Dari Mata :)

143 34 26
                                    

Waktu sudah lewat beberapa jam dari waktu pulang kerja, namun sepertinya Seokmin masih betah bercengkrama dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Bekerja meneruskan perusahaan turun-temurun milik keluarganya, maka tak heran di usia yang relatif muda, karir Seokmin sudah merangkak naik. Setelah lulus kuliah, Seokmin langsung dididik untuk meneruskan bisnis perusahaan dan sekarang sudah lewat 4 tahun sejak kelulusan Seokmin, ia sudah cukup handal untuk mengurus berbagai hal mengenai perusahaan keluarganya tersebut.

"Sajangnim, waktu sudah malam.. Apakah Anda tidak ingin pulang?" tanya seseorang yang baru saja melongok ke dalam ruangan Seokmin.
"Mingyu? Aku masih ada kerjaan," jawab Seokmin tanpa melihat Mingyu. Setelah jam pulang kantor, mereka memang sepakat untuk lebih santai dalam berinteraksi.
"Eyyy, masih betah bercengkrama dengan berkas? Apa tidak puas kemarin sudah menang tender besar? Lebih baik kita makan-makan dan bercengkrama melihat wanita cantik.." ajak Mingyu.
"Wah wah, ada yang lupa dengan tunangannya ternyata. Masih kurang ya ditinju Wonwoo di lobi kantor?" ejek Seokmin.
"Cuci mata sedikit boleh lah, yang penting hatiku setia. Jun hyung ikut yuk?" ajak Mingyu semangat saat melihat Jun melintasi ruangan tempat mereka berbincang.
"Mau pergi kemana? Haohao sudah menunggu, sudah masak. Aku mau pulang," tolak Jun.
"Nah kalau sudah menikah ya begitu, terikat," komentar Mingyu.
"Ya wajarlah, daripada menghadapi Haohao yang merengut seharian sambil berulang-ulang bilang aku jahat karena telat pulang? Sudah ya," kata Jun sambil melambaikan tangan ke arah para pria yang tersisa. Masih  teringat di benaknya ketika Minghao semalaman hanya berkata "Gege jahat!" sambil menghindari pelukan Jun. Dan itu berlangsung sampai besoknya. Besoknya lagi. Dan besoknya lagi. Menurut Jun, tidak pantas orang yang sudah menikah tidurnya hanya memeluk guling, akan sangat pas apabila tidur memeluk istrinya yang paling imut sedunia (sekali lagi, ini menurut Jun). Dan tidur beberapa hari tanpa memeluk Minghao membuatnya tersiksa. Apakah Jun harus memeluk wanita lain saja? Tapi Jun masih sayang jiwa dan raganya. Jun masih ingin makan, bukan makam. Hanya berbeda huruf 'n' dan 'm' tapi beda alam.

"Nanti kamu juga begitu, Gyu.. Apalagi Wonwoo, mungkin kalau tau kamu begini, dia udah pegang kapak di depan pagar rumah," celetuk Seokmin sambil menahan tawa.
"Sudah cukup aku disiksa pakai novel tebalnya karena ketauan menggoda wanita," ucap Mingyu sambil meringis, membayangkan Wonwoo yang bermuka datar dan memegang novel di depan pagar rumahnya. Mingyu menyambut dengan sambutan yang hangat, eh yang ada malah novel melayang. Novel hard cover yang dipakai menyiksa Mingyu.. Hmm.. Kalau ini sebuah game, serangan ini sangat lumayan lah untuk mengurangi health point. Mingyu hanya berharap agar Wonwoo tidak berniat untuk mewujudkan game Street Fighter di dunia nyata, bisa-bisa ia segera menyandang gelar kalau begini jadinya. Gelar almarhum maksudnya. Ih kan amit-amit.

Seokmin meregangkan badannya yang terasa kaku dan pegal.
"Mau pulang?" tanya Mingyu.
"Iya, tapi langsung pulang. Mau berendam air hangat terus baca komik Naruto!" sahut Seokmin sambil membereskan mejanya.
"Dasar bocah, lebih asik nongkrong di kafe," ejek Mingyu sambil melihat Seokmin.
"Lagian Gyu, buatmu cuci mata yang aman ya pakai borwater. Kalo pakai wanita lain sih bisa jadi nanti ada Street Fighter Live Action di kantor kita. Aku sih senang-senang aja nontonnya," celetuk Seokmin yang dibalas dengan dengusan Mingyu.

Saat di jalan, Seokmin ingat bahwa ia tadi kelaparan. Sebelum memasak makan malam, ia harus isi tenaga dulu. Oleh karena itu, ia menyempatkan diri untuk membeli kue di toko kue langganannya.

Setiba di toko kue, Seokmin langsung memilih kue yang sekiranya ia inginkan.

"Apa ya? Cheesecake kayaknya enak. Yang mana ya.." pikir Seokmin sambil melihat etalase yang berisi kue yang enak dipandang dan tentu saja enak disantap.

"Mungkin strawberry cheesecake pas banget, itu kayaknya yang paling laris disini," pikir Seokmin lagi. Saat akan memesan, ternyata ada seorang wanita yang bersamaan menyebutkan pesanan yang sama dengan Seokmin. Seokmin menoleh dan otomatis tersenyum melihat wanita tersebut. Karena strawberry cheesecakenya tinggal satu, dan Seokmin memutuskan untuk mengalah,setelahnya otomatis ia memesan kue lain dan juga minuman untuk dibawa pulang.

"Wanita yang tadi lucu juga," cengir Seokmin sambil membawa plastik berisi makanan dan minumannya ke parkiran. Namun Seokmin sempat terkejut melihat seorang wanita, tepatnya wanita yang tadi, mencoba membuka paksa kunci mobilnya.

Seokmin mendekat dan menahan tawa saat melihat wanita itu kebingungan. Menurut Seokmin, raut wajahnya lucu sekali.. Padahal dia kemungkinan bukan pelawak. Padahal dari segi penampilan, tidak ada yang istimewa. Tapi entah kenapa, Seokmin merasa ada yang berbeda dari wanita ini.

Apakah.. Apakah.. Apakah ini.. Kekocakan yang ditimbulkan oleh seseorang yang mencoba membuka mobilmu dengan paksa? Terlebih karena dia imut dan mengundang untuk diuyel-uyel?

Akhirnya Seokmin membuka kunci mobilnya dan wanita itu menatapnya heran.  

"Hei, kita bertemu lagi. Ini mobilku, apa mobilmu mirip? Mungkin yang sebelah sana," ucap Seokmin sambil menunjuk mobil yang satu lagi.

Seokmin hanya tersenyum melihat wanita itu berhasil membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam mobil.

Tak lama kemudian, mobil wanita tersebut  berhenti di depan Seokmin yang masih setia berdiri di samping mobilnya.
"Maaf ya tadi aku salah mengira.. Maaf banget," ujarnya sambil tersenyum malu.

"Oh, nggak masalah. Hati-hati di jalan ya," jawab Seokmin sambil melambaikan tangannya. Setelah itu, Seokmin mengendarai mobilnya menuju ke apartemennya.

"Wanita yang tadi lucu.. Mirip itu tuh.. Si tukutuk lewat lorong sempit.. Hamtaro!" monolog Seokmin sambil menyetir.

Dan mereka berdua tidak menyadari bahwa kejadian malam ini adalah awal dari benang merah yang mengikat mereka berdua..

>>TBC

Qyu's note : halo~ nahloh updatenya cepet. Iya, kebetulan ada waktu ngetik di sela-sela proyekan. Well, ini mungkin lebih mirip songfict ya lama-lama, tiap chapter beda musiknya. Bakal nyampur antara Indonesia, Barat, Korea, dan mungkin Jepang. Itu juga kalo chapternya sepanjang itu xixixi.

Para readersku sayang, mungkin aja ini bisa jadi panjang dengan adanya susupan konflik. Tapi bisa juga pendek karena baik-baik dan cheesy aja. Wait for the surprise yaaa~ aku juga bakal pelan-pelan ngembangin ceritanya karena aku nggak mau asal update dan akhirnya ceritaku menggantung kaya pisang di warung. anyway, semoga berkenan dengan jalan ceritanya dll. Makasih banget buat yang ngevote, spam komen, ngeadd ke reading listnya, follow aku juga.. Jadi author tuh ngga muluk2 sebenernya, asal dapet notif beserta feedback positif aja udah seneng banget^^ semoga ke depannya cerita ini jadi salah satu cerita yang kalian selalu tunggu dan suka :) salam semangat, jangan lupa untuk selalu berbahagia ya! :D aku sayang kalian!

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang