The Circle of Love Part 1

73 4 0
                                    


The Circle of Love

"We can't. Let's stop doing this, Sarah. We're not mean to be together. You know that." Javen mengetikkan kalimat tersebut dengan senyum kecut.

Diseberang sana, Sarah, hanya bisa terdiam membaca kalimat tersebut. Terus terdiam sampai layar ponselnya menjadi hitam. Tubuhnya kaku, nafasnya menjadi sulit. Kekhawatirannya selama ini sudah menjadi kenyataan. Dengan sisa-sisa kesadaran, Sarah membuka kunci ponselnya dan langsung mengetik untuk membalas Javen.

"Sungguh, Javen? Apa dasar kamu mengucapkan semua itu? Setau aku.. keputusan untuk mengakhiri hubungan harus dari kedua belah pihak. Dan aku jelas dari pihak yang tidak menyetujui semua itu. Apa dasarmu?" dengan membabi buta, Sarah mengeluarkan semua pertahanan yang bisa dia pikirkan saat itu.

Javen is typing....

"Takdir." Javen menjawab dengan sekali ketikan. Membuat Sarah semakin kelu. Belum sempat Sarah menjawab, Javen kembali mengirim pesan.

"Dan, apa yang kamu maksut dengan 'hubungan'? We're just a friend. Well, close friend, right?"

Sarah merasa dunianya hancur pada saat itu juga. Jadi.. selama ini Javen hanya menganggapnya sebagai teman? Bukankah.. perhatiannya melebihi seorang pacar? Bukankah.. bukankah.. Sarah mulai menangis dan mencoba mengangkat jarinya untuk mulai mengetik dengan perlahan.

"Bagaimana kalau kita melawan takdir?" Sarah masih mencoba bertahan.

"Kamu mau melawan Pencipta kita? Kamu siapa? Listen, Sarah. Kamu pintar. Kamu punya begitu banyak potensi. Jangan habiskan waktumu untuk aku yang jelas-jelas.. tidak bisa."

"Mungkin aku bodoh, tetapi aku tidak mempunyai masalah apa-apa jika aku harus membuang waktuku untuk kamu, Javen"

"Aku gak sebagus itu untuk kamu perjuangkan, Sarah. Yang harus kamu perjuangkan sekarang adalah cita-citamu untuk memajukan pendidikan di Indonesia."

"Tapi, Javen.. bisakah kamu jujur? Apa kamu tidak pernah menyayangiku?"

Javen terdiam membaca chat Sarah. Dipikirkannya pesan itu sampai ke relung hatinya. Sayang? Entah. Yang jelas dulu Javen merasa cocok dengan Sarah. Tapi untuk sayang, mengapa Javen merasa itu tidak pernah?

"Sarah, kamu harus fokus. Kita tidak bisa bersama Sarah. Semampu apapun kita berusaha, sekuat apapun kamu menungguku. Bahkan kita tidak pernah bertemu. Akan lebih mudah bagimu untuk melupakanku"

"Kamu salah, Ven. Kamu yang mengenalkan aku arti cinta. Kini kamu akan meninggalkanku dengan sebuah kemantapan sedangkan aku harus berjalan terseok seok untuk lepas dari semua ini?"

"Sarah, tolong mengerti aku... Aku sungguh sangat fine untuk menjadikan kamu sebagai teman. Kamu teman yang baik. Namun kamu sepertinya salah mengartikan semuanya. Lebih baik kita sendiri-sendiri dulu sampai kamu melupakan rasa sayangmu untuk aku. Karena, maaf, maaf sekali. Maaf aku tidak merasakan hal yang sama denganmu."

Air mata Sarah semakin deras melihat kalimat per kalimat yang dituliskan Javen.

"Tapi.. apa salahku?"

"Bukan. Ini bukan salahmu. Juga bukan salahku. Justru ini tepat. Dan kita beruntung"

"Beruntung?"

"Beruntung karena aku menyadari semuanya dari sekarang. So, no one gonna hurt. Both of us"

"But I'm hurt, as hell...."

Javen membaca pesan Sarah dengan senyum pait. Javen sudah pasti mengetahui Sarah akan kecewa dengan keputusan ini. Tapi Javen sudah membulatkan tekatnya, untuk segera mengakhiri hubungan semu itu. Hubungan antara dua pulau yang berbeda. Antara kemegahan Ibu kota dan keindahan Pulau Dewata.

The Circle of LoveWhere stories live. Discover now