Euphoria

104 14 5
                                    

I wish all my weaknesses could be hidden
I grew a flower that can't be bloomed, in a dream that can't be true■


It's All Fake Love■







"Maaf, kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi." Seorang ibu paruh baya dengan pakaian serba rapi meneguk tehnya dengan santai.

"Kaira harus dibawah pengawasan kami, Nyonya Tabhita. Ini sudah jadi kesepakatan kita. Kami hanya ingin kesembuhan untuk anak anda." Dengan hati-hati, Dokter dengan tag Park Chan mengutarakan kata-katanya.

Seperti yg semua orang disini tau bagaimana sensitifnya Nyonya Tabhita dengan hal yg menyangkut anak ketiganya ini.



Krieek-



Pintu ruang kerja Dokter Park terbuka, seorang gadis cantik menggemaskan dengan tinggi yg tidak tinggi-tinggi amat masuk dengan hati-hati. Mendengar dari seorang suster bahwa Nyonya Tabhita datang, Kaira berlari mengacuhkan apapun yg ia tabrak.




Tak peduli bahwa tempat itu sudah kacau olehnya, ia tetap berlari menuju ruangan Dokter yg ia sayangi layaknya seorang ayah baginya.



Yg ia pikirkan hanya ibunya. Kaira rindu.

"Kemarilah sweety, Momma datang untuk menjemputmu." Nyonya Tabhita merentangkan tangannya tanda ingin memeluk anaknya yg tadi tersenyum bahagia.



"Momma!!" Kaira sedikit berlari dan menghepaskan tubuh kecilnya kepelukan sang ibunda yg ia panggil Momma. Ia sangat rindu hingga rasanya ingin mati. Getaran pada punggungnya membuat sang ibunda reflek menenangkannya sang anak.




...






"Dokter, apa kau pikir Kaira akan senang jika ia disini selamanya?" Setelah menenangkan Kaira yg menangis sambil bercerita bagaimana rindunya ia pada Mommanya dan disaksikan oleh sang dokter, Kaira kini sudah berada diluar ruangan bersama kakak-kakaknya.


"T-tapi Nyonya--"




"Kau harusnya mengerti dokter. Yg ia butuhkan kali ini adalah perhatian dan kasih sayang, ia rindu denganku, ia rindu pada kakak-kakaknya. Dan ayahnya akan pulang nanti malam. Tidakkah kau fikirkan bagaimana bahagianya beliau melihat anaknya berada dirumah? Seperti keluarga pada umumnya?" Kalah telak.



Dokter Park membantu gadis bermata coklat ini membereskan barang-barang miliknya.


Tak banyak yg akan di packing. Dan selang beberapa menit, Kaira selesai dengan barang-barangnya.

Kaira memeluk Dokter Park sebagai tanda perpisahan. Terkejut memang, karna Kaira fikir Mommanya hanya berkunjung.


"Apakah aku benar-benar sembuh?" Tanya Kaira berbinar-binar. Entah seharusnya bohong karna Kaira bahagia atau justru jujur karna ini tindakan berbahaya.


"S-sudah Kaira.. saya ingin kamu tidak stress ataupun depressi, kontrol kemarahan, dan moodmu okay? Hanya itu yg harus kau jaga." Tidak.

'Masih banyak lagi yg harus kau jaga. Dan aku mengingkari janjiku pada diriku sendiri.' Dokter Park memeluk Kaira erat.



Ia sudah menganggap Kaira seperti anak kandungnya sendiri. Isak tangis dari keduanya tak terbendung.


"Aku mohon, Dokter Park selalu dalam keadaan sehat. Aku akan baik-baik saja jika Dokter juga." Kaira berusaha sedewasa mungkin menghadapi situasi ini.




it's all fake loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang