Our Relationship

109 26 11
                                    

Dunia seakan enggan berdamai dengan Seokmin. Sudah supplier utama mereka bermasalah, sekarang ditambah Soonyoung yang merajuk pula. Seokmin hanya mampu melihat ponselnya yang hari ini sepi dari panggilan Soonyoung, walau akhir-akhir ini seringkali panggilannya itu terabaikan.

Seokmin akui, memang mungkin dirinya berlebihan. Namun apa boleh buat, ia merasa inilah tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Omset perusahaan tidak boleh turun dan ia takkan mungkin membebani pegawainya lebih dari ini. Sudah cukup melihat mereka bekerja lebih keras dari biasanya untuk membuat perusahaan tetap dalam kondisi aman terkendali.

Akhir-akhir ini ia kurang istirahat, makanpun tidak teratur. Berulangkali hampir sakit namun Seokmin memaksa dirinya untuk sehat dengan rajin minum vitamin dan makan secukupnya (walau harus sambil berada di ruang kerjanya). Namun anehnya, apabila bertemu, Soonyoung tidak menyadari apa yang terjadi pada diri Seokmin. Dan berbagai keadaan inilah yang membuat Seokmin bertambah lelah.

Memang benar, bagaimana bisa ia memperhatikan Soonyoung sedangkan untuk memperhatikan dirinya sendiri saja gagal?

***

Jun dan Mingyu bergantian mengintip ruang kerja Seokmin. Akhir-akhir ini, Seokmin punya hobi baru : melamun. Kadang ponselnya yang berderingpun tidak menyadarkan Seokmin dari lamunannya. Mereka sudah jarang makan siang dan pergi keluar bersama, diajak pulang juga Seokmin sering menolak. Memang, keadaan perusahaan mereka sedang agak goyah, semuanya juga tahu itu. Namun sebenarnya, asal diselesaikan bersama-sama, semuanya akan baik-baik saja.

Memang sih, semuanya diselesaikan bersama, namun porsi lebih besar ada di bagian Seokmin. Dan dari ke hari, Seokmin makin berubah menjadi zombie - kurang istirahat, acak-acakan, dan berjalan seakan nyawanya sudah tak ada. Dan dua sahabatnya ini menyadari akan hal itu, namun Seokmin benci dikasihani. Menurutnya, sudah tanggung jawabnya menjadi seorang pemimpin untuk menyelesaikan semuanya, walaupun itu berarti harus mengorbankan dirinya sendiri.

Kadang keinginan Seokmin sederhana, saat ia bekerja, ia ingin Soonyoung menunggunya dan mungkin di saat lelah, memeluknya. Namun yang ia dapatkan adalah Soonyoung yang merajuk ini itu. Bagi Seokmin, mencintai seseorang adalah dengan menerimanya apa adanya, maka Seokmin tidak berusaha mengubah Soonyoung.

"Mungkin Soonyoung belum mengerti.." gumam Seokmin sambil memijat pelipisnya sendiri.

"Ini ada teh.." sela Mingyu saat mengantarkan secangkir teh ke meja atasan sekaligus sahabatnya itu.

"Hmm ya, maaf merepotkan," balas Seokmin.

"Istirahat dulu lah.. Bahkan hari Minggu saja suka memaksakan diri datang ke kantor. Tidak lucu kalau nanti ditanya siapa nama atasannya, jawabannya Lee Zombie," sahut Mingyu.

"Aku baik-baik saja kok," kata Seokmin meyakinkan.

"Baik-baik setelah bertengkar dengan Soonyoung?" tanya Mingyu meremehkan.

"Wow.. Wow. Ada yang butuh saran percintaan disini?" ucap Jun sambil masuk ke dalam ruangan Seokmin.

"Bagaimana kabar Minghao setelah hyung sering lembur?" tanya Seokmin.

"Aman.. Dia ngerti kok walaupun masih sering merajuk dan harus diulang-ulang penjelasannya," jawab Jun.

"Ngerti tapi merajuk dan harus diulang-ulang penjelasannya.. sungguh kontradiktif," pikir Mingyu dan Seokmin.

"Kalau kamu, Gyu?" tanya Seokmin lagi.

"Wonwoo ngerti kok. Cuma harus sering-sering disogok novel terbaru," cengir Mingyu.

"Maaf ya karena aku tidak becus kalian jadi begini," sesal Seokmin.

"Hey hey.. Jangan berpikir begitu. Tidak hanya perusahaan kita yang tertimpa masalah, namun yang lain juga, dan kita termasuk yang paling aman," ujar Mingyu sambil merangkul pundak Seokmin.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang