1

87 5 3
                                    

(Bora-hae eng-lyrics by ARMYCODE)

When the moments we spent together feel close to me like a breath

I realize again how much your existence comforts me

Altough neither can you understand my feelings nor can I understand yours

I wish I could tell you aloud using the words of our own although it wouldn't be perfect~

Aroma tanah basah terasa sangat menyengat di hidung. Bekas bulir-bulir air bening masih tertempel pada permukaan rumput hijau yang terdampar di pinggir sungai. Semburat warna jingga bergelayut diantara awan-awan gelap bekas mendung. Seharusnya muncul pelangi, namun kali ini entah disudut mana ia terlihat. Yang jelas tidak disini. Diatas kepala manusia bersurai -satu panjang dan satu pendek- yang tengah menikmati suasana dengan pemandangan sungai yang membentang dihadapan mata.

Cukup hening. Suara gesekan angin dan pepohonan sekitar yang beradu sentuh terdengar jelas. Membawa gelenyar sejuk didalam hati masing-masing insan muda ini. Salah satu dari mereka tiba-tiba dengan tergesa mengangkat punggung tangan ke wajah. Mengusap setitik air hangat yang meluncur dari matanya tanpa aba-aba.

"Senaaaa~. Sampai kapan mau menangis terus? Kubelikan minum ya? Atau, es krim?" ia tahu gadis ini sangat suka eskrim, pemuda bersweater biru tua sedang mencoba mencairkan suasana kaku yang daritadi menyelimuti. Sedang yang diajak bicara, hanya diam sambil memandang nanar ke arah depan. Bahunya mulai bergerak naik turun. Menandakan tangisnya semakin tidak dapat ditahan lagi.

Mulut yang sejak tadi bungkam kini mulai bersuara, ingin meluapkan rasa sakit yang kini tengah menjalari hatinya,

"Aku membencinya.. hiks hiks, kenapa dia jahat padaku? Hiks.. apa salahku? Ini rasanya sakit sekali, hiks hiks..." suaranya tersendat-sendat karena tangis yang mendesak.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" tanya si lelaki untuk yang kesekian kalinya. Daritadi si gadis tidak juga menjawab pertanyaan yang dilontarkan.

Di sela tangisnya, Sena hanya terus menggumam bahwa ia baru saja melihat sesuatu yang melukai hatinya. Lalu menghambur begitu saja ditengah hujan deras yang mengguyur. Untunglah Jia menemukannya, dalam keadaan basah kuyup dan menangis seperti orang gila dipinggir jalan.

Sena menggeleng,

"Ini rasanya terlalu sakit untuk kuceritakan padamu. Kau tahu? Bahkan saat ini aku ingin membenturkan kepalaku agar kejadian yang tadi kulihat tidak akan lagi bisa kuingat. Ia terus berputar-putar di kepalaku.." isaknya mulai mereda. Namun air mata yang turun dari kedua kelopak indah itu seolah tetap tak terbendung.

Next.

I Purple YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang