun harus kembali dihadang oleh bayang-bayang Michael.

"Kak" panggil seseorang dari belakangnya

Alexandre menoleh ke arah panggilan tersebut.

"Eum? Iya dek? Kenapa?" Tanya Michael

"Kakak kenapa? Kenapa sendirian disini" ucap siswi kelas sepuluh tersebut

"Oh gak pa-pa, lagi mau sendiri aja" ucap Alexandre

"Kamu sendiri ngapain kesini? Sendirian pula" ucap Alexandre

"Lagi gak ada guru kak, terus tugas yang dikasih guru juga udah selesai dikerjain, aku bosen jadi main kesini aja" jelas siswi yang berkacamata dengan rambut sebahu tersebut

Clara's (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang