Awalnya tidak ada yang memperhatikan bahwa ada seseorang yang duduk di salah satu sudut ruangan perpustakaan sambil menatap layar netbooknya tanpa peduli akan kedatangan seorang pria tampan berkemeja putih dan celana jeans khaki slim fit sambil membawa setangkai bunga mawar merah yang sangat cantik menuju ke arahnya. Yang heboh malah orang-orang disekitar mereka saat itu. Beberapa perempuan menjadi panik dan mulai sibuk merapikan dandanan mereka masing-masing, bahkan jantung mereka nyaris lepas saat si tampan melemparkan senyum ramah tanpa maksud menggoda, sekadar untuk kesopanan yang kemudian malah membuat semua yang disana nyaris lupa cara bernapas.
Disenyumi oleh penyiar berita paling kece se Indonesia?
Alamak, kudu live di ig, biarpun pake hendpon jadul jepret jepret terus dm @minceulambemu biar ikut terkenal.
Ya amplop, ganteng banget.
Jamah aku, baaang.
Sayang khayalan mereka harus menguap begitu saja, karena si tampan kemudian tanpa ragu berbelok ke satu arah saat ia berhasil menemukan sosok yang dicarinya dari tadi. Si pemilik jilbab merah hati dengan motif bunga mawar serupa dengan bunga yang sedang dipegang oleh si ganteng yang kini semakin mempercepat langkahnya.
"A flower for you." Katanya riang seraya mengangsurkan bunga itu tepat kedepan wajah wanita muda yang kini memicingkan matanya ke arah bunga mawar, lalu wajah pria itu selama beberapa kali.
Jangan harap akan ada yang tersipu karena si tampan kemudian hanya mendapati ia sedang memegang bunga tanpa respon sama sekali dari wanita yang kini sudah tidak gadis lagi dan bersatus sebagai istrinya itu.
Ehm, sudah tidak perawan juga.
Err...apa dia harus mengaku kalau dialah yang harus bertanggung jawab karena hal itu?
Stop it Bhumi. It is a big secret and you must keep it in your mind, you jerk.
Kembali lagi pada si wanita muda yang masih menatap wajah pria tampan yang masih cengengesan, mengaku telah membuat dirinya tidak gadis lagi (walau dalam hati). Matanya terpaku pada setangkai mawar yang masih dipegang oleh pria itu.
"Kenapa cuma diliatin?" Tanya Bhumi tanpa ragu meraih tangan Wulan dan meletakkan bunga itu ke tangan kanannya yang masih berada dalam pegangan Bhumi.
"Metik kembang siapa ini? Dari taman bawah?" Tanyanya curiga.
Tawa Bhumi menyembur. Ia harus menutup mulut sebelum petugas perpustakaan menegur ulahnya.
"Suami kamu metik bunga di taman perpustakaan, seriously, Bulan?" Tanyanya takjub.
"Bhumi Prakasa Harjanto maling bunga?" Ia mengulang lagi.
"Terus ditangkep satpam dan masuk infotaintment?" Ia menambahkan sambil memandang horor padanya.
Wulan, atau nama kesayangan yang diberikan oleh suaminya, Bulan, hanya mengedikkan bahunya.
"Aneh soalnya. Tiba-tiba ngasih bunga." Balas Wulan sambil meletakkan setangkai mawar itu ke atas meja begitu saja, lalu mengalihkan lagi perhatiannya ke layar netbook, hingga membuat suami gantengnya melongo keheranan. Bunga mawarnya dianggap tidak berharga sama sekali oleh sang istri. Padahal, di belahan dunia manapun, wanita yang diberi setangkai bunga terutama oleh pria tampan, mapan dan super terkenal seperti dirinya akan terbang ke langit tujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (a new episode of Bhumi and Bulan)COMPLETED
Ficción GeneralMenikahi mantan atasan yang dulunya playboy kelas berat bukanlah pilihan seorang Kana Wulandari yang satu detik sebelum ijab qabul diucapkan, malah dikhianati oleh adik dan calon suaminya. Nasib kemudian malah membawanya menjadi istri Bhumi Prakasa...