D-Day! (Part 3)

189 30 91
                                    

19.35

Niki meremas-remas kedua tangannya yang basah. Segala perasaan bercampur aduk dalam dirinya sekarang. Excited, gugup, cemas, deg-degan, senang.. Semuanya. Niki mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, dan melihat Dinda di sampingnya sedang sibuk bicara melalui HT yang terpasang, wajahnya terlihat serius. Niki juga bisa melihat beberapa orang dengan baju dan HT yang sama dengan yang dikenakan Dinda berjalan mondar-mandir, beberapa membawa kertas dan papan di tangan, beberapa mendorong kotak-kotak besar yang sepertinya berisi properti.

Niki melirik ke depannya, ke tangga yang mengarah naik ke atas panggung. Dari sini ia bisa melihat sedikit apa yang sedang terjadi di luar sana. Niki mendengar lagu Playing with Fire milik Blackpink dinyanyikan oleh rap line, dan ia juga bisa melihat tiga sosok di atas panggung mengenakan wig, rok, dan mantel berbulu.

Niki sedikit menyesal juga tidak bisa melihat penampilan spesial itu bersama Kiran dan Farrel. Pasti lucu banget. Tapi Niki buru-buru menggelengkan kepalanya, mengingat ia sedang berada di backstage bersama salah satu crew... dan sebentar lagi ia akan naik panggung, bertemu BTOB langsung.

Niki bergidik, masih susah mempercayai ini semua. Lagi-lagi ia melirik Dinda yang masih sibuk sendiri.

"Eung.. mbak? Eh, kak Dinda? Eh.." Niki bingung. Dinda mendongak dan tersenyum manis.

"Gimana?"

"Eh.. Ini beneran ya.. kak?" tanya Niki akhirnya memutuskan menggunakan panggilan itu. Dinda tertawa kecil.

"Beneran. Udah sampe disini lho, masa masih nggak percaya aja," kata Dinda, matanya kembali melirik papan berisi kertas-kertas di tangannya. Sepertinya itu kertas berisi rundown konser.

"Hehe, iya ya kak. Tapi kok.. bisa sih..? Maksudnya, kok.. aku?" Niki menggaruk tengkuknya. "Emang milihnya berdasarkan apa, kak?"

"Berdasarkan iseng aja," jawab Dinda membuat mata Niki membulat.

"Ha?"

Dinda tertawa lagi. "Emang dipilihnya secara acak. Tadinya kita mau ke Yellow section supaya lebih mudah pemilihannya karena disana kan seated, lebih gampang milih randomnya. Tinggal sebut nomornya aja. Tapi.."

Dinda menggantung kalimatnya dan tersenyum lembut. Niki menunggu dengan was-was.

"..tapi tadi ada satu crew kita yang nggak sengaja lihat kamu nangis waktu sesi talking. Ketika yang lain heboh teriak-teriak dan sibuk ngangkat lightstick, kamu cuma diem terus nangis sambil senyum. Dia langsung bilang ke aku dan nyuruh aku untuk ambil kamu aja jadi lucky fans. Gitu," tutup Dinda.

Niki melongo. Gara-gara itu doang?

"Gara-gara itu kak? Serius? Karena aku nangis?"

Dinda mengangguk. "Crew itu bilang gini ke aku, 'Din, lo ambil aja anak yang di Blue section itu, tadi dia nangis sambil senyum waktu BTOB mulai ngomong. Gue yakin nggak salah pilih.' Dan waktu aku nyamperin kamu, aku lihat kamu ngedengerin Stand by Me sambil menghayati banget. Aku juga jadi yakin... kalau kamu punya cerita."

"Cerita?" tanya Niki makin bingung. "Cerita apa? Maksudnya?"

Dinda melirik jam di tangannya dan berbicara sebentar ke HTnya. "Talking, 5 menit lagi fans masuk. Translator ready? Over."

Bunyi gemerisik yang menjawab pertanyaan Dinda dari HT itu tidak terdengar jelas oleh Niki. Tapi Dinda mengangguk dan kembali menatap Niki, matanya fokus.

"Oke, kita briefing sebentar ya, Niki. Aku harap ketika nanti kamu naik ke stage, tolong jangan memulai kontak fisik dengan member jika dari mereka tidak ada yang memulai lebih dulu. Ditahan ya. Bisa?"

D-Day! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang